Laporkan Masalah

Analisis Peran dan Kinerja Tenaga Penggerak Masyarakat (Kader Posyandu, Kader PKK, dan KPM) dalam Penanganan Stunting di Kelurahan Margoagung, Kecamatan Seyegan, Sleman

Satria Perdana, Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes., Yayuk Hartriyanti, SKM,. M.Kes., Maria Wigati, S.Gz., MPH

2023 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar Belakang: Suatu daerah dapat dikatakan stunting apabila prevalesi stunting tidak lebih dari 20% mnenurut WHO. Provinsi DIY, menepati urutan lima terbawah prevalensi stunting menurut SSGI pada tahun 2022 dengan persentase sebesar 16,3?n di kabupaten Sleman sebesar 15%. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah setempat untung menekan kejadian stunting yang salah satunya adalah dengan melaksanakan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Kehadiran kader Posyandu, kader PKK, dan KPM pada lingkup masyarakat diharapkan mampu membantu pemerintah setempat dalam menekan kejadian stunting terutama di daerah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran dan kinerja kader Posyandu, Kader PKK, dan KPM serta bagaimana kolaborasi ketiganya dalam penanganan stunting di  daerahnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di Kelurahan Margoagung, Seyegan, Sleman, DIY. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam, observasi kegiatan, dan studi dokumen. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil: Kader Posyandu, kader PKK, dan KPM pada dalam penanganan stunting telah memiliki tugas dan peran masing-masing. Kolaborasi ketiga kader ditunjukan dengan kader PKK sebagai penyebarluas informasi dari puskesmas ke masyarakat, kader Posyandu sebagai pelaksana kegiatan, dan KPM sebagai pendataan dan pencatatan. Meskipun, kolaborasi yang dilakukan sudah bagus, kader masih merasa terbebani dengan intensitas pekerjaan yang diterima. Hal ini dapat terjadi karena kader yang merangkap jabatan menjadi kader lainnya, karena kader sendiri kekurangan sumber daya manusia sehingga menyebabkan ketidakefektifan kinerja kader dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kesimpulan: Analisis Kinerja dengan teori model IPO menunjukan bahwa terdapat hubungan antara komponen variabel input dengan proses, proses dengan output, dan input dengan output dan sebaliknya. Hal ini terlihat dari bagaimana kekurangan sumber daya kader yang menyebabkan ketidakefektifan kinerja kader dalam melaksanakan tugasnya meskipun kolaborasi ketiganya sudah tergolong cukup baik.

Background: According to WHO, an area is considered stunted if the prevalence of stunting is more than 20%. DIY province has a stunting rate of 16.3% in 2022, according to SSGI, while Sleman district has a prevalence of 15%. The local government has made many efforts to lower the incidence of stunting, one of which is by adopting specific nutrition interventions and sensitive nutrition interventions. The presence of Posyandu cadres, PKK cadres, and KPM in the community is expected to assist the local government in reducing stunting, particularly in the specific areas. The purpose of this study was to determine the role and performance of Posyandu cadres, PKK cadres, and KPM cadres, as well as how the three of them collaborate in dealing with stunting in their respective regions. Method: A case study research with a qualitative design was conducted in Margoagung Village, Seyegan, Sleman, DIY. Focus group discussion, in-depth interviews, observations activity, and document studies were used to collect data. Purposive sampling technique were used to pick informants. Result: Posyandu cadres, PKK cadres, and KPM cadres each have their own obligations and functions in dealing with stunting. PKK cadres served as disseminators of information from the community health center to the community, Posyandu cadres as activity implementers, and KPM as data collectors and record keepers. Even though the teamwork was positive, cadres were nevertheless overwhelmed by the volume of work they were assigned. This might occur because cadres that occupy concurrent roles are include in other cadres too and because cadres lack human resources, causing cadres to be ineffective in carrying out their tasks and activities. Conclusion: Using the IPO model theory, performance analysis reveals that there is a relationship between the input variable components and the process, process and output, input and output, and vice versa. This can be evident in the shortage of cadre resources, which leads cadres' performance to be ineffectual in carrying out their duties despite the three's good collaboration.

Kata Kunci : Kader Posyandu, PKK, KPM, Kinerja, Kolaborasi, Peran

  1. S1-2023-445246-abstract.pdf  
  2. S1-2023-445246-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-445246-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-445246-title.pdf