ANALISIS PROSES PERENCANAAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (Studi Kasus Di Desa Cileuya Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan)
DENY RUSDIANTO, Ir. San Afri Awang, M.Sc
2005 | Skripsi | S1 KEHUTANANDegradasi sumberdaya hutan yang terjadi di Kabupaten Kuningan menuntut adanya perubahan (rekonseptualisasi) pengelolaan hutan untuk kemudian melahirkan konsep Pengelolaan Rutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kemudian konsep ini diimplementasikan di Desa Cileuya dengan melakukan proses perencanaan PHBM. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui tahapantahapan proses perencanaan PHBM, mengidentifikasi pihak yang terlibat terutama partisipasi masyarakat dan mengidentifikasi dampak dan atau respon dari proses perencanaan yang telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan metode wawancara dan dengan bantuan panduan wawancara. Sementara itu, pemilihan respondennya menggunakan snowball sampling dan redundancy untuk kemudian dilakukan interpretasi dan pemaknaan terhadap kasus yang ditemui. Adapun tahapan-tahapan dalam proses perencanaan PHBM di Desa Cileuya adalah eksplorasi masyarakat dan sosialisasi PHBM, lokakarya desa, pembentukan forum, pemetaan partisipatif, pendataan penggarap, pembentukan KTH, dan membangun kesepakatan. Secara umum di dalam proses tersebut, partisipasi masyarakat masih dalam konteks keterwakilan belum pada partisipasi aktif karena masih adanya dominasi dari elit desa atau tokoh masyarakat bahkan dalam membangun kesepakatan, Perhutani nampak mendominasi. Sementara itu, pihak-pihak yang terlibat adalah Perhutani dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan meskipun hanya formalitas, masyarakat meliputi penggarap, tokoh masyarakat dan pemerintah desa sedangkan LSM Kanopi dibantu oleh LSM Latin sebagai fasilitator. Respon yang berkembang pasca kesepakatan adalah adanya inkonsistensi Perhutani dalam melaksanakan kesepakatan dan masih adanya ketergantungan masyarakat pada pihak luar. Kondisi ini menyebabkan pelaksanaan PHBM di Desa Cileuya kurang dapat berkembang secara dinamis.
Degradation of forest resource those happened in Kuningan regency demanding a changing in forestry management (reconceptualization) in tum emerge concept of Community Sharing Forest Management (PHBM). Then this concept is implemented in Cileuya Village by perform PHBM planning process. This study attempt to understand stages in PHBM planning process, to identify main participant those are involved especia11y community participation and to identify impact or response of performed planning process. Method those are used in case study is interview method and with interview guiding help. Beside, respondent selection by use snowba11 sampling and redundance then interpreted and give significance toward encounter cases. Whereas stages in PHBM planning process in Cileuya village is community exploration and socialization of PHBM, village simposium, forum formation, participative mapping, worker data collection, KTH formation, and building agreement. Generally, in the process, community participation in representation context did not occur active participation yet because there was village elite or public figure dominate. Whereas, those are involved are Perhutani and Forestry and Plantation Office although only formality, community include worker, community figure and village goverment whereas NGO kanopi is aided by NGO Latin as facilitator. Response those were developed after agreement is inconsistency of Perhutani in perform of the agreement and the dependence of community to external party. This condition cause PHBM implementation in Cileuya Village underdeveloped dinamically.
Kata Kunci : PHBM, Perencanaan, Partisipasi