Laporkan Masalah

Realisme Magis dalam Novel Wuni: Sebuah Legenda Tanah Jawa Karya Ersta Andantino

Septriana Parlianti, Prof. Dr. Faruk, S.U.

2023 | Tesis | S2 Sastra

Tesis ini membahas mengenai mitos pesugihan dalam novel Wuni: Sebuah Legenda Tanah Jawa karya Ersta Andantino. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan struktur realisme magis, posisi struktural pesugihan, dan faktor ekonomi, sosial, serta budaya yang memengaruhi struktur realisme magis dan posisi struktural pesugihan. Penelitian ini menggunakan teori realisme magis Wendy B. Faris tentang lima elemen karakteristik realisme magis, yaitu irreducible element (elemen yang tidak dapat tereduksi), phenomenal world (dunia yang fenomenal), unsettling doubts (keraguan yang tidak terselesaikan), merging reamls (penggabungan dua dunia), dan disruption time, space and identity (gangguan terhadap waktu, ruang, dan identitas). 

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka dan metode analisis data dilakukan dengan metode tekstual. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa novel Wuni: Sebuah Legenda Tanah Jawa memenuhi kelima elemen realisme magis yang diungkapkan Wendy B. Faris. Elemen magis novel ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu magis hitam (black magic) dan magis putih (white magic). Magis hitam dipandang sebagai sesuatu yang negatif, sedangkan magis putih dipandang sebagai sesuatu yang positif. Pandangan tersebut membuat posisi elemen magis menjadi tidak setara dengan elemen yang nyata atau realistiknya. Ketimpangan tersebut membuat novel ini tidak dapat dianggap sebagai sebuah karya realisme magis sepenuhnya. Jika dilihat dari strukturnya, novel ini lebih cenderung termasuk ke dalam karya realis dengan penerimaan hanya sebagian dari unsur magis. Novel ini memunculkan pesugihan sebagai suatu hal yang positif sekaligus negatif. Hal ini menyebabkan posisi pesugihan menjadi mendua karena posisi pesugihan tidak sepenuhnya negatif. Struktur realisme magis yang timpang dari novel ini berhubungan dengan konteks modernisasi, khususnya pembangunan ekonomi di Indonesia. Karena persoalan ekonomi merupakan persoalan yang nyata, yang dapat dihitung secara positif, empirik, dan rasional, novel ini menjadi lebih realistik daripada magis. Akan tetapi, karena pembangunan ekonomi dengan model kapitalis yang empirik dan rasional itu menimbulkan ketidakmerataan akses masyarakat terhadap sumber-sumber ekonomi, novel ini tetap membutuhkan adanya intervensi kekuatan magis, yaitu pesugihan. 

This thesis explores the myth of pesugihan depicted in the novel Wuni: Sebuah Legenda Tanah Jawa by Ersta Andantino. The objective of this study is to describe the structure of magical realism, the structural position of pesugihan, and the economic, social, and cultural factors that influence the structure of magical realism and the structural position of pesugihan. Wendy B. Faris’s theory of magical realism, which identifies five characteristic elements of magical realism, is used as the framework. These elements include irreducible elements, the phenomenal world, unsettling doubts, merging realms, and disruption of time, space, and identity.

In this study, the data collection method used is the literature study technique, and the data analysis method is conducted using textual analysis. Based on the research findings, it is found that the novel Wuni: Sebuah Legenda Tanah Jawa successfully meets all five elements of magical realism as defined by Wendy B. Faris. The magical elements in this novel are categorized into two types: black magic and white magic, with black magic being portrayed negatively and white magic positively. This creates an imbalance between the magical and realistic elements. This imbalance prevents the novel from being considered purely magical realism. When examining its structure, the novel leans more towards realism with only partial acceptance of magical elements. The novel portrays pesugihan as having both positive and negative aspects, which leads to a dualistic portrayal of it. This is because pesugihan is not entirely negative. The imbalance structure of magical realism in this novel is related to the context of modernization, especially economic development in Indonesia. Economic issues are tangible and can be measured positively, empirically, and rationally. This makes the novel appear more realistic than magical. However, due to the uneven access to economic resources for the population under an empirical and rational capitalist model of economic development, the novel still requires the intervention of magical forces, namely pesugihan.

Kata Kunci : budaya Jawa, mitos, pesugihan, realisme magis, Wendy B. Faris

  1. S2-2023-486179-abstract.pdf  
  2. S2-2023-486179-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-486179-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-486179-title.pdf