Laporkan Masalah

Perbandingan Sudut ANB dan W Antara Laki-laki dan Perempuan Pada Relasi Skeletal Kelas I, II, dan III Orang Indonesia

Ewalda Gendista Rosina Pontus, drg. Christnawati, M.Kes., Sp. Ort (K); Dr.drg. Sri Suparwitri, SU., Sp. Ort (K)

2023 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Ketepatan dalam menegakkan diagnosis maloklusi merupakan hal penting dalam penentuan rencana perawatan ortodonti. Sudut W merupakan metode terbaru untuk menegakkan diagnosis maloklusi skeletal karena menggunakan titik yang stabil, selain sudut ANB yang sering digunakan. Laki-laki mempunyai dimensi vertikal dan sagital yang lebih besar daripada Perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara sudut ANB dan W antara laki-laki dan perempuan pada maloklusi skeletal kelas I, II, dan III orang Indonesia.

Penelitian cross sectional ini dilakukan pada 60 sefalogram lateral orang Indonesia yang terdiri dari 38 laki-laki dan 22 perempuan. Kriteria subjek penelitian yaitu usia 18 – 25 tahun, gigi sudah erupsi sempurna hingga molar kedua permanen, tidak mempunyai malformasi kraniofasial, celah pada bibir dan palatal, wajah yang asimetris, serta tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti bernapas melalui mulut, thumb sucking, tongue thrusting, dan night grinding. Pengukuran dilakukan menggunakan aplikasi DBSWIN dan dilanjutkan dengan analisis hasil menggunakan uji Mann Whitney.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) pada sudut ANB relasi skeletal kelas I dan II dan sudut W relasi skeletal kelas I dan II, namun sudut ANB dan sudut W pada relasi skeletal kelas III mempunyai perbedaan yang bermakna (p<0>

The accuracy of diagnosing a malocclusion is an important thing for treatment planning. ANB angle is a popular measurement for diagnosing skeletal malocclusion, W angle is a new measurement which uses stable points. Men have bigger vertical and sagittal dimension than women. The aim of this study is to learn about the relation between ANB and W angle between men and women of Indonesian in skeletal class I, II, and III malocclusion.

This cross sectional study was conducted on 60 Indonesian lateral cephalograms, consisting of 38 men and 22 women. The criterias of the subject are 18 – 25 years old, had a complete permanent teeth until secondary permanent molar, has no craniofacial malformations, lip and palatal cleft, asymmetrical face, and didn’t have bad habits such as mouth breathing, thumb sucking, tongue thrusting, and night grinding. Data were measured by DBSWIN and analyzed by Mann Whitney test.

The result showed that there was no significant difference (p>0,05) in the ANB angle of skeletal class I and II relations, and the W angle of skeletal class I and II relations, but the ANB angle and W angle in class III skeletal relation had a significant difference (p<0>

Kata Kunci : sudut ANB, sudut W, maloklusi skeletal, orang Indonesia, sefalogram lateral

  1. S1-2023-445368-abstract.pdf  
  2. S1-2023-445368-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-445368-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-445368-title.pdf