Laporkan Masalah

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Literasi (Studi Kampung Literasi Selamat (KALISE) di Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak)

Winda Aulia Saputri, Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si

2023 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Rendahnya tingkat literasi masyarakat tentu dapat berpengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan mereka. Tingkat literasi yang rendah di Kalimantan Barat membuat berdirinya sebuah Kampung Literasi bernama Kampung Literasi Selamat (KALISE) di Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kota Pontianak yang diinisiasi oleh seorang pegiat literasi. KALISE menjadi wadah untuk memberdayakan masyarakat sekitar dalam meningkatkan pengetahuan, informasi, dan keterampilan yang memadai melalui kegiatan-kegiatan yang berfokus pada 6 komponen literasi dasar. Penelitian ini berusaha untuk memahami terkait praktik dan hasil pemberdayaan masyarakat yang dijalankan oleh KALISE melalui kegiatan berbasis literasi.

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah konsep pemberdayaan masyarakat dan konsep implementasi kebijakan untuk menganalisis temuan data di lapangan. Konsep pemberdayaan masyarakat digunakan untuk melihat bagaimana proses pemberdayaan dilakukan oleh KALISE pada praktiknya. Sedangkan, konsep implementasi kebijakan digunakan untuk melihat hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Kampung Literasi Selamat (KALISE). Kemudian, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah pengurus dan relawan KALISE, pemerintah setempat, dan masyarakat yang menerima manfaat dari KALISE. Penentuan informan tersebut menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi agar data yang disajikan valid. 

Hasil penelitian diketahui bahwa pemberdayaan oleh KALISE dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang berfokus pada 6 komponen literasi, yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, TIK, dan kebudayaan dan kewarganegaraan. Dalam prosesnya, pemberdayaan dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu tahapan penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan tahap pendayaan. Pada tahap penyadaran dilakukan sosialisasi untuk memberikan kesadaran dan motivasi pada masyarakat untuk dapat berubah ke kondisi yang lebih baik. Tahap pengkapasitasan dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan keterampilan yang mampu menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat. Tahap pendayaan dilakukan dengan memberikan akses pemasaran pada masyarakat untuk bisa memasarkan produknya secara lebih luas dan mendorong masyarakat untuk menghasilkan pendapatan dari keterampilan yang dimiliki. Selain itu, beberapa pelaku usaha diberikan bantuan dana kemandirian untuk lebih mengembangkan usahanya. Kemudian, keberhasilan implementasi KALISE dapat dilihat dari perspektif pemberdayaan dan implementasi kebijakan. Dimana, dari keempat aspek yang mempengaruhi keberhasilan implementasi program, terdapat dua aspek yang masih kurang maksimal, yaitu sumber daya dan struktur birokrasi. Namun, hal itu tidak menutup keberhasilan KALISE mencapai tujuan program dan hasil pemberdayaan yang diharapkan. Hal ini didukung oleh faktor lain, yaitu adanya upaya yang terus dilakukan untuk menutupi kekurangan tersebut, peran ketua dan pendamping kompeten mengelola KALISE, dukungan stakeholders dan masyarakat yang ikut terlibat dalam beberapa pelaksanaan kegiatan pemberdayaan di KALISE. 

The low literacy rate of the community can certainly affect various aspects of their lives. The low literacy rate in West Kalimantan led to the establishment of a literacy village called Kampung Literasi Selamat (KALISE) in Sungai Jawi Dalam Village, Pontianak City, which was initiated by a literacy activist. KALISE is a forum to empower the surrounding community to improve adequate knowledge, information and skills through activities that focus on 6 basic literacy components. This research seeks to understand the practices and outcomes of KALISE's community empowerment run by KALISE through literacy-based activities. 

The concepts used in this research are the concept of community empowerment and the concept of policy implementation to analyze the data findings in the field. The concept of community empowerment is used to see how the empowerment process is carried out by KALISE in practice. Meanwhile, the concept of policy implementation is used to see the things that influence the successful implementation of Kampung Literasi Selamat (KALISE). Then, the method used is a qualitative research method with a descriptive approach. The informants in this study were KALISE administrators and volunteers, the local government, and the community that benefited from KALISE. The informants were identified using purposive and snowball sampling techniques. The data collected in this study used observation, interview, and documentation techniques. Triangulation techniques were used to test the validity of the data so that the data presented was valid. 

The results showed that empowerment through KALISE is achieved by increasing community knowledge and skills through activities that focus on 6 literacy components, namely literacy in reading and writing, numeracy, science, finance, Information and Communication Technology, and culture and citizenship. In the process, empowerment is carried out through 3 stages, namely the awareness stage, the capacity stage, and the empowerment stage. In the awareness stage, socialization is carried out to make the community aware and motivated to change for the better. The capacity building stage is carried out through various skills training activities that can create economic opportunities for the community. The empowerment stage is carried out by providing the community with marketing access to market their products more widely and to encourage the community to generate income from the skills they have. In addition, some entrepreneurs have been provided with self-reliance funds to further develop their businesses. Then, the successful implementation of KALISE can be seen from the perspective of empowerment and policy implementation. Of the four aspects that influence the success of programme implementation, there are two aspects that are still not maximised, which are resources and bureaucratic structure. However, this does not preclude KALISE from achieving the expected programme objectives and empowerment outcomes. This is supported by other factors, namely the efforts that continue to be made to address these shortcomings, the role of the chairperson and assistants who are competent in managing KALISE, the support of related stakeholders and the community who are involved in various empowerment activities in KALISE.

Kata Kunci : kampung literasi, literasi, pemberdayaan masyarakat, implementasi kebijakan

  1. S1-2023-440181-abstract.pdf  
  2. S1-2023-440181-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-440181-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-440181-title.pdf