Optimasi Produksi L-asparaginase dari Jamur yang Diisolasi dari Tanah
INDAH KURNIAWATI, apt. Purwanto, M.Sc., Ph.D.; Dr. apt. Indah Purwantini, M.Si.
2023 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi
L-asparaginase banyak dihasilkan oleh bakteri, jamur, dan juga
tanaman. Penggunaan jamur sebagai sumber enzim ini memiliki keuntungan, yaitu menghasilkan enzim ekstraseluler dalam
jumlah tinggi, yang mudah diekskresi dan dimurnikan, sehingga dapat menjadi sumber L-asparaginase yang ideal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur
yang berasal dari tanah yang dapat memproduksi L-asparaginase dan mengoptimasi ekspresi L-asparaginase melalui optimasi statistik dengan sumber nitrogen dan karbon pada proses
fermentasinya.
Isolat jamur yang mampu menghasilkan
L-asparaginase diisolasi dari tanah. Produksi L-asparaginase dipelajari dalam fermentasi
terendam menggunakan rotary shaker dengan kecepatan 120 rpm selama 8-10
hari pada suhu ruang. Desain eksperimen berbasis statistik diterapkan untuk meningkatkan
produksi L-asparaginase yaitu dengan kombinasi sumber karbon dan nitrogen (glukosa dan amonium sulfat;
sukrosa dan amonium sulfat; glukosa, pepton dan yeast ekstrak; sukrosa, pepton,
dan yeast ekstrak). Aktivitas L-asparaginase dievaluasi
secara kuantitatif dengan memperkirakan jumlah amonia yang dibebaskan dari
L-asparagin menggunakan reagen Nessler. Hasil dianalisis dengan menggunakan design expert dan SPSS.
Dalam penelitian ini, terdapat dua belas isolat jamur yang diperoleh dari tanah yang dikumpulkan dari berbagai
daerah Yogyakarta. Dari dua belas isolat jamur terdapat tujuh isolat yang mampu
memerahkan media, yaitu PB1, PB2, PRB1, PB4, PB3, PRGK2 dan PGK1, kemudian dipilih
satu isolat jamur yang paling memerahkan media yaitu PRGK2. Parameter nutrisi
sumber karbon dan sumber nitrogen dioptimalkan untuk meningkatkan produksi
L-asparaginase oleh PRGK2. Sukrosa dan amonium sulfat ditemukan efektif untuk
menghasilkan L-asparaginase yang lebih tinggi dalam media Potato Dextrose Broth
(PDB). Sukrosa pada
konsentrasi 20 g/L dan amonium sulfat pada konsentrasi 5,869 g/L menunjukkan
aktivitas L-asparaginase maksimal yaitu 2,02 U/ml. Produksi L-asparaginase maksimum
dihasilkan pada hari keempat melalui optimasi dengan peningkatan dua kali lipat
dibandingkan dengan kontrol.
L-asparaginase is produced by
bacteria, fungi, and plants. The advantage of using fungi as a source of this
enzyme is that they produce high amounts of extracellular enzymes, which are
easily excreted and purified, so they can be an ideal source of
L-asparaginase. Therefore, this study
aims to isolate soil-derived fungi that can produce L-asparaginase and optimize
L-asparaginase expression through statistical optimization with nitrogen and
carbon sources in the fermentation process.
Fungi isolates capable of producing
L-asparaginase were isolated from the soil. L-asparaginase production was
studied in submerged fermentation using a rotary shaker at 120 rpm for 8-10
days at room temperature. A statistical-based experimental design was applied to
increase the production of L-asparaginase with a combination of carbon and
nitrogen sources (glucose and ammonium sulfate; sucrose and ammonium sulfate;
glucose, peptone, and yeast extract; sucrose, peptone, and yeast extract).
L-asparaginase activity was evaluated quantitatively by estimating the amount
of ammonia released from L-asparagine using Nessler's reagent. The results were
analyzed using design expert and SPSS.
In this study, there were twelve
fungi isolates obtained from soil collected from various areas of Yogyakarta.
Of the twelve fungi isolates, seven isolates were able to redden the media,
namely PB1, PB2, PRB1, PB4, PB3, PRGK2, and PGK1. Then one fungi isolate that
reddened the media the most, namely PRGK2. The nutritional parameters of the
carbon source and nitrogen source were optimized to increase L-asparaginase
production by PRGK2. Sucrose and ammonium sulfate were found to be effective in
producing higher L-asparaginase in the Potato Dextrose Broth (PDB) medium.
Sucrose at a concentration of 20 g/L and ammonium sulfate at a concentration of
5.869 g/L showed maximum L-asparaginase activity of 2.02 U/ml. Maximum
production of L-asparaginase was generated on the fourth day through
optimization with a two-fold increase compared to the control.
Kata Kunci : L-asparaginase, jamur, tanah, karbon, nitrogen