Peran UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) dalam Menangani Masalah Statelessness Etnis Rohingya di Indonesia (Studi Kasus: Kota Pekanbaru)
Angela Rias Faustine Diningrum, Dr. Dafri Agussalim, M.A.
2023 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan Internasional
Keadaan tanpa kewarganegaraan adalah hal yang sudah menjadi masalah global selama bertahun-tahun, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti migrasi, diskriminasi, konflik, denasionalisasi, statelessness at birth, conflict in laws, maupun state dissolution. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran UNHCR Indonesia di kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di kota Riau, Pekanbaru dengan melakukan wawancara dengan beberapa pihak seperti para pengungsi, UNHCR, IOM, dan Pemda Riau. Penelitian ini menggunakan teori organisasi internasional, dimana organisasi internasional merupakan aktor kuat dalam politik dunia yang dapat menyelesaikan permasalahan dunia dengan menyediakan platform untuk berkolaborasi antar negara. Sebagai alat untuk menganalisa peran organisasi internasional, terdapat 3 peran utama organisasi internasional, yaitu sebagai instrumen, sebagai arena, dan sebagai aktor independen.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa UNHCR Indonesia dianggap berhasil menjalankan 3 peran utamanya, walaupun Indonesia bukan merupakan negara yang meratifikasi perjanjian hukum internasional seperti Konvensi 1951 tentang status pengungsi, Konvensi 1954 tentang status orang-orang tanpa kewarganegaraan, dan Konvensi 1961 tentang pengurangan keadaan tanpa kewarganegaraan. Indonesia turut antusias membantu para pengungsi karena Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, Indonesia juga menganut asas non refoulement, dan ditambah lagi dengan identitas Rohingya sebagai umat muslim dan Indonesia yang merupakan negara mayoritas Islam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa UNHCR Indonesia dianggap berhasil karena mampu mengirim lebih dari 1% pengungsi untuk diresettle. Pengungsi Rohingya juga mendapatkan hak-hak dasar seperti pendidikan, tempat tinggal yang layak, dan bahkan uang saku dari UNHCR. UNHCR juga menjadi arena untuk berdialog dan bekerjasama sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat agar masyarakat di Pekanbaru mengetahui keberadaan para pengungsi. UNHCR diawasi oleh IGO untuk memastikan bahwa manajemen eksekutif dan badan tata Kelola UNHCR mematuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Pengawasan UNHCR sebagai organisasi internasional juga dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi penipuan dan pelanggaran. Oleh karena itu, UNHCR telah menjalani perannya sebagai instrumen, arena, dan aktor independen di Pekanbaru dengan efektif.
Statelessness has been a global issue for many years, caused by several factors such as migration, discrimination, conflicts, denationalization, statelessness at birth, conflict in laws, and state dissolution. The aim of this research is to examine the role of UNHCR Indonesia in Pekanbaru. This research was conducted in Pekanbaru by interviewing various parties such as refugees, UNHCR, IOM, and the local government of Riau. This research uses international organization theory, where international organizations are powerful actors in world politics that can address global issues by providing a platform for collaboration between countries. As a tool to analyze the role of international organizations, there are 3 main roles of international organizations: as instrument, as arena, and as independent actor.
The results of this research indicate that UNHCR Indonesia is considered successful in carrying out its 3 main roles, even though Indonesia did not ratify international conventions such as the 1951 Convention on the status of refugees, the 1954 Convention on the status of stateless people, and the 1961 Convention on the reduction of statelessness. Indonesia is enthusiastic to help refugees because Indonesia is a country that upholds human rights, Indonesia also adheres to non-refoulement principle, and furthermore, considers Rohingya's identity as muslims where Indonesia is a Muslim-majority country.
This research shows that UNHCR Indonesia is considered successful because it has been able to facilitate the resettlement of more than 1% of refugees. Rohingya refugees also get basic rights such as education, decent housing, and financial support from UNHCR. UNHCR serves as an arena for dialogue and cooperation, as a form of education for the community so that people in Pekanbaru know about the presence and situation of the refugees. UNHCR is supervised by the IGO to ensure that UNHCR's executive management and Governance bodies comply with established policies and procedures. UNHCR supervision as an international organization is also carried out to prevent and detect fraud and violations. Therefore, UNHCR has effectively fulfilled its roles as an instrument, an arena, and an independent actor in Pekanbaru.
Kata Kunci : UNHCR, organisasi internasional, pengungsi, statelessness