Laporkan Masalah

Kajian Kearifan Lokal Suku Osing dalam Konservasi Lingkungan Mata Air di Desa Kampunganyar dan Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi

Angga Brilyan Wibisono, Dr. Agus Joko Pitoyo, M. A. ; Prof. Dr. Muh. Aris Marfa'i, M. Sc.

2023 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Pengelolaan lingkungan harus memerhatikan keseimbangan antar komponen lingkungan, salahsatu bentuk pengelolaan adalah perlindungan. Pendekatan pengelolaan dapat melalui komponen kultural. Salahsatu komponen kultural yang berpengaruh adalah kearifan lokal. Suku Osing yang terdapat di desa Kemiren dan desa Kampunganyar menerapkan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan mata air. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik lingkungan mata air masyarakat suku Osing, mengetahui kearifan lokal masyarakat suku Osing, dan rumusan strategi pengelolaan mata air. 
Penelitian ini bersifat kualitatif. Data kultural diambil dengan metode grounded research dan studi kasus. Metode pengumpulan data abiotik yaitu metode volumetrik untuk debit air dan pengukuran langsung. Data biotik menggunakan metode kuadrat sampling untuk data vegetasi, Analisis yang dilakukan dengan pendekatan Scientific Approach and Local Wisdom Integrated Analysis yaitu memadukan antara data kultural dan pendekatan saintifik. 
Desa Kemiren dan desa Kampunganyar terletak di lereng gunungapi Ijen termasuk dalam  bentuklahan asal vulkanik, sehingga material vulkanik menguntungkan secara hidrologis dan tanahnya subur. Tutupan lahan dominan di desa Kampunganyar merupakan perkebunan sebesar 53?n desa Kemiren adalah sawah sebesar 92%, sehingga masyarakat kedua desa merupakan masyarakat subsisten. Kedua desa memiliki kelerengan dominan 15-25%. Kondisi vegetasi di sekitar lingkungan mata air memiliki keanekaragaman yang rendah. Mata air di kedua desa merupakan perennial spring dan termasuk dalam artesian spring dan fracture spring, dengan kelas debit III hingga V dalam debit kelas Meinzer. Kondisi mata air baik dan air layak dikonsumsi. Air merupakan memiliki arti penting dalam ritual suku Osing. Bentuk kearifan lokal suku Osing dalam menjaga mata air yaitu berupa slametan sumber, rebo wekasan, slametan kebon, larangan, mitos, dan nilai yang masih diyakini. Kearifan lokal tersebut terbukti mampu menjaga mata air. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan adalah revitalisasi mata air. Inisiasi Pemerintah Kabupaten dengan festival mata air juga menjadi strategi pengelolaan mata air. Komunitas-komunitas berbasis adat yang memberikan pengetahuan budaya secara terus menerus pada generasi selanjutnya agar konservasi lingkungan mata air tetap dilakukan.

Environmental management requires balance between environmental components. The management approach can be through a cultural component such as local wisdom. The Osing tribe in Kemiren village and Kampunganyar village use local wisdom in managing the spring environment. This research aims to identify the environmental characteristics of the springs of the Osing tribe community, to understand the local wisdom of the Osing tribe community, and to formulate spring management strategies.
This research is qualitative. Cultural data was taken using grounded research and case study methods. Abiotic data collection methods are volumetric methods for water discharge and direct measurements. Biotic data uses a quadratic sampling method for vegetation data. The analysis is using the Scientific Approach and Local Wisdom Integrated Analysis approach, which combines cultural data and a scientific approach.
Kemiren village and Kampunganyar village are located on the slopes of the Ijen volcano so the volcanic material has  hydrological advantage and the soil is fertile. The dominant land cover in Kampunganyar village is plantations at 53% and Kemiren village is rice fields at 92%, so that the people of both villages are subsistence communities. Both villages have a dominant slope of 15-25%. The vegetation conditions around the spring environment have low diversity. The springs in both villages are perennial springs and included in the artesian and fracture spring, with discharge classes III to V in the Meinzer class discharge. The condition of the springs is good and suitable for consumption. Water has an important meaning in the Osing tribe rituals. The local wisdom of the Osing tribe in protecting springs is in the form of source slametan, rebo wekasan, kebon slametan, prohibitions, myths and values. This local wisdom has proven to be able to protect springs. The management strategy that can be implemented is spring revitalization. The Regency Government's initiation of a spring festival is also a spring management strategy. Custom-based communities provide continuous cultural knowledge to the next generation so that spring environmental conservation continues.

Kata Kunci : konservasi, lingkungan mata air, kearifan lokal, suku Osing

  1. S2-2023-449940-abstract.pdf  
  2. S2-2023-449940-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-449940-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-449940-title.pdf