PERANCANGAN SPIRAL PLATE HEAT EXCHANGER UNTUK PEMANFAATAN BRINE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Shata Pramudya Ananda, Dr. Ir. Khasani, S.T., M.Eng., IPM., ASEAN Eng.
2023 | Skripsi | TEKNIK MESIN
Fluida yang dihasilkan dari
reservoir dalam sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi berbentuk 2
fasa yaitu gas dan cair. Pada lapangan panas bumi, fasa gas dan cair dipisahkan
dengan menggunakan separator. Fasa gas yang berbentuk uap digunakan
untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan listrik, sedangkan fasa cair merupakan hasil pemisahan
yang disebut dengan brine diinjeksikan kembali ke dalam reservoir.
Brine hasil pemisahan masih memiliki energi panas berkisar 160 ?, akan sangat bermanfaat sekali apabila brine
yang dianggap waste heat tersebut dapat dioptimalkan dengan diambil
energi panasnya. Dengan demikian, untuk mengekstrak panas yang terkandung dalam
brine diperlukan teknologi alat penukar kalor dengan menggunakan air
permukaan (ground water) sebagai media pembawa panas yang selanjutnya
media ini yang akan dimanfaatkan.
Proses perancangan alat
penukar kalor diawali dengan pemilihan jenis alat penukar kalor yang sesuai
dengan kondisi lapangan dan dilanjutkan perancangan komponenya. Kadar silica
yang terkandung dalam brine menyebabkan terjadinya scaling
pada alat penukar kalor. Sehingga, untuk mengatasi masalah scaling tersebut
digunakan alat penukar kalor yang mudah untuk di-maintenance dalam
pengoperasiannya. Perancangan alat penukar kalor dimulai dari perhitungan
analitis mekanika fluida dan termalnya, selanjutnya dilakukan perancangan komponen
mekanikalnya.
Dari perancangan alat
penukar kalor diperoleh alat penukar kalor berjenis spiral plate heat
exchanger dengan tipe counter flow. Dimensi alat penukar kalor
terdiri dari diameter luar shell 559 mm, diameter spiral 543 mm
dan jumlah putaran spiral 10. Pada variasi mass flow rate
berturut-turut dari nilai 0,5 kg/s, 1 kg/s, 1,5 kg/s, 2 kg/s, dan 2,5 kg/s
memiliki nilai efektivitas sebesar 76,5 %, 72,1 %, 68,9 %, 66,2 %, dan 64 %.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa aliran laminar yang terjadi pada variasi
1, 2 dan 3 di dalam heat exchanger memiliki nilai efektivitas yang lebih tinggi
dibandingkan aliran turbulen pada variasi 4 dan 5. Dari hasil perhitungan
analitis disimpulkan bahwa mass flow rate mempengaruhi total laju
perpindahan panas, efektivitas dan pressure drop yang terjadi pada alat
penukar kalor.
The fluid produced from the reservoir in
the geothermal power plant system is in the form of 2 phases, namely gas and
liquid. In the geothermal field, the gas and liquid phases are separated using
a separator. The gas phase in the form of steam is used to drive turbines to
generate electricity, while the liquid phase is the result of separation called
brine injected back into the reservoir. The brine from the separation still has
heat energy around 160?, it would be very beneficial if the brine which is
considered waste heat can be optimized by taking its heat energy. Thus, to
extract the heat contained in the brine, heat exchanger technology is needed
using surface water (ground water) as a heat carrier medium which will then be
utilized.
The heat exchanger design process begins
with the selection of the type of heat exchanger that is suitable for field
conditions and continues with the design of its components. The silica content
contained in the brine causes scaling in the heat exchanger. So, to overcome
the scaling problem, a heat exchanger is used that is easy to maintain in
operation. The design of the heat exchanger starts from analytical calculations
of fluid and thermal mechanics, then the design of its mechanical components is
carried out.
From the design of the heat exchanger, a
heat exchanger of the spiral plate heat exchanger type with a counter flow type
is obtained. The dimensions of the heat exchanger consist of a shell outside diameter
of 559 mm, a spiral diameter of 543 mm and the number of spiral rotations of
10. In the variation of mass flow rate successively from the value of 0.5 kg /
s, 1 kg / s, 1.5 kg / s, 2 kg / s, and 2.5 kg / s has an effectiveness value of
76.5%, 72.1%, 68.9%, 66.2%, and 64%. Thus it can be seen that the laminar flow
that occurs in variations 1, 2 and 3 in the heat exchanger has a higher
effectiveness value than the turbulent flow in variations 4 and 5. From the
results of analytical calculations it is concluded that the mass flow rate
affects the total heat transfer rate, effectiveness and pressure drop that
occurs in the heat exchanger.
Kata Kunci : Spiral plate heat exchanger, waste heat recovery, geothermal