Implementasi Point of Care Quality Improvement (POCQI) Untuk Meningkatkan Tata Laksana Bayi Baru Lahir pada Persalinan Seksio Sesarea
RIBKHI AMALIA PUTRI, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D.; dr. Rukmono Siswihanto, SpOG(K), MKes, MPH
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: Setiap bayi baru lahir mendapatkan perawatan neonatal esensial sebagai perawatan rutin untuk meminimalkan komplikasi yang dapat berakibat sampai kematian. Pemisahan antara ibu dan bayi baru lahir terutama pada persalinan seksio sesarea masih cukup tinggi jika dibandingkan persalinan normal. Angka seksio sesarea yang tinggi menghambat penundaan penjepitan tali pusat mminimal 30 detik, Inisiasi Menyusu Dini, dan rawat gabung segera. Model Point of Care Quality Improvement (POCQI) adalah pendekatan manajemen yang dapat digunakan petugas kesehatan untuk mengelola pasien di tingkat unit pelayanan untuk memastikan pasien menerima perawatan kesehatan yang berkualitas. POCQI memiliki kelebihan mampu memetakan permasalahan riil di unit pelayanan, mudah dikerjakan, melibatkan petugas di unit tersebut, serta menerapkan siklus Plan Do Study Act (PDSA) yang terus-menerus.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode POCQI dalam meningkatkan kualitas pelayanan bayi baru lahir dan IMD pada persalinan seksio sesarea.
Metode: Penelitian ini merupakan action research yang dilakukan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada Bulan Juni 2023. Tim melakukan langkah POCQI, termasuk di dalamnya dua siklus PDSA, dengan tim seksio sesarea sebagai subjek. Semua persalinan seksio sesarea dengan bayi aterm dimasukkan dalam pengamatan. Kriteria eksklusi ibu adalah kondisi hemodinamik tidak stabil atau ibu dalam anestesi umum. Sedangkan kriteria eksklusi bayi adalah kurang bulan, tidak bugar, kembar, dan terdapat kelainan kongenital.
Hasil: Setelah siklus PDSA I, terdapat kenaikan capaian IMD minimal 15 menit pada persalinan seksio sesarea dari 0% menjadi 53.85%, penundaan penjepitan tali pusat 30 detik dari 36.84% menjadi 76.92%, serta jarak rawat gabung ?4 jam dari 0% menjadi 53.33%. Setelah siklus PDSA II, kenaikan capaian IMD minimal 15 menit naik menjadi 81.82%%, penundaan penjepitan tali pusat 30 detik menjadi 81.82%, serta jarak rawat gabung ?4 jam menjadi 60.87%. Pada observasi sampai dengan minggu kelima, peningkatan mencapai >90% untuk ketiga indikator. Selama dilakukan perubahan tersebut, tidak ada bayi yang dilaporkan hipotermia.
Kesimpulan: Impelementasi POCQI dapat meningkatkan pelayanan bayi baru baru lahir seksio sesarea di RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Perlu PDSA berkelanjutan serta langkah untuk mempertahankan perubahan tersebut.
Background: Essenstial neonatal care has routinely done to every newborn baby to reduce neonatal complication that causing neonatal death. Separation between mother and newborn, especially during cesarean delivery, is still quite high when compared to normal delivery. The high cesarean section rate reduced the delayed umbilical cord clamping for at least 30 seconds, early breastfeeding initiation, and immediate rooming in. Point of Care Quality Improvement (POCQI) model is a management approach that health workers can use to manage patients at the service unit level to ensure the quality of health service. The advantages of POCQI methode are focus on real problems in service unit, easy to work on, involves health worker in the unit, and implements a continuous Plan Do Study Act (PDSA) cycle.
Objective: This study aims to apply the POCQI method in improving the quality essential neonatal care dan early breastfeeding in cesarean section deliveries.
Methods: This is an action research conducted at the Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih in June 2023. The team carried out POCQI steps, including two PDSA cycles with caesarean section team as the subject. All cesarean section deliveries with term babies were included in the observation. Maternal exclusion criteria were hemodynamically unstable and under general anesthesia. Meanwhile, the exclusion criteria for babies were preterm baby, not vigorous baby, twins and baby with congenital abnormalities.
Results: After the first PDSA cycle, there was an increase in early breastfeeding for at least 15 minutes in cesarean section delivery from 0% to 53.85%, delayed umbilical cord clamping for at least 30 seconds from 36.84% to 76.92%, and rooming in for ?4 hours after delivery from 0% to 53.33 %. After the second PDSA cycle, the early breastfeeding for at least 15 minutes increased to 81.82%, delayed umbilical cord clamping for at least 30 seconds increased to 81.82%, and rooming in for ?4 hours increased to 60.87%. In the observation up to the fifth week, the increase reached > 90% for all three indicators. During these changes, no infants reported hypothermia.
Conclusion: POCQI implementation can improve the essential neonatal care in caesarean section in Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih. Continuous PDSA is needed as well as steps to maintain the changes.
Kata Kunci : POCQI, Inisiasi Menyusu Dini, penundaan penjepitan tali pusat, perawatan neonatal esensial, seksio sesarea, quality improvement, PDSA, POCQI, early breastfeeding, delayed umbilical cord clamping, essential neonatal care, caesarean section, quality improve