HUBUNGAN KEJADIAN STUNTING DENGAN STATUS PERKEMBANGAN (PERSONAL SOSIAL, MOTORIK HALUS, BAHASA DAN MOTORIK KASAR) PADA ANAK ? 24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGUHAN, KABUPATEN NGAWI
Silvia Imnatika Fitchi Ichsani, Tony Arjuna, M NutDiet., PhD., AN., APD ; Dr. dr. Neti Nurani, M. Kes., Sp. A(K)
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu prioritas global. Dampak stunting mencakup banyak sektor baik jangka pendek maupun panjang. Dampak stunting dalam jangka pendek adalah perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, metabolisme tubuh yang terganggu, dan terhambatnya perkembangan anak. Sedangkan dampak dalam jangka panjang adalah berkaitan dengan kemampuan kognitif dan prestasi belajar yang menurun, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, risiko tinggi untuk munculnya penyakit tidak menular, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi (Kemenkes RI, 2019; WHO, 2013). Sebanyak 22 ?lita dunia menderita stunting (UNICEF, 2023). Berdasarkan data tersebut, jumlah kasus stunting tertinggi ada di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, prevalensi balita stunting sebesar 21,6% pada tahun 2022. Di Kabupaten Ngawi, balita stunting mencapai 28,5% pada tahun 2022. Dengan Desa Semen menjadi salah satu yang menyumbangakan balita stunting terbanyak sekabupaten Ngawi. Sedangkan penelitian yang mengkaji terkait perkembangan dan stunting belum banyak dilakukan dan belum pernah ada penelitian terkait yang dilakukan di Puskesmas Teguhan Kabupaten Ngawi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian stunting dengan status perkembangan (personal Sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar) pada anak usia ? 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Teguhan, Kabupaten Ngawi.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik Consecutive sampling pada anak usia ? 24 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil: Kejadian stunting berhubungan signifikan secara statistik dengan perkembangan anak usia ? 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Teguhan kab ngawi dengan nilai (p <0>
Kesimpulan : Anak usia ? 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Teguhan kabupaten Ngawi dengan riwayat stunting memiliki risiko 59,5 kali lebih besar mengalami suspek gangguan perkembangan dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki riwayat stunting.
Kata kunci: stunting, dampak stunting, perkembangan anak
Background: Stunting is a global priority. The impact of stunting covers many sectors, both in the short and long term. The impact of stunting in the short term is brain development, intelligence, impaired physical growth, impaired body metabolism, and hampered child development. Meanwhile, the long-term impact is decreased cognitive ability and learning achievement, decreased immunity resulting in easy illness, high risk of non-communicable diseases, and uncompetitive work quality which results in low economic productivity (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2019; WHO, 2013). As many as 22% of children under five in the world suffer from stunting (UNICEF, 2023). Based on these data, the highest number of stunting cases is in Africa and Asia, including Indonesia. In Indonesia, the prevalence of stunted toddlers will be 21.6% in 2022. In Ngawi Regency, stunted toddlers will reach 28.5% in 2022. The cement village is one of the ones with the most stunted toddlers in Ngawi district. Meanwhile, there has not been much research that examines development and stunting also no related research has ever been carried out at the Teguh Community Health Center, Ngawi Regency.
Objective: This study aims to determine the relationship between stunting and development (personal Social, fine motor, language, and gross motor) in children aged ? 24 months in the Teguhan Community Health Center working area, Ngawi Regency.
Methods: The research design used an analytic observational design with a case-control study. the sampling technique uses the Consecutive Sampling Technique in children aged ? 24 months who meet the inclusion and exclusion criteria.
Results: The incidence of stunting is statistically significantly related to the development of children aged ? 24 months in the working area of the Ngawi district health center with (p<0>
Conclusion: Children aged ? 24 months in the working area of the Solid Health Center, Ngawi Regency with a history of stunting have a 59.5 times greater risk of experiencing suspected developmental disorders compared to children who do not have a history of stunting.
Keywords: stunting, impact of stunting, child development
Kata Kunci : Kata kunci: stunting, dampak stunting, perkembangan anak