Laporkan Masalah

Pandangan dunia Natsume Soseki dalam novel Sanshiro :: Sebuah kajian sosiologi sastra

OEKON, Deddy Hernandy, Prof. Dr. Chamamah Soeratno

2003 | Tesis | S2 Sastra

Dalam penelitian ini akan diteliti permasalahan sosial yang terjadi di Jepang pada zaman Meiji ( 1868 – 1912 ) sebagai dampak westernisasi seperti yang terungkap dalam novel Sanshiro karya Natsume Soseki. Kemudian, akan dikaji bagaimana sikap kalangan sastrawan yang disuarakan Natsume Soseki sebagai respon terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi saat itu. Untuk meneliti masalah tersebut, akan dipakai teori Struturalisme Genetik Lucien Goldmann, karena dengan teori ini memungkinkan untuk digali totalitas makna yang diharapkan. Menurut teori ini, pengarang dalam karya sastra menciptakan tokoh-tokoh serta objek-objek imajiner sebagai refleksi pandangan dunianya. Hal-hal yang diekspresikan pengarang dalam karyanya hanya dapat dipahami sebagai bagian integral dari kehidupan pengarang dan modus perilakunya dan keseluruhan kelompok sosialnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang akan disoroti tidak hanya struktur teks, tapi juga struktur sosial yang menjadi latar penciptaannya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa akibat gencarnya porses westernisasi di Jepang terutama pada dua dasa warsa pertama zaman Meiji, telah menyebabkan bangsa Jepang kehilangan jati dirinya. Pada saat itu muncul kalangan masyarakat yang kebarat-baratan yang mengagungkan kebebasan individu, pragmatisme, egoisme dan hedonisme. Natsume Soseki yang lahir dan dibesarkan dalam kondisi sosial masyarakat seperti ini, merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi pemikirannya untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi. Dalam Novel Sanshiro, rumusan pemikiran Soseki ini dikenal dengan rumusan ‘ perpaduan tiga dunia’ yang menganjurkan kepada bangsa Jepang agar dalam membangun negaranya harus tetap berpijak pada jati diri bangsanya. Soseki juga tidak anti Barat, dia menganjurkan agar bangsa Jepang pun mengambil nilai-nilai Barat yang positif, misalnya nilai yang menopang pemberdayaan individu, lalu memadukannya dengan nilai-nilai budaya yang dimilikinya secara sinergis dan komplementer. Setelah itu dia menganjurkan agar bangsa Jepang senantiasa belajar dengan giat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar pada saatnya bisa berkiprah dalam percaturan global.

This research observed the social problems of the Meiji period ( 1868-1912 )as the impact of the westernization as presented in Natsume Soseki’s novel Sanshiro. It also dealt with the attitude ’s of the literature circle voiced by Natsume Soseki as response towards the social problem’s which happened in the period. In this reseach, the theory Genetic Structuralism developed by Lucien Goldmann was employed, since this theory was able to gain the total significance which was expected. According to the theory, the author created in his literary work figure’s and imagined objects as reflection of his world view. The subject matter that the author expressed in his work could be understood only as integral part of the author’s life and motives and the society as a whole. Therefore, this research also focussed on not only the structure of the texts but also the social structure which became its setting. The result showed that the virgorous process of westernization of Japan especially during two decades of the Meiji period had caused the japanese to lose their identity. At the time, a westernized social circle emerged, who glorified individual freedom, pragmatism, egoism, and hedonism. Natsume Soseki, who was born and raised in that kind of social condition, felt the calling to contribute his ideas to solve these social problems. In the novel Sanshiro, Soseki’s frame of thought was well known as the “ integration of three worlds” which suggested that the japanese should develop on her own identity. Soseki was not anti-West, he suggested that the japanese should absorb the positive western values, such as values which empowered individualy, and then should combine it with indigineous values in a synergy. Further, he suggested that the japa nese should always learn enthusiatically to develop sciences and tecnology, so that later on they could participate in the global world.

Kata Kunci : Sastra Jepang,Novel Sanshiro,Natsume Soseki, Westernization, Concept of Three-worlds integration, Deviation, Indi- Vidualism.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.