Mitigasi Non Struktural Terhadap Banjir Genang Pasang di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten
SYIFA HANIFA, Prof. Dr. rer. nat. Djati Mardiatno, M. Si.; Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M. Si.
2023 | Tesis | S2 MAGISTER MANAJEMEN BENCANA
Keberadaan fenomena perubahan iklim global berdampak pada peningkatan muka air laut. Konsekuensi dari fenomena tersebut menimbulkan ancaman banjir genang pasang di wilayah pesisir. Keberadaan permukiman dan pariwisata yang banyak ditemukan di pesisir pantai mengharuskan perlu dilakukannya mitigasi bencana sebagai bentuk pengurangan risiko bencana. Mitigasi bencana merupakan proses jangka panjang dan berkelanjutan untuk mengurangi dampak dari bencana. Bencana banjir yang lebih banyak menimbulkan kerugian bagi manusia menjadi alasan mitigasi non struktural harus dilakukan terlebih dahulu. Berbeda halnya dengan mitigasi struktural yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat berpengaruh pada pengurangan risiko bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ancaman bencana banjir genang pasang akibat perubahan iklim dan kerentanan banjir genang pasang di kawasan permukiman dan pariwisata serta upaya mitigasi non struktural untuk mengurangi risiko banjir genang pasang di Kecamatan Panimbang. Metode yang digunakan untuk penilaian ancaman adalah dengan pembobotan parameter yang berpengaruh terhadap ancaman banjir genang pasang. Indikator kerentanan dinilai dengan metode Z-Score. Arahan mitigasi non struktural dilakukan wawancara mendalam yang dianalisis dengan SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah Kecamatan Panimbang memiliki variasi ancaman banjir genang pasang. Desa Tanjungjaya dan Mekarsari memiliki klasifikasi ancaman tinggi. Klasifikasi rendah dalam ancaman bencana banjir genang pasang terdapat di Desa Citeureup, Panimbangjaya, Gombong, dan Mekarjaya. Kerentanan manusia di Kecamatan Panimbang terbagi menjadi tiga klasifikasi. Kerentanan tinggi dimiliki oleh Desa Tanjungjaya. Kerentanan sedang ditemukan di Desa Mekarsari dan Panimbangjaya. Desa Citeureup, Gombong, dan Mekarjaya memiliki klasifikasi kerentanan rendah. Arahan mitigasi non struktural yang dapat diterapkan di Kecamatan Panimbang adalah dengan meningkatkan efektivitas partisipasi masyarakat dalam manajemen bencana. Hal ini terkait dengan keberadaan komunitas masyarakat (Pokdarwis dan Tagana) setempat yang cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Dengan optimalisasi relawan Pokdarwis dan Tagana dalam aksi mitigasi bencana. Relawan berperan sebagai penggerak dalam membantu masyarakat meningkatkan kepeduliannya dan meluruskan pandangan yang kurang tepat mengenai hal yang berkaitan dengan bencana.
The phenomenon of global climate change has an impact on increasing sea levels. The consequence of it is the threat of tidal flood in coastal areas. The existence of many settlements and tourism on the coast necessitates the need for disaster mitigation. Disaster mitigation is a long-term and sustainable process to reduce the impact of disasters. Flood disasters which cause more losses to humans are the reason non-structural mitigation must be carried out first. It is different from structural mitigation which takes longer to have an effect on reducing disaster risk. This research aims to analyze the potential threat of tidal flood due to climate change and the vulnerability of tidal flood in residential and tourism areas as well as non-structural mitigation efforts to reduce the risk of tidal flood in Panimbang District. The method used for hazard assessment is by weighting parameters that influence the threat of tidal flood. Vulnerability indicators are assessed using the Z-Score method. Non-structural mitigation instructions were obtained by carried out an in-depth interviews which then analyzed using SWOT. The results of this research are Tanjungjaya and Mekarsari have high classification in hazard. Citeureup, Panimbangjaya, Gombong, and Mekarjaya are low in hazard classification. High classification in human vulnerability is found in Tanjungjaya. Moderate vulnerabilities were discovered in Mekarsari and Panimbangjaya. Citeureup, Gombong, and Mekarjaya have low classification. The instruction for non-structural mitigation is to increase the effectiveness of community participation in disaster management. This is related to the existence of local communities (Pokdarwis and Tagana) which are quite active in community activities. By optimizing Pokdarwis and Tagana volunteers in disaster mitigation actions, volunteers play a role as a driving force in helping the community increase their awareness and correct inaccurate views regarding disasters.
Kata Kunci : analisis SWOT, kerentanan manusia, metode pembobotan, skenario genangan, Z-Score