Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta Berdasarkan Perspektif Historic Urban Landscape
Laily Fadlliyah, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.
2023 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan
daerah yang sarat dengan unsur budaya dan sejarah. Salah satu peninggalan
bersejarah di DIY adalah Kawasan Sumbu Filosofi yang merupakan hasil karya tata
kota yang memadukan unsur filosofi jawa. Sebagai peninggalan bersejarah dan
identitas kota, keberadaan Kawasan Sumbu Filosofi saat ini juga mendapatkan
desakan pembangunan. Kondisi ini memerlukan konsep pengelolaan kota dapat
menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dan pelestarian. Pada tahun 2011 UNESCO
menawarkan rekomendasi mengenai Historic Urban Landscape (HUL) sebagai
sebuah pendekatan yang dinilai lebih komprehensif dalam pengelolaan kota
pusaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan
pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi berdasarkan empat perangkat HUL yakni
partisipasi masyarakat, perencanaan dan pengetahuan, sistem regulasi, dan
keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat yang digunakan dalam pengelolaan
Kawasan Sumbu Filosofi memiliki kesesuaian dengan perangkat HUL. Sebagian
kebijakan pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi telah mengadopsi rekomendasi HUL,
namun masih diperlukan perbaikan dalam proses implementasi HUL. DIY memiliki potensi
untuk mengadopsi rekomendasi dalam pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi. Melalui
penerapan pendekatan ini diharapkan dapat mewujudkan keseimbangan antara
pembangunan dan pelestarian kota pusaka. Upaya perbaikan terhadap perangkat
pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi dapat dilakukan melalui penyediaan ruang
yang lebih inklusif untuk dapat mengidentifikasi aspirasi dan kebutuhan
masyarakat serta memberikan kesempatan kepada masyarakat luas dalam proses
dokumentasi dan memberikan pemaknaan terhadap Sumbu Filosofi; menyediakan satu
peta spasial yang terintegrasi untuk mendukung perencanaan; memastikan berbagai
instrumen perencanaan yang telah disusun dapat diimplementasi secara
terintegrasi; peningkatan penegakan peraturan; dan pengembangan perangkat
pendanaan yang inovatif dan berkelanjutan.
The Special Region of Yogyakarta (DIY) is an
area full of cultural and historical elements. The Cosmological Axis of
Yogyakarta, which is a product of urban design effort that integrates elements
of Javanese philosophy, is one of Yogyakarta's urban heritage. As a historical
heritage and city identity, the existence of the Cosmological Axis Area is
currently also getting development pressure. This condition requires a city
management concept that can balance the needs of development and preservation.
In 2011, UNESCO offered recommendations on Historic Urban Landscape (HUL) as an
approach that is considered more comprehensive in managing heritage cities.
This study aims to identify the development of management of the Cosmological
Axis Area based on four HUL tools, namely civic engagement, planning and
knowledge, regulatory systems, and finance. A qualitative research methodology
was used for this project. Data collection techniques were carried out by
literature study, observation, and interviews. The results showed that the
tools used in the management of the Cosmological Axis Area are in accordance
with the HUL tools. The findings indicated that although certain management
policies of the Cosmological Axis Area have adopted HUL recommendations, the
process of putting them into practice still required improvement. DIY has the
potential to adopt HUL recommendations in the management of the Cosmological
Axis Area. Through the application of this approach, it will be possible to
strike a balance between urban development and heritage city preservation. Several
recommendations can be made to enhance the cosmological axis management tool,
including creating a more inclusive space to identify community needs and
aspirations, as well as opportunities for the larger community to participate
in the process of documenting and interpreting the Cosmological Axis; providing
one integrated spatial map to support planning; and ensuring that the various
planning instruments that have been prepared can be implemented in an integrated
manner; and developing innovative and sustainable funding tools.
Kata Kunci : Perangkat Historic Urban Landscape, Sumbu Filosofi, pengelolaan kota pusaka