Laporkan Masalah

Diskriminasi terhadap Pemain Sepak Bola Perempuan (Studi pada Liga 1 Putri 2019)

MOHAMMAD FAJRUL FIKRI, Dr. Phil. Arie Setyaningrum Pamungkas, M.A

2023 | Tesis | S2 Sosiologi

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menjelaskan seksisme yang dialami oleh para pemain sepakbola perempuan Indonesia berkenaan dengan diskriminasi seksual dan kekerasan berbasis gender. Secara khusus, penelitian ini mengungkap dampak diskriminasi seksual termasuk kekerasan berbasis gender yang dialami oleh pemain sepak bola perempuan saat berada di dalam maupun di luar lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mendiskripsikan dan mengungkap bentuk-bentuk seksisme yang dialami oleh pemain sepak bola perempuan pada Liga 1 Putri 2019. Informan penelitian ini berjumlah 13 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Terdiri dari para pemain sepak bola perempuan yang  mengalami diskriminasi seksual dam kekerasan berbasis gender (korban), serta pelatih atau staf manajemen dalam memberikan dukungan sosial terhadap pemain  yang menjadi korban (pihak yang disalahkan atau yang sering (“dikambinghitamkan”). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi kekerasan berbasis gender secara online (kgbo) di media online (daring) dan media sosial. Teknik validitas data menggunakan model triangulasi analisis interaktif Miles dan Hubberman, prosiding data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori the second sex dari Simone de Beauvoir, dan objectfication theory dari Fredrickson & Roberts menjadi kerangka analisis penelitian ini. Beragam bentuk diskriminasi seksual yang dialami antara lain; manipulasi peran sosial dalam lingkungan klub termasuk pola manajemen, penunjukan pelatih yang keras, dan penggantian pemain cadangan yang kurang memadai. Bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender yang lain meliputi dukungan yang tidak memadai ketika berlangsung kgbo, stereotyping dan obyektifikasi tubuh pemain sepakbola perempuan dalam pemberitaan media, fasilitas yang tidak layak atau kurang memadai (misalnya dukungan bagi siklus menstruasi), sistem dan  format kompetisi yang kurang manusiawi, terhalangnya akses kompetisi berkelanjutan sebagaimana yang berlangsung dalam kompetisi sepak bola laki-laki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara sistemik diskriminasi seksual dan kekerasan berbasis gender belangsung seperti lingkaran setan yang berdampak  buruk pada kelangsungan karir para pemain sepakbola perempuan sehingga mereka seakan berjuang sendirian untuk mencapai karirnya. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan adanya kecenderungan pihak federasi sebakbola Indonesia (PSSI) yang kurang memiliki keberpihakan yang jelas seperti strategi advokasi yang baik dalam mengatasi diskriminasi seksual dan kekerasan berbasis gender dalam profesi sepak bola perempuan Indonesia.

In general, this thesis aims to describe the Indonesian female soccer players in facing sexisms with concerning on sexual discrimination and gender base violence. More specifically, the study seeks to investigate the implications of sexual discrimination which includes gender base violence experienced by the Indonesian female soccer players on and off the field. This study is qualitative base research which applied a case study by exemplifying particular event in the 2019 Women's First League. The informants of this study consisted of 13 people selected with purposive sampling technique. The informants are female soccer players who experience sexual discrimination including online gender base violence during the 2019 Women's first League (the victims), coaches and management staffs assigned in providing social support for players who are the victims (the victimizers or the scapegoats). Data collection is carried out through observation, interviews, and equipped with documentation of online gender base violence found in online media as well as social media of the Indonesian soccer fandom. In dealing with data identification technique, the study applies to source triangulation by the Miles and Hoberman’s interactive model analysis e.g.: proceedings of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The second sex theory from Simone de Beauvoir, and the objectification theory from Fredrickson & Roberts referred as analytical framework. The study founds various forms of sexual discrimination identified as follows, manipulating social roles for the soccer (football) club environment such as unfair management, appointments of harsh coaches, and unfit replacement for substitute players. Other forms of specific gender base violence include lacking protection or support for plyers who experience online gender base violence, stereotyping and bodily objectification of female soccer players in the media coverage, unfair supporting system including dysfunctional facilities (i.e.: menstrual cycle supports), unfair competition systems including schedule formats. inhumane treatments to meet fitting competition standards-base (continuously progress) unlike men's soccer competitions. The study sums up that systemic sexual discrimination and gender base violence occur like a vicious cycle affected female soccer players who must be struggling alone for their professional careers. The study also indicates that the Indonesian soccer federation (PSSI) seems having no clear plan or solution such as providing appropriate advocacy strategy in overcoming sexual discrimination and gender base violence for the Indonesian women's soccer players.

Kata Kunci : Seksisme, Diskriminasi seksual, Kekerasan berbasis gender, Pemain Sepak Bola Perempuan Indonesia

  1. S2-2023-466982-abstract.pdf  
  2. S2-2023-466982-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-466982-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-466982-title.pdf