Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan Program Pecah Ranting Hiburane Rakyat pada Balita Stunting di Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman
Vitria Dwi Wulansari, Tony Arjuna, M.NutDiet, PhD, AN, APD ; Dr. Siti Helmyati, DCN, M. Kes
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar
belakang. Stunting
merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia balita yang diakibatkan oleh
kekurangan asupan gizi dalam kurun waktu tertentu, serta terjadinya infeksi
berulang terutama pada periode 1.000 Hari HPK. Anak tergolong stunting
apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah -2SD pada anak seusianya.
Pada tahun 2020 angka stunting di
Kabupaten Sleman yaitu 7.24 %, pada tahun 2021 menjadi 6.92 ?n pada tahun
2022 menjadi 6.88%. Program
Pecah Ranting Hiburane Rakyat merupakan komitmen lintas sektor yaitu Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan di Kabupaten
Sleman untuk menurunkan angka stunting.
Tujuan. Mengetahui perbedaan asupan dan status
gizi balita sasaran sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan program
Pecah Ranting Hiburane Rakyat di Wilayah Kabupaten Sleman.
Metode. Penelitian mix method dengan
mengambil data sekunder program Pecah Ranting Hiburane Rakyat yang diambil dari
Dinas Kesehatan Sleman dan Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman. Untuk menunjang
data penelitian, dilakukan wawancara mendalam (in deep interview) kepada
informan utama dan pendukung penelitian.
Hasil. Terdapat perbedaan rata-rata kenaikan berat badan, tinggi badan serta asupan protein sebelum dan sesudah program yang mempengaruhi perubahan status gizi balita penerima program PMT secara deskriptif (p<0 r=-0.26 p=0.04).>
Kesimpulan. Adanya peningkatan berat badan, tinggi badan, asupan protein balita stunting penerima program PMT selama 90 hari sehingga dapat menaikkan status gizi balita TB/U dari pendek menjadi normal sebanyak 6 orang balita. Namun analisis statistik mengatakan tidak ada hubungan yang signifikan.
Background. Stunting
is a condition of growth failure in children under five years of age caused by
a lack of nutritional intake over a period of time, as well as recurrent
infections, especially in the 1.000 days HPK period. Children are classified as
stunted if their length or height is below –2SD in children their age. In 2020
the stunting rate in Sleman Regency is 7.24%, in 2021 it will be 6.92% and in
2022 it will be 6.88%. The Pecah Ranting Hiburane Rakyat program is a
cross-sector commitment, such as the Health Service, Social Service and the
Agriculture, Food and Fisheries Service in Sleman regency to reduce the
stunting rate
Objectives. To determine the difference in intake and
nutritional status of targeted toddlers before and after the provision of
supplementary food for the Pecah Ranting Hiburane Rakyat program in the Sleman
Regency Area
Methods. Mixed method research by taking secondary
data from the Pecah Ranting Hiburane Rakyat program taken from the Sleman
Health Office and the Sleman Regency Health Center. To support the reasearch
data, in-depth interviews were conducted with the main and supporting
informant.
Results. There was a difference in average weight gain, height and protein intkae before and after the program which affected changes in the nutritional status of toddlers receiving the PMT program descriptively (p<0 r=-0.26 p=0.04)>
Conclusions. There is an increase in body weight, height, protein intake of stunted toddlers receiving PMT programs for 90 days so that it can improve the nutritional status of TB/U toodlers form short to normal as many as 6 toddlers. But statistical analysis says there is no significant correlation
Kata Kunci : Stunting, Pecah Ranting Hiburane Rakyat, Evaluation, Nutritional Status