Penilaian Risiko pada Rantai Pasok Susu Sapi Segar di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
Warastra Nur Annisa, Prof. Dr. Ir. Adi DJoko Guritno, MSIE.; Anggoro Cahyo Sukartiko, S.T.P., M.P., Ph.D.
2023 | Tesis | S2 Teknologi Industri Pertanian
Susu sapi segar di Kabupaten Boyolali saat ini belum dapat memenuhi permintaan industri pengolah susu karena jumlahnya terbatas dan kualitas di bawah standar. Aktivitas pada setiap tier yang banyak dan alur rantai pasok susu sapi segar yang panjang, berpotensi menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sehingga menjadi rentan terhadap risiko. Risiko dapat terjadi selama kegiatan rantai pasok berlangsung. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis manajemen risiko pada rantai pasok dan memberikan usulan mitigasi risiko. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 51 responden menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Data yang dikumpulkan yaitu alur rantai pasok susu sapi segar; risiko pada setiap tier; penyebab dan dampak terjadinya risiko; serta likelihood, severity, dan capacity to manage risk. Pengolahan data menggunakan ISO 31000:2018 dan metode Rapid Agricultural Supply Chain Risk Assessment (RapAgRisk) digunakan untuk menilai kerentanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 alur rantai pasok susu sapi segar yang terdiri dari 4 tier (peternak, loper susu, KUD dan Usaha Dagang (UD), dan pengolah susu (industri pengolah susu dan pedagang kaki lima)). Risiko pada rantai pasok susu sapi segar terdiri dari 20 risiko dengan kerentanan yang terjadi terletak pada tingkat highly vulnerable hingga limited vulnerability. Usulan mitigasi diberikan pada 9 risiko dengan kategori highly vulnerable, moderate vulnerability, dan low vulnerability. Usulan mitigasi risiko diberikan untuk menjaga kualitas yang dilakukan dari hulu hingga hilir dan meningkatkan produksi susu sapi segar.
Fresh cow milk in Boyolali District is currently can’t meet the demand of the industry due to its limited quantity and substandard quality. The many activities at each tier and the long supply chain flow of fresh cow milk have the potential to cause a decrease in quality and quantity, making it vulnerable to risk. Risks can occur during the supply chain. This study aims to analyze risk management in the supply chain and provide risk mitigation. Data collection was conducted by in-depth interviews with 51 respondents using purposive sampling and snowball sampling techniques. The data collected were the flow of the fresh cow milk supply chain; risks at each tier; causes and impacts of risks; likelihood, severity, and capacity to manage risks. Data processing using ISO 31000:2018 and the Rapid Agricultural Supply Chain Risk Assessment (RapAgRisk) method was used to assess vulnerability. The results showed that there were 3 fresh cow milk supply chain flows consisting of 4 tiers (farmers, milkmen, cooperatives and trading business, and milk processors (industry and street vendors)). Risks in the fresh cow milk supply chain consisted of 20 risks with vulnerabilities that occur at the highly vulnerable to limited vulnerability level. Risk mitigation is given to 9 risks with categories of highly vulnerable, moderate vulnerability, and low vulnerability. Risk mitigation is given to maintain the quality from upstream to downstream and increase the production of fresh cow milk.
Kata Kunci : ISO 31000:2018, mitigasi risiko, rantai pasok, RapAgRisk, susu sapi segar