Perpustakaan Jalanan DIY: Representasi Gerakan Sosial Baru
Muhammad Haikal, Prof. Dr. Partini, S.U.
2023 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media
Penelitian ini berusaha
menganalisis proses terwujudnya Perpustakaan Jalanan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
beserta strategi mobilisasi yang dilakukan berdasarkan perspektif Gerakan
Sosial Baru (GSB). Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme kritis,
dengan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, serta
studi literatur. Kriteria informan yang dipilih didasarkan pada kapasitas
kemampuan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini menghasilkan
pembacaan terhadap praksis Perpustakaan Jalanan DIY dengan menggunakan kerangka
teoritik dari GSB (Singh, 2001), proses identitas kolektif (Melucci, 2004), dan
pendekatan konstruksi sosial dalam membaca mobilisasi (Stekelenburg & Klandermans, 2009). Hasil penelitian ini menunjukkan identitas
aktor dari pegiat Perpustakaan Jalanan DIY yang dapat dikategorikan ke dalam
tiga aspek utama, yaitu: nilai atau pengetahuan, cara mengenali diri (self-recognized),
dan kultural. Ketiga aspek ini menjadi penghantar kepada pembentukan identitas
kolektif. Praktik berkolektif diikat oleh nilai-nilai atau ideologi yang dapat dipetakan ke dalam tiga hal;
egalitarianisme, kebebasan individu, serta anti-hierarkis dan otoritas. Tiga nilai atau ideologi yang mereka pegang ini secara
tidak langsung merupakan basis dari ideologi anarkisme. Identitas kolektif yang
ditemukan pada penelitian ini tidaklah permanen. Ini disebabkan kesadaran anarkisme hanya
berada di tataran kesadaran kolektif saja, sehingga kesadaran ini nantinya
dapat berubah sewaktu-waktu seiring dengan perkembangan dan dialektika pandangan
(nilai) dari para pegiat. Sementara, tahap mobilisasi
dilakukan beriringan dengan dinamika konteks sosial yang terjadi di sekeliling
komunitas. Adanya kesamaan motif dan pandangan (nilai) merupakan faktor penentu
keberhasilan dalam melakukan mobilisasi yang memberi pengaruh terhadap
keikutsertaan individu atau partisipan.
This research aims to analyze the establishment process
of the Perpustakaan Jalanan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) along with the mobilization strategies based on the perspective
of the New Social Movement (NSM). The research using a critical constructivism
paradigm, with data collection conducted through observation, in-depth
interviews, and literature studies. The selection of informants is based on
their capability to answer the research questions. This study produces an
interpretation of the practices of Perpustakaan Jalanan DIY using the
theoretical framework of NSM (Singh, 2001), the process of collective identity
(Melucci, 2004), and the social construction approach in understanding
mobilization (Stekelenburg & Klandermans, 2009). The results of this
research indicate the actor identities of Perpustakaan Jalanan DIY activists
can be categorized into three main aspects: values or knowledge,
self-recognition, and cultural. These three aspects contribute to shaping the
collective identity. The practical of collectivity are bound by values or
ideologies that can be viewed into three elements: egalitarianism, individual
freedom, and anti-hierarchical and anti-authoritarian tendencies. These three
values or ideologies indirectly form the basis of an anarchist ideology. The
collective identity found in this research is not permanent, as the awareness
of anarchism exists only at the level of collective consciousness. Therefore,
this awareness can change over time in line with the development and dialectics
of the activists' perspectives (values). Meanwhile, the mobilization phase
occurs in conjunction with the social context dynamics surrounding the
community. The presence of shared motives and perspectives (values) is a
determining factor for success in mobilization, influencing the participation
of individuals or participants.
Kata Kunci : Identitas Kolektif, Mobilisasi Gerakan, Gerakan Literasi, Nilai, Ideologi, Perpustakaan Komunitas