Konsep otonomi daerah kabupaten Ogan Komering Ilir :: Dalam perspektif utilitarisme John Stuart Mill

ABUN, A. Rifai, Prof. Dr. H. R. Soejadi, S.H

2003 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research) yang dipadukan dengan jenis historis faktual lapangan. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan dimensi filsafati dalam konsep otonomi daerah dengan menggunakan metode deskripsi, interpretasi, koherensi dan hermeneutik. Pendekatakan yang digunakan untuk analisis adalah filsafat sosial. Secara khusus penelitian ini berusaha mengkaji persoalan Otonomi Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Perspektif kefilsafatan yang digunakan adalah prinsip-prinsip utilitarianisme John Stuart Mill (J.S. Mill). Prinsip tersebut dikembangkan dalam sebuah asas yang disebut dengan ’moral utilitaris’ yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan otonomi daerah. Prinsip itu secara eksplisit merupakan sebuah cerminan dari prinsip pemerintahan yang good governance, yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kompetensi, transparansi, partisipasi, akuntabilitas, rule of law, equity dan equality. Prinsip utilitas J.S. Mill menjadi kekuatan moral bagi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip tersebut adalah pentingnya asas manfaat atau nilai guna sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan sosial secara merata dan berimbang. Prinsip ini yang dijadikan acuan dalam penerapan otonomi daerah. Melalui otonomi daerah, asas manfaat yang berimbang dapat dijalankan, karena otonomi bermakna sebagai desentralisasi, dekonsentrasi yang menolak pemusatan kekuasaan.

This study constitutes a combination of library research and factualhistorical field research. It is aimed at revealing the pholosophical dimension of regional autonomy concept by using the methods of description, interpretation, coherence, and hermeneutics. The approach made use of the anlysis is social philosophy. This research is trying to examine the problems of Regional Autonomy specifically in Ogan Komering Ilir (OKI) Regency, based on Undang-undang (State law) No. 22 of 1999. This study usus the perspective of utilitarianism principle from John Stuart Mill (J.S. Mill). The principle has been further advanced in a basis called ‘utilitarian morality’ which should be followed in applying the regional autonomy. The principle explicitly constitutes a reflection of principles for the government of good governance, which include the values of competence, transparence, participation, accountability, rule of law, equity, and equality. The utilitarian principle of J.S. Mill turns up to be the moral power to run the nation and nationality life. It counts on how important the principle of profitability or benefit is as an effort to bring into reality the social welfare fairly and equally. This is the main reference in applying the concept of regional autonomy, throught which the balanced principle of profitability can be achieved, as autonomy means decentralization, deconcentration which refuses the centrality of power.

Kata Kunci : Utilitarianisme , otonomi, asas manfaat, autonomy, principle of profitability