Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Siswa Sekolah Dasar Masa Transisi Endemi Covid – 19 di Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan
Aswat, Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes ; Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: COVID – 19 merupakan virus yang menjatuhkan banyak korban jiwa yang ditemukan pada tahun 2019. Menurut data dari UNICEF, kasus COVID-19 Hingga Januari 2023, tercatat lebih dari 367 juta kasus COVID-19 pada anak-anak di seluruh dunia, dengan lebih dari 4,4 juta kasus meninggal. Masa Transisi endemi COVID -19 di Kecamatan Laeya ter konfirmasi dari laporan inspeksi kesehatan lingkungan dan penyelidikan epidemiologi kasus diare menunjukkan anak tidak mencuci tangan pakai sabun. Tujuan penelitian ini Menganalisis perilaku cuci tangan pakai sabun siswa Sekolah Dasar masa transisi endemi COVID-19 di Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan mixed-method dengan pendekatan sequential. Teknik stratified random sampling dengan mengelompokkan sekolah berdasarkan Jarak dari Kecamatan Laeya dan Teknik purposive sampling digunakan untuk penentuan informan utama yang dipilih secara selektif oleh peneliti dan menggunakan strategi sampling berupa criterion samping untuk memilih informan yang memenuhi kriteria tertentu. Data dikumpulkan melalui Kuesioner, FGD, observasi, dan telaah dokumen.
Hasil: Jumlah siswa yang berperilaku cuci tangan pakai sabun lebih banyak sebesar 198 orang atau 53.2 % dibandingkan dengan yang tidak berperilaku cuci tangan pakai sabun yaitu sebesar 174 orang atau 46.8%. Angka tersebut, tidak terlalu jauh selisih 24 orang. Walaupun ada perbedaan akan tetapi belum semua siswa yang ada di kecamatan tersebut menerapkan cuci tangan pakai sabun. Faktor yang mempengaruhi perilaku cuci tangan pakai sabun peneliti bagi menjadi tiga faktor yaitu faktor secara langsung, faktor secara tidak langsung, dan faktor dasar. Faktor dasar terdiri atas kurangnya peran petugas kesehatan, kurangnya pelatihan dan pelatihan, kurangnya komunikasi, beban kerja dan prioritas, kurangnya sumber daya, kemudian faktor secara tidak langsung terdiri atas kurangnya wawasan pengetahuan kesehatan sekolah, keterbatasan komite sekolah, keterbatasan kebijakan sekolah, kurangnya dukungan sosial, dan keterbatasan fasilitas sekolah, dan faktor secara langsung yaitu kesadaran. Strategi program kesehatan di lingkungan sekolah melibatkan upaya jangka panjang dalam membangun perubahan dalam perilaku dan budaya kesehatan di sekolah.
Kesimpulan: Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah efikasi diri para petugas kesehatan, guru, dan murid dalam menjalankan program kesehatan di lingkungan sekolah. Keyakinan individu bergantung pada kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan intervensi dan memberikan motivasi di lingkungan sekolah. Setelah efikasi diri kemudian norma subjektif dan hambatan yang ada di sekolah.
Background: COVID-19 is a virus that has claimed many lives and was first discovered in 2019. According to UNICEF data as of January 2023, there have been more than 367 million cases of COVID-19 in children worldwide, with over 4.4 million deaths. The transition period of COVID-19 endemism in Laeya District was confirmed by a report on environmental health inspection and case epidemiology investigation of diarrhea, which showed that children did not wash their hands with soap. The purpose of this study is to analyze the handwashing behavior with soap of elementary school students during the transition period of COVID-19 endemism in Laeya District, South Konawe Regency.
Method: This study used mixed-method with a sequential approach. Stratified random sampling technique was used to group schools based on the distance from Laeya District, and purposive sampling technique was used to select main informants selectively by the researcher using criterion sampling strategy to choose informants who meet certain criteria. Data were collected through questionnaires, FGDs, observations, and document reviews.
Results: The number of students who washed their hands with soap was higher, with 198 people or 53.2%, compared to those who did not wash their hands with soap, with 174 people or 46.8%. Although there was a difference, not all students in the district applied handwashing with soap. Factors that influence handwashing behavior with soap were divided into three factors: direct factors, indirect factors, and basic factors. Basic factors consist of the lack of role of health workers, the lack of training, the lack of communication, workload and priorities, lack of resources, then indirect factors consist of the lack of health knowledge insight of schools, the limitations of school committees, the limitations of school policies, lack of social support, and limitations of school facilities, and direct factors are awareness. Sustainable health program strategies in the school environment involve long-term efforts to build sustainable changes in health behavior and culture in schools.
Conclusion: One of the things that need to be considered in this research is the self-efficacy of health workers, teachers and students in carrying out health programs in the school environment. Individual confidence depends on the abilities and skills needed to intervene and provide motivation in the school environment. After self-efficacy then subjective norms and barriers that exist in schools.
Kata Kunci : Mix metode, faktor yang mempengaruhi perilaku, perilaku cuci tangan pakai sabun