Implikasi konsep kausalitas buddhisme dalam bidang moral
SUTIKYANTO, Prof. Dr. H. Lasiyo, M.A, M.M
2003 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatLahirnya Buddhisme tidak terlepas dengan riwayat seorang manusia yang lahir kurang lebih 623 Sebelum Masehi di daratan India. Seseorang tersebut adalah Sidharta Gaotama yang meninggalkan istana dan pergi bertapa, hingga suatu ketika ia mendapatkan pencerahan, dan kemudian disebut sebagai seorang Buddha. Dari pencerahannya tersebut Sang Buddha membabarkan ajarannya kepada khalayak. Dengan ajaran yang disampaikannya itulah kemudian dikenal dengan Buddhisme. Beberapa cendekiawan ada sementara yang berpendapat Buddhisme merupakan filsafat, sementara yang lain menerima sebagai agama. Terlepas dari itu yang jelas Buddhisme atau ajaran-ajaran Sang Buddha masih banyak dianut oleh oleh umat manusia dari bebrbagai belahan dunia. Penelitian terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Buddhisme dimaksudkan untuk menggali dan menafsirkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran tersebut, khususnya yang berhubungan dengan konsep kausalitas untuk kemudian diteliti implikasinya di bidang moral. Dari hasil penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat paling tidak menambah khasanah keilmuan di bidang filsafat, khususnya Etika. Penelitian tersebut terlebih dahulu dilakukan dengan pengumpulan datadata dari sumber kepustakaan yang berhubungan dengan kausalitas Buddhisme.Setalah itu baru kemudian diadakan pemeriksaan terhadap konsep kausalitas Buddhisme termasuk di dalamnya yaitu kekhususannya atau ciricirinya, yang membedakannya dengan konsep-konsep kausalitas dari para pemikir sebelumnya. Dengan demikian dapat teridentifikasi konsep kausalitas Buddhisme yang disebut sebab-akibat yang saling bergantungan (paticcasamuppada). Menurut konsep sebab-akibat yang saling bergantungan ini dalam penerapannya secara luas mencakup segala hal yang ada di alam semesta termasuk sebab-akibat perbuatan atau hukum keteraturan moral (kammaniyama), sedangkan pada penerapannya secara khusus adalah menyangkut kepribadian dan kejiwaanmanusia yang terkenal dengan rumusan dua belas faktor rantai kehidupan. Dari sini kemudian diadakan pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat diketahui ada dan tidaknya implikasi atau keterkaitan konsep tesebut dalam bidang moral serta bagaimana implikasinya. Berdasarkan pemeriksaan melalui berbagai sumber terdapat semacam penegasan, bahwa usahanya dalam rangka mencari hakikat dari segala sesuatu telah membimbingnya untuk menemukan suatu pemehaman tentang kesatuan dan proses kausal (dhammatithata-dhammaniyamatha). Ini merupakan pengetahuan pola sebab-akibat yang mendorongnya untuk mengakhiri kecenderungan yang merusak dan akhirnya mencapai pembebasan. Mengakhiri kecenderungan yang merusak dapat diartikan sebagai usaha-usaha moral, dengan demikian disimpulkan bahwa kausalitas adalah pengetahuan yang mendasari atau landasan filosofi bagi usaha-usaha moral untuk mencapai pembebasan sebagai tujuan moral.
The birth of Buddhism cannot be separated from the story of a man born at around 623 B.C. in the land of India. The man is Siddharta Gotama, who abandoned his palace and lived a life as an ascetic until the day he reached Enlightenment and later called The Buddha. After that, The Buddha begins to teach many people. The teaching itself is later known as Buddhism. Some intellectuals say that Buddhism is more of a philosophy, while others accept it as a religion. Apart from these, it is evident that Buddhism or the teaching of Buddha is still professed and practiced by many people around the world. Research on the teachings in Buddhism is meant to dig out and then to interpret the values contained within, especially related to the concept of causality by which could be examined its implication on moral. The result of the research is hoped to give some use for the enrichment of philosophy, specifically on Ethics. By first conducting library research in the causality in Buddhism, later the concept is examined to see the specific characteristics that differentiate it from other concepts proposed by previous philosophers. Thus, the concept of causality in Buddhism could be identified, that is the paticcasamuppada, the series of cause and effect. Its implementation is widely include all the aspects in the universe, including the cause and effect of deeds (kammaniyama), while its specific implementation is related to the personality and humanity of mankind, known as the 12 factors of the chain of life formula. From here, later examination could be called for the implication and connection between those concepts in the field of moral and its implication. Based on the examination from different sources, there is a kind of clear confirmation that in His effort of searching the essence of everything, has guide Him to understand about the unity and causal process (dhammatithatadhammaniyamatha). It is this knowledge on the pattern of cause and effect, which urge Him to end the tendency of destruction and lead to final liberation. The ending of the tendency of destruction stands for moral efforts, with causality as the knowledge that underlies the philosophy of the efforts for the purpose of final liberation as its goal.
Kata Kunci : Kausalitas Buddhisme, implikasi, moralitas, Buddhisme causality, implication, morality