STUDI PENGENDALIAN MUTU GONDORUKEM DAN TERPENTIN PADA PGT. SUKUN KPH. LAWU DS.
Toton Liantoro , Ir. Kasmudjo, MS.
2004 | Skripsi | S1 KEHUTANANPersaingan pasar dunia yang semakin ketat menuntut mutu produk yang ditawarkan hams selalu sesuai dengan persyaratan spesi:fikasinya, oleh karena itu PGT. Sukun sebagai industri andalan Pennn Perhutani hams dapat mengendalikan mutu produk agar mampu bersaing. Melihat kondisi tersebut penelitian perlu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi mutu dan penyebab terjaclinya mutu produk tidak terkendali sehingira PGT. Sukun dapat lebih mngendalikan dan meningkatkan mutu gondorukem dan terpentin. Penelitian ini menggunakan hagan pengendali dan diagram tulang ikan untuk analisis pengendalian mutu produk. Selain itu juga dilakukan percobaan pengolahan getah pinus sebagai tambahan informasi bagi PGT. Sukun dalam rangka pengendalian mutunya. Percobaan menggunakan rancangana acak lengkap (CRD) dengan satu faktor mutu getah pinus ( mutu A, B, campuran. A dau B dengan perbandingan 4:1, campuran. A dengan getah sisa dengan pe:rbandingan 4:1). Studi ini mengacu SNI 01-5009.12- 2001 untuk uji mutu terpentin. Hasil penelitian memmjukkan bahwa rendemen dan mutu gondorukem yaitu warna, titik lunak, kadar kotoran dan komponen menguap dalam kondisi tidak terkendali. Penyebab rendemen clan mutu tidak terkendali adalah mutu bahan baku getah pinus yang tidak terkendali, penggunaan bahan pe:nolong yang belwn tepat, alat/mesin sering mengalami kerusakan dan proses yang belum berjalan dengan baik.. Mutu dan rendemen terpentin sudah terkendali namun rendemennya tidak memenuhi target. Hal ini disebabkan kareoa bahan baku getah pinus terlalu lama disimpan di TPG sehingga kandungan terpentinya menjadi rendah. Hasil percobaan pengolahan getah pinus menunjukkan adanya pengaruh yang nyata mutu getah pinus terhadap rendemen., kadar kotoran dan secara kualitatif terhadap wama gondorukem. Getah pinus A menghasilkan gondorukem deogan rendemen tertinggi (66,14%), wama terbaik (WWX), rata-rata kadar kotoran terendah (0,0286 %), mutu B meoghasilkan rendemen te:rendah (62,27%), wama terendah (WG-N),_ rata-rata kadar kotoran tertinggi (0,0412%), mutu campuran A dan B serta mutu campuran. A dan getah sisa menghasilkan mutu gondorukem diantar basil mutu getah A dan mutu getah B te:rsebut. Rata-rata titik lunak dan komponen menguap yang dihasilkan secara keseluruhan yai.tu sebesar 76,4% ???? 1,711% dan telah memenuhi standar. Disarankan PGT. Sukun melakukan evalusai dan perbaikan produksi secara menyeluruh dan memisahkan mutu getah A dan B dalam pengolahmmya agar diproleh basil yang optimal. Pencampuran getah pinus dapat dilakukan dengan mengendalikan perbandingan mutu getah A clan B yang dicampur disesuaikan dengan getah pinus yang diterima
Kata Kunci : Pengendalian mutu, mutu getah pinus, mutu dan rendemen gondorukem, mutu dan rendemen terpentin