Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Spasial Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Bantul
Aji Asfiyan, Marko Ferdian Salim, S.K.M., M.P.H.
2023 | Tugas Akhir | D4 MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada tahun 2022, Kasus DBD di dunia mencapai 4.110.465 kasus, sedangkan di Indonesia mencapai 87.501 kasus. DI Yogyakarta merupakan 10 provinsi dengan angka kesakitan tertinggi di Indonesia tahun 2020 sebesar 93,2. Di tahun 2021, Kabupaten Bantul menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi di DI Yogyakarta. Penelitian ini melakukan analisis spasial kasus DBD terhadap faktor risiko.
Tujuan: Menganalisis kasus DBD secara spasial dengan pemanfaatan SIG di Kabupaten Bantul.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan studi ekologi dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Desain dari penelitian ini menggunakan cross sectional. Variabel dependent dari penelitian ini meliputi kasus DBD dan variabel independent dari penelitian ini meliputi kepadatan penduduk, angka kemiskinan, Angka Bebas Jentik (ABJ), dan curah hujan.
Hasil: Mayoritas kecamatan di Kabupaten Bantul termasuk ke dalam daerah rawan. Variabel kepadatan penduduk memiliki hubungan terhadap persebaran kasus DBD, sedangkan variabel angka kemiskinan, angka bebas jentik, dan curah hujan tidak memiliki hubungan terhadap persebaran kasus DBD.
Kesimpulan: Masih banyak daerah rawan di kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul. Saran saya agar segera dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan DBD di Kabupaten Bantul.
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus through the bite of the Aedes aegypti mosquito. In 2022, DHF cases in the world will reach 4,110,465 cases, while in Indonesia it will reach 87,501 cases. DI Yogyakarta is the 10 provinces with the highest morbidity rate in Indonesia in 2020 of 93.2. In 2021, Bantul Regency will be the area with the highest DHF cases in DI Yogyakarta. This study conducted a spatial analysis of DHF cases on risk factors.
Objective: Spatially analyzing DHF cases using GIS in Bantul Regency.
Method: This type of research is quantitative research with ecological studies using Geographic Information Systems (GIS). The design of this study used cross sectional. The dependent variables of this study include DHF cases and the independent variables of this study include population density, poverty rate, larva free index, and precipitation.
Result: The majority of sub-districts in Bantul Regency are included in vulnerable areas. The population density variables has a relationship to the distribution of DHF cases, while the poverty rate, larva free index, and precipitation variable has no relationship to the distribution of DHF cases.
Conclusion: There are still many vulnerable areas in the districts in Bantul Regency. My suggestion is to immediately take action to prevent and control DHF in Bantul Regency
Kata Kunci : Analisis Spasial, DBD, SIG