INSIDER TRADING DAN KONTEN INFORMASI PADA SAAT RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA
Moh. Rofiqi Hidayat, Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A.
2023 | Tesis | S2 SAINS MANAJEMEN
Insider trading merupakan bentuk umum dari financial market misconduct yang mencederai integritas di pasar keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terjadi insider trading pada saat right issue di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga menguji apakah perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan yang mengindikasikan insider trading mampu memprediksi kinerja operasional di masa depan. Alternatif apabila insider tidak mampu memberikan informasi tentang kinerja operasional, maka insider hanya cenderung untuk mendorong terjadinya mispricing yang di ukur dengan firm-specific sentiment. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari TIMCI, KSEI, Thomson Reuters, dan Osiris. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier dengan robust standard eror untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi insider trading pada saat right issue di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengaruh negatif kombinasi order imbalance dan indikasi insider trading pada abnormal return, khususnya jangka pendek. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa pada insider akan mendapatkan keuntungan jangka pendek dari pada keuntungan jangka panjang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perdagangan yang dilakukan oleh insider sebelum pengumuman right issue tidak mampu memprediksi kinerja operasional di masa depan. Temuan tersebut membuktikan bahwa insider tidak memberikan tambahan sinyal ke pasar tentang fundamental perusahaan, melainkan insider cenderung untuk mendorong terjadinya mispricing dan memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Argumen tersebut juga dibuktikan secara statistik bahwa kombinasi order imbalance dan indikasi insider trading berpengaruh negatif pada firm-specific sentiment.
Insider
trading is a common form of financial market misconduct that undermines the
integrity of the financial markets. This study aims to empirically examine the
occurrence of insider trading during rights issues on the Indonesia Stock
Exchange. Additionally, the study investigates whether trading activities
conducted by firms, suggestive of insider trading, have the ability to predict
future operational performance. Alternatively, if insiders are unable to
provide information regarding operational performance, then insiders are more
inclined to contribute to inducing mispricing, as measured by firm-specific
sentiment. The data employed in this research is sourced from TIMCI, KSEI,
Thomson Reuters, and Osiris. The research methodology employs linear regression
with robust standard errors to address heteroskedasticity issues. The
findings of this study indicate that insider trading indeed takes place during
rights issues on the Indonesia Stock Exchange. This assertion is supported by
the negative impact of the combination of order imbalance and indications of
insider trading on abnormal returns, particularly in the short term.
Furthermore, the study provides evidence that insiders tend to achieve
short-term gains rather than long-term profits. Moreover, the study
demonstrates that trading activities executed by insiders prior to the announcement of rights issues fail to predict future operational performance.
These findings substantiate the notion that insiders do not furnish
supplementary signals to the market concerning a company's fundamental aspects.
Instead, insiders appear predisposed to facilitating mispricing and exploiting
it for personal gains. This argument is statistically corroborated by the
adverse influence of the combination of order imbalance and indications of insider
trading on firm-specific sentiment.
Kata Kunci : Insider trading, abnormal return, equity issuances