Laporkan Masalah

Hubungan Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2021

Tri Bekti Utami, Dr. Lutfi Muta’ali, S.Si., M.T.

2023 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH

Kondisi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan termasuk dua permasalahan utama dalam fokus pembangunan di Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi variasi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan setiap kabupaten/kota, menganalisis tipologi dan pola hubungan antara keduanya, dan merumuskan rekomendasi arahan pengembangan wilayahnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa pendekatan kuantitatif dengan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi pearson product moment, analisis tipologi wilayah, dan analisis SWOT untuk merumuskan rekomendasi arahan pengembangan wilayah. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kabupaten/kota di Provinsi DIY memiliki variasi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan yang cukup bervariasi pada periode tahun 2012-2021. Variasi ketimpangan pendapatan tiap kabupaten/kota di Provinsi DIY cenderung meningkat, sedangkan variasi kemiskinan cenderung memiliki tren yang menurun. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan adanya peningkatan angka kemiskinan pada tahun 2020 hingga 2021. Pola hubungan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan melalui uji korelasi pearson product moment, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat (korelasi sedang), negatif, dan signifikan, yang artinya semakin rendah tingkat kemiskinan, maka akan semakin tinggi tingkat ketimpangan pendapatannya, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan identifikasi topologi wilayahnya, terdapat 3 tipe wilayah menurut kemiskinan dan ketimpangan pendapatannya. Tipe I (kemiskinan tinggi, ketimpangan pendapatan tinggi) yaitu Kabupaten Bantul, tipe II (kemiskinan rendah, ketimpangan pendapatan tinggi) yaitu Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, dan tipe III (kemiskinan tinggi, ketimpangan pendapatan rendah) yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunungkidul. Rekomendasi pengembangan wilayah Provinsi DIY disusun dengan analisis SWOT berdasarkan hasil analisis uji korelasi yang telah dilakukan dan disesuakan dengan kebijakan pembangunan yang berlaku untuk tiap kabupaten/kota di Provinsi DIY. Setiap kabupaten /kota di kelompokkan ke dalam tipe -tipe berdasarkan karaktersitik variabel yang dimilikinya.

Conditions of poverty and income inequality are two of the main problems in the focus of development in Indonesia. This study aims to identify the variations in poverty and income inequality in each district/city, analyze the typology and pattern of the relationship between the two, and formulate recommendations for regional development directions. The method used in this study is a quantitative approach with secondary data obtained from related agencies. The analysis was performed using a pearson product moment correlation test, regional typology analysis, and SWOT analysis to formulate recommendations for regional development directions. The results of the study show that overall regencies/cities in the DIY Province have quite varied variations in poverty and income inequality in the 2012-2021 period. The variation in income inequality for each district/city in the Province of DIY tends to increase, while the variation in poverty tends to have a decreasing trend. However, with the Covid-19 pandemic causing an increase in the poverty rate in 2020 to 2021. The pattern of the relationship between poverty and income inequality through a pearson product moment correlation test, shows that there is a fairly strong (moderate), negative, and significant correlation, which means that the lower the poverty level, the higher the level of income inequality, and vice versa. Based on the topological identification of the area, there are 3 types of regions according to poverty and income inequality. Type I (high poverty, high income inequality) is Bantul Regency, type II (low poverty, high income inequality) is Sleman Regency and Yogyakarta City, and type III (high poverty, low income inequality) is Kulon Progo Regency and Gunungkidul Regency. Recommendations for the development of the DIY Province area were compiled using a SWOT analysis based on the results of the correlation test analysis that had been carried out and adapted to the development policies that apply to each district/city in the DIY Province. Each district / city is grouped into types based on the characteristics of the variables it has.

Kata Kunci : kemiskinan, ketimpangan pendapatan, korelasi pearson product moment, tipologi wilayah, analisis SWOT.

  1. S1-2023-441770-abstract.pdf  
  2. S1-2023-441770-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-441770-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-441770-title.pdf