Konsepsi historisitas dalam filsafat Muhammad Baqir Ash-Shadr

SARJUNI, Drs. Misnal Munir, M.Hum

2003 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Penelitian ini berjudul “Konsepsi Historisitas dalam Filsafat Muhammad Baqir Ash-Shadr. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis filosofis berkenaaan dengan hukum-hukum sejarah, evolusi dan motor penggerak sejarah, serta pola dan tujuan gerak sejarah dalam filsafat Shadr; (2) Untuk menemukan kekuatan dan kelemahan konsepsi historisitas dalam filsafat Shadr (3) Untuk menemukan relevansi konsepsi historisitas Shadr dengan pemaknaan historisitas Pancasila dalam era reformasi dewasa ini. Proses penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengumpulkan dan mendeskripsikan data sesuai dengan ruang lingkup penelitian secara apa adanya; (2) Memilah-milah data agar menjadi jelas dan terpisah antara data primer dan skunder; (3) Data yang sudah terpisah kemudian dianalisis secara hermeneutik-refleksif, yakni menginterpretasi makna historisitas Shadr, kemudian merefleksikan untuk menemukan makna historisitas Pancasila; (4) Menyusun draf hasil penelitian dan (5) Merefleksikan hasil penelitian yang sudah dianggap final dalam bentuk laporan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan yakni: (1) Latar belakang munculnya Konsepsi historisitas Shadr, lebih disemangati upaya untuk mengembalikan masyarakat Islam (Irak dan Iran) terutama generasi mudanya yang tergila-gila pada Marxisme dan pola kehidupan Barat lainnya, kepada pangkuan Islam dan iman dengan muatan syari’at Islam, tentunya melalui interpretasi kritis dan orisinalitasnya; (2) Menurut Shadr, sejarah bergerak berdasarkan hukum-hukum tertentu yang bersifat permanen. Sejarah berevolusi didorong oleh kekuatan subjektif, yakni kekuatan yang bersifat moralistilidealistik yang ada dalam diri manusia; (3) Kekuatan yang bersifat moralistikidealistik ini ditransformasikan menjadi dialektika objektif dalam diri manusia sebagai komponen utama dan jangkar sejarah. Dengan kata lain sejarah menjadi bersifat spiritual- material sekaligus, atau bi-dimensional; (4) Proses dialektis yang terjadi dalam diri manusia dan sejarah itu terus bergerak maju secara progresif evolusioner ke arah puncak kesempurnaan tertinggi, yakni ketika manusia sampai pada sisi Tuhan. (5) Konsepsi historisitas Shadr relevan dengan pemaknaan historisitas Pancasila, yakni menekankan arah perkembangan historistas pada keseimbangan antara perkembangan peradaban (aspek material) dan kebudayaan (aspek spiritual). Menekankan keseimbangan antara kebebasan dan keterikatan manusia sebagai pelaku sejarah.

The title of this research is “The Concept of Historicity in Muhammad Baqir ash-Shadr’s Philosophy”. The aims of this research are: (1) To describe, analyze and critycally, the rule or laws of history, evolution and driving forces of history, also the pattern and objection of history in Shadr’s Philosophy; (2)To find the strength and weakness of Shadr’s historicity conception; (3) To find the relevantion of Shadr’s historicity conception with historicity of Five Principles (Pancasila) in reform era these days. The research consist of systematic steps as follow: (1) Collecting and describing of data as according with the scope of the research; (2) Categorization of data in order to became clear and distinct into primary and secondary ones; (3) These data, then analyzed by hermeneutik-reflective. Its means to interprete the meaning of historicity in Shadr’s philosophy, and then reflecting to find the meaning of historicity of Five Principles (Pancasila); (4) Compiling a draft of result of research and (5) Reflection on the final finding in the form of report. The result of this research are: (1) The background of Shadr’s historicity conception, more encoraged by the effort to back bring of Islamic society (Iraq and Iran) especially its rising generation, who are very much influated by Marxisme and other Western life-style pattern, into Islamic teaching and believing by critically and originally intepriting it; (2) According to Shadr, history make a move pursuant to certain laws having the permanent character. History have evoluation pushed by subjective strength, namely moralisticidealistic strength, the character in individual existing; (3) This moralisticidealistic strength was transformed to be objective dialectics of human individual, as a primary component and actor of history or historical yoke. In other words, a history become to have character of the spiritual- material at one blow, or bedimensional; (4) The process of dialectical contradiction that occurs in every human individual and history, than evolutionary towards its Zenith of perfection, namely when human being have reached side of God; (5) The conception of historicity in Shadr’s philosophy is relevant with the meaning of Pancasila historicity; emphasize the direction of historical development at balance between civilization development (materiality aspect) and cultural development (spirituality aspect). Emphasizing balance between freedom and binding of human being as a subject of history.

Kata Kunci : Filsafat M Baqir Ash, Shadr, Konsep Historisitas, Historicity, Determinism and Indeterminism Theory, and Moralistic-Idealistic Forces.