Analisis manajemen obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banjarnegara
MARYAM, Sri Susiani, Dra. Dwi Pudjaningsih, M.Kes.,Apt
2003 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi (Magister Manajemen Farmasi)Manajemen obat Rumah Sakit yang terdiri dari tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Manajemen obat tersebut merupakan rangkaian kegiatan membentuk sebuah siklus. Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Banjarnegara ditemukan beberapa masalah ketidakefisienan pada manajemen obat, antara lain ada obat kadaluarsa, ada obat kosong dan jumlah item obat yang bertambah, untuk itu perlu diungkap dan dianalisis sampai sejauh mana tingkat efisiensi proses manajemen obat di Instalasi Farmasi RSUD Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan rancangan deskripsi analitis bersifat retrospektif dan prospektif, dengan melakukan analisis terhadap dokumen yang berhubungan dengan proses manajemen obat yang terdiri dari tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan yang terdapat di Instalasi Farmasi RSUD Banjarnegara. Penyajian dan analisis data dalam bentuk tabel dan uraian tekstual. Tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi diukur tingkat efisiensinya menggunakan indikator efisiensi Pudjaningsih (1996) dan tahap penggunaan diukur dengan indikator efisiensi WHO (1993), kemudian dibandingkan dengan standar atau hasil penelitian untuk mengetahui adanya ketidakefisienan pada masing-masing tahap. Hasil penelitian menunjukkan manajemen obat di Instalasi Farmasi RSUD Banjarnegara belum efisien yaitu dengan diperolehnya data sebagai berikut : pada tahap; perencanaan, cakupan dana tersedia hanya 79,12% dari dana yang sesungguhnya dibutuhkan; pengadaan, frekwensi pengadaan kenyataan 13 kali per item obat dari sebaiknya 8 kali dengan metode EOQ, kesalahan faktur 17,58% dari sebaiknya 1,57%, lamanya pembayaran faktur 43 hari dari seharusnya 30 hari; penyimpanan, kecocokan kartu stok 83,33% dari seharusnya 100%, nilai TOR 9,5 kali dari sebaiknya 6 kali, obat kadaluarsa 2,53% dari sebaiknya 0,36%; distribusi, lamanya waktu tunggu pada pukul 10.00 sampai 12.00 untuk obat non racikan 38 menit dan obat racikan 48 menit, resep terlayani 87,18% dari sebaiknya 100%; penggunaan, prosentase obat generik 60,8% dari seharusnya 82%,obat sesuai formularium 97,93% dari sebaiknya 100%.
Hospital drug management which consist of planning, procurement, storage, distribution, and use steps, performed by the department pharmacy. The drug management is organized around the basic functions of the drug management cycle. Result of preliminary observation done in hospital pharmacy of RSUD Banjarnegara found some inefficiency problems, such as expired drugs, stock out, and increasing number of drug items, therefore it is necessary to reveal and to analyze the efficiency rate of drug management in hospital pharmacy of RSUD Banjarnegara. The Method used of the research are retrospective and prospective descriptiveanalytic design by analyzing document that correlate with drug management process consist of planning, procurement, storage, distribution, and use in department pharmacy of RSUD Banjarnegara. The data were analyzed and presentated in tables and textual description. Each step of the drug management process are planning, procurement, storage, and distribution were measured efficiency indicator by using Pudjaningsih (1996) and use step using WHO (1993), then compared with standar or another standar to understand whether or not each steps were efficient. The results showed that drug management in hospital pharmacy department of RSUD Banjarnegara were not efficient yet and shown as follows: in the planning step, the available fund was only 79.12% of required fund; the procurement, procurement real frequency 13 times per drug item which should be 8 times for the best with EOQ method, invoice error was 17.58% which should be 1.57%, invoice payment was 43 days, which should be 30 days; storage, stock card’s fitness 83.33% which should be 100%, TOR value was 9.5 times which should be 6 times, expire drugs 2.53% which should be 0.36%; distribution, length non preparation drugs 38 minutes and for preparation drugs 48 minutes at 10.00 p.m. to 12.00 p.m., and served prescription 87.18% which should be 100%; use, generic drug percentage 60.8% which should be 82% and drug appropriate with formulary 97.93% which should be 100%
Kata Kunci : Manajemen Obat,Instalasi Farmasi RSU, The drug management, indicator, and efficiency