Uji Validasi dan Efektivitas Model 3D Printing Cerebrum sebagai Media Ajar Anatomi

Pindo Galih Prakoso, dr. Nur Arfian, Ph.D.

2023 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Latar belakang: Anatomi adalah cabang ilmu kedokteran manusia yang paling tua di dunia. Kadaver dimanfaatkan dalam dunia pendidikan anatomi dengan metode diseksi dan proseksi. Proses pemanfaatan kadaver terkendala oleh keterbatasan tenaga ahli anatomi dan menurunnya pasokan kadaver untuk pendidikan. Penggunaan preparat kadaver yang dipreservasi jangka panjang memiliki konsekuensi kerusakan pada struktur organ. Otak adalah salah satu organ yang mudah rusak dan kehilangan detail struktur guna pembelajaran. Inovasi dibutuhkan untuk menangani masalah pembelajaran. 3D printing adalah salah satu solusi pemanfaatan teknologi CT -scan atau MRI yang diolah dengan teknik Fused Deposition Modeling (FDM). 3D printing cerebrum dikembangkan untuk membantu memberikan solusi pembelajaran anatomi.

 

Tujuan: Penelitian ini mengkaji uji validasi 3D printing cerebrum dan menguji efektivitasnya sebagai media ajar anatomi.

 

Metode: Uji validasi menggunakan metode expert validation. Validasi dilakukan oleh 5 subjek yang terdiri dari ahli anatomi, spesialis neurologi, dan spesialis bedah saraf. Lembar validasi berdasarkan metode validasi Arikunto. Hasil validasi dibandingkan persentasenya dan dideskripsikan rerata skor akhirnya. Uji pemakaian terbatas terdiri atas 31 subjek yang secara acak dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I terpapar terlebih dahulu dengan cerebrum kadaver. Kelompok II terpapar terlebih dahulu dengan 3D printing cerebrum. Nilai pretest, posttest I, dan posttest II diambil pada sesi pemakaian terbatas. Perbandingan nilai kedua kelompok diuji menggunakan Mann- whitney test dan Independent – t test. Perbandingan perbedaan nilai pada kelompok berpasangan menggunankan uji Wilcoxon. Nilai p< 0>

 

Hasil: Validasi umum mendapatkan skor 94,38% masuk dalam kategori sangat layak. Validasi permukaan 3D printing cerebrum masuk dalam kategori sangat layak pada facies lateralis (93,68%), facies inferior (89,5%), dan facies medialis (90,17%). Uji pemakaian terbatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada nilai posttest I kelompok I (7,68) dan kelompok II (6,26). Delta posttest II  - prestest kelompok I (8,38) lebih tinggi bermakna dibandingkan delta posttest I – pretest kelompok I (6,00). 80,6% subjek lulus pada uji pemakaian terbatas. Diskusi kelompok terarah menunjukkan bahwa sebagain besar subjek mencapai tujuan belajar dan memiliki motivasi belajar lebih tinggi setelah terpapar 3D printing cerebrum.

 

Kesimpulan: 3D printing cerebrum mendapatkan skor sangat layak dan efektif digunakan sebagai media ajar anatomi.

Background: Anatomy, the oldest branch of human medicine, mainly relies on cadavers by dissection and prosection methods as learning resources. Using cadavers in learning is constrained by the limited number of anatomists and the decreasing supply of cadavers for education. Long-term use of preserved cadaveric preparations has consequent damage to organ structures. The brain is one of the organs that is easily damaged and loses structural details for learning. Innovation is needed to overcome these problems. We proposed 3D printing by utilizing CT-scan or MRI technology, which is processed using the Fused Deposition Modelling (FDM) technique. The 3D printing cerebrum was developed to help provide anatomy learning solutions.

 

Objective: This study examined the validation test of cerebrum 3D printing and tested its effectiveness as an anatomy teaching media.

 

Method: We used expert validation by involving five expert respondents: anatomists, neurologists, and neurosurgeons. The validation sheet is based on the Arikunto validation method. The validation results were compared to the percentages, and the average final score was described. The limited-use trial consisted of 31 participants randomly divided into two groups. Group I was first exposed to the cadaveric cerebrum. Group II was first exposed to 3D printing cerebrum. Pre-test, post-test I, and post-test II values ??were taken in limited use sessions. Comparison of the scores of the two groups was analyzed using the Mann-Whitney test and the Independent ??T-test. A comparison of the difference in scores in the paired groups was analyzed using the Wilcoxon test. The p-value <0>

 

Results: General validation got a 94.38% score in the very feasible category. Cerebrum 3D printing surfaces validation which at the very feasible category were: the superolateral facies (93.68%), inferior facies (89.5%), and medial facies (90.17%). The limited-use test showed no significant difference in the post-test scores for Group I (7.68) and Group II (6.26). Delta post-test II - pre-test group I (8.38) was significantly higher than delta post-test I - pre-test group I (6.00). 80.6% of subjects passed the limited-use test. Focus group discussions showed that most subjects achieved their learning goals and had higher learning motivation after exposure to the 3D printing cerebrum.

 

Conclusion: 3D printing cerebrum gets a decent score and is effectively used as an anatomy teaching medium.

Kata Kunci : 3D printing cerebrum, validasi, efektivitas, media ajar