Laporkan Masalah

Analisis Spasial Epidemiologi Malaria di Kecamatan Lamboya Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur

Agustina Mbiliyora, Prof.dr. Tribaskoro T. Satoto, M.Sc.,Ph.D dan dr. E.Elsa M, M.kes.,Ph.D

2023 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar Belakang: Kecamatan Lamboya merupakan salah satu wilayah endemis tinggi malaria. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat tahun 2022, jumlah penderita malaria mencapai 938  kasus. Untuk menganalisa sebaran kasus malaria, penentuan wilayah receptive dan vulnerable, pengaruh faktor lingkungan dan sosial budaya diperlukan analisis spasial untuk tindakan preventif malaria. Tujuan: Untuk mengetahui pola sebaran spasial malaria, tipe habitat jentik, pemetaan wilayah receptive dan vulnerable dan faktor risiko di Kecamatan Lamboya.

Metode: Merupakan observasional analitik dengan rancangan unmatched case control. Data sekunder malaria bulan Januari 2023 diperoleh melalui e-SISMAL PKM Kabukarudi dan klinik malaria. Data primer dengan melakukan wawancara, penentuan titik koordinat serta penangkapan nyamuk di Desa Palamoko(1 malam). Sampel penelitian: 36 kasus dan 36 kontrol. Data diolah dengan menggunakan QGIS dan IBM SPSS 22.

HasilL: Sebaran kasus malaria berpola random dekat dengan habitat nyamuk pada radius 500m-1000m. Tipe habitat positif jentik: sawah,mata air ,muara, sungai, genangan dan kubangan. Lima wilayah receptive: Patiala Bawa, Palamoko, Lamboya Bawa, Ringurara, dan Watukarere serta tiga wilayah vulnerable: Wailibo, Kabukarudi dan Rajaka. Hasil identifikasi nyamuk ditemukan: An.vagus, An.limosus, An.subpictus, An.indefinitus dan An.annularis. Hasil uji chi square keberadaan habitat p=0,000, OR 14,091, kebiasaan keluar malam p=0,001, OR 11,364, penggunaan APD p=0,014, OR 3,500, penggunaan obat nyamuk p=0,018, OR 3,143 ada hubungan yang signifikan terhadap kejadian malaria, sementara bentuk fisik rumah p=0,096, keberadaan kandang  ternak p=0,190 tidak berpengaruh terhadap kejadian malaria.

Kesimpulan: Pola sebaran kasus malaria menyebar mendekati habitat perkembangbiakan nyamuk. Tipe habitat jentik: sawah, genangan, kubangan, mata air, muara dan sungai. Kepadatan larva dan nyamuk Anopheles cukup tinggi di Kecamatan Lamboya. Ditemukannya potensial vektor malaria dan habitat jentik menunjukkan bahwa Kecamatan Lamboya masih berpotensi tinggi untuk terjadinya penularan indigenous maupun impor.

Kata Kunci: Malaria, spasial, receptive, vulnerable, GIS

Background: Lamboya sub-district is one of the high malaria endemic areas. based on data from the West Sumba Regency Health Office in 2022, the number of malaria reached 938 cases. To analyze the spread of malaria cases, determination of receptive and vulnerable areas, the influence of environmental and socio-cultural factors requires spatial analysis for malaria preventive measures. Objective: To determine the spatial distribution pattern of malaria, larval habitat type, mapping of receptive, vulnerable areas and risk factors in Lamboya District.

Method: it is an analytical observational with unmatched case control design. Secondary malaria data for January 2023 was obtained through e-SISMAL PKM Kabukarudi and malaria clinics. Primary data by conducting interviews, determining coordinate points and catching mosquitoes in Palamoko Village (1night). Samples: 36 cases and 36 controls. Data processed using QGIS and IBM SPSS 22.

Results: The distribution of malaria cases is randomly patterned close to mosquito habitat in radius of 500m-1000m. Positive habitat type of larvae: paddy fields, springs, estuaries, rivers, puddles and wallows. Five receptive region: Patiala Bawa, Palamoko, Lamboya Bawa, Ringurara, adn Watukarere as well three vulnerable regions: Wailibo, Kabukarudi and Rajaka. Identification of mosquitoes found: An.vagus, An.limosus, An.subpictus, An.indefinitus, And An.annularis. Chi-square test results of habitat presence p=0.000, OR 14.091, night exit habits p=0.001, OR 10.818, use of nets p= 0.000, OR 6.818, hanging clothes p= 0.000 OR 11.364, use of PPE p=0.014 OR 3.500 use of mosquito repellent p= 0,018, OR 3.143 there was a significant relationship with the incidence of malaria, while the physical form of the house p= 0.096, the presence of cattle sheds p= 0.190 had no effect on the incidence of malaria.

Conclusion: The pattern of distribution of malaria cases spread close to mosquito breeding habitats. The Habitat types of larvae are: paddy fields, puddles, wallows , springs, estuaries, and rivers. The discovery of potential malaria vectors and larval habitats shows that Lamboya District still has a high potential for malaria transmission, both indigenous and imported 

Keywords: Malaria, spatial, receptive, vulnerable, GIS

Kata Kunci : Malaria, spasial, receptive, vulnerable, GIS

  1. S2-2023-485793-abstract.pdf  
  2. S2-2023-485793-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-485793-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-485793-title.pdf