Studi Komparasi Standar Pengujian Statis Pada Kereta Dengan Penggerak Sendiri Berkecepatan Normal
Prabowo Ardiatomo, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. ; Ir. Muh. Arif Wibisono, S.T., M.T., D.Eng., IPM., ASEAN Eng.
2023 | Tesis | S2 Mag. S. & T.Transportasi
Perkeretapian adalah
satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana dan sumber daya
manusia serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaran
kereta api. Setiap sarana
perkeretaapian yang beroperasi di Indonesia wajib dilakukan pengujian pertama
dan pengujian berkala untuk menjamin kelaikan operasinya. Dari data Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2015-2021
terlihat bahwa realisasi
sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian belum optimal sehingga perlu
dukungan regulasi untuk memaksimalkan kinerja tenaga penguji sarana
perkeretaapiaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan standar pengujian statis yang meliputi pengujian berat, pengujian sirkulasi
udara, pengujian temperatur, pengujian intesitas cahaya dan pengujian
kebisingan pada kereta dengan penggerak sendiri yang diterapkan di Indonesia
dan Eropa.
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Analisa data yang digunakan
menggunakan analisa komparatif dan deskriptif. Analisa komparatif pada
penelitian ini dilakukan dengan mengkomparasikan antara standar pengujian
statis yang berlaku di Indonesia dan Eropa dengan harapan untuk perbaikan
terhadap standar pengujian sarana perkeretaapian di Indonesia. Analisa
desrkriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan menguraikan standar pengujian
statis yang berlaku di Indonesia dan Eropa.
Hasil penelitian dari komparasi terhadap standar pengujian statis kereta
dengan penggerak sendiri yang berlaku di Indonesia dan Eropa, sebagian besar
terdapat perbedaan baik pada item yang diuji, nilai keberterimaan dan tata cara
pengujian. Persamaan yang dimiliki hanya pada item yang diuji pada pengujian
statis sirkulasi udara dan kebisingan. Pengujian statis berat perlu adanya
penambahan item uji, perbaikan terhadap nilai keberterimaan serta tata cara
pengujian. Pengujian statis sirkulasi udara perlu perbaikan dalam pelaksanaan
tata cara pengujian. Pengujian temperatur perlu adanya penambahan item uji dan
perbaikan dalam pelaksanaan tata cara pengujian. Pengujian intensitas cahaya
perlu perbaikan pada pengujian lampu penerangan dalam kereta dengan penggerak
sendiri baik pada nilai keberterimaan serta pada tata cara pengujian lampu
penerangan. Pengujian statis kebisingan perlu adanya perbaikan tehadap nilai
keberterimaan serta tata cara pengujian.
Railways are a unified system consisting of
infrastructure, rollingstock and human resources as well as norms, criteria,
requirements and procedures for the operation of railroads. Every rollingstock
that operating in Indonesia must undergo first testing and periodic testing to
ensure its operational feasibility. From data the Directorate General of
Railways in 2015-2021, it can be seen that the realization of the eligibility
certificate for rollingstock has not been optimal, so regulatory support is
needed to maximize the performance of rollingstock testers. This study aims to
compare static testing standards which include weight testing, air circulation
testing, temperature testing, light intensity testing and noise testing on
self-propelled coaches that are applied in Indonesia and Europe.
The method used in this research is the qualitative
method. Analysis of the data used using comparative and descriptive analysis.
Comparative analysis in this study was carried out by comparing the static
testing standards in force in Indonesia and Europe with the hope of improving
the testing standards for railway facilities in Indonesia. Descriptive analysis
in this study was carried out by describing the static testing standards that
apply in Indonesia and Europe.
The results of the research comparison of the static
testing standards for self-propelled coaches that apply in Indonesia and
Europe, there are mostly differences in both the items tested, the
acceptability value and the test procedure. The only similarities are the items
tested in static air circulation and noise testing. Weighing static testing
requires the addition of test items, improvements to the acceptability value
and testing procedures. Air circulation static testing needs improvement in the
implementation of testing procedures. Temperature testing requires the addition
of test items and improvements in the implementation of test procedures. The
light intensity test needs improvement in the testing of lighting lamps in
self-propelled coaches both on the acceptability value and on the procedure for
testing lighting lamps. Static noise testing needs improvement to the acceptability
value and testing procedures.
Kata Kunci : Pengujian statis, standar, kereta dengan penggerak sendiri