Laporkan Masalah

Esai Tenaga Kerja Informal di Indonesia

Rokhedi Priyo Santoso, Prof. Catur Sugiyanto, MA.PhD

2023 | Disertasi | S3 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Esai mengenai tenaga kerja informal di Indonesia terdiri dari dua studi. Studi pertama fokus pada perbedaan upah antara tenaga kerja formal dan informal berdasarkan cohort di Indonesia. Sedangkan kajian kedua fokus pada bagaimana dampak krisis ekonomi terhadap transisi kesempatan kerja antara formal dan informal. 

Pasar tenaga kerja di Indonesia telah lama diwarnai oleh dualisme antara pasar tenaga kerja formal dan informal. Dualisme ini telah menyebabkan kesenjangan upah yang persisten antara keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendekomposisi perbedaan upah antara pekerja formal dan informal berdasarkan cohort di Indonesia dan menganalisis lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan tersebut. Hal ini memungkinkan untuk mengidentifikasi struktur pasar tenaga kerja di Indonesia, apakah cenderung tersegmentasi atau kompetitif. Kontrol cohort pekerja muda dan tua secara spesifik relevan dengan dengan argumen akumulasi sumber daya manusia. Data bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional tahun 2010 dan 2019. Penelitian ini menggunakan teknik dekomposisi Blinder-Oaxaca dan Heckman untuk mengoreksi bias seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan upah antara pekerja formal dan informal semakin berkurang, terutama pada kelompok muda. Pada kelompok ini, struktur pasar tenaga kerja masih tersegmentasi, meskipun tingkat segmentasinya semakin berkurang. Sebaliknya, pasar tenaga kerja kelompok tua lebih kompetitif namun tingkatannya semakin menurun. Dekomposisi lebih lanjut menunjukkan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi kesenjangan upah keduanya. Namun, efek ini juga semakin berkurang. Selain itu, perbedaan faktor kelembagaan pasar tenaga kerja seperti sistem pengupahan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja telah meningkatkan kesenjangan upah. Implikasinya pemerataan akses pendidikan bagi kelompok muda dan perbaikan institusi pasar tenaga kerja dapat mengurangi kesenjangan upah formal dan informal.

Meskipun dualisme pasar tenaga kerja menyebabkan adanya perbedaan upah antara pekerja formal dan informal, namun dualisme ini merupakan berkah tersembunyi bagi perekonomian Indonesia di saat krisis. Transisi antara pekerjaan formal dan informal merupakan mekanisme penyesuaian pasar tenaga kerja dalam menghadapi guncangan ekonomi. Studi ini menyelidiki dampak nonlinier krisis ekonomi terhadap transisi kesempatan kerja antara sektor formal dan informal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Markov multi state model dan Markov switching dynamic regression. Model pertama bertujuan untuk menguji seberapa sensitif transisi lapangan kerja formal dan informal terhadap fluktuasi ekonomi, sedangkan model kedua bertujuan untuk menjustifikasi pengaruh suatu krisis ekonomi terhadap transisi antara kesempatan kerja formal dan informal. Observasi meliputi tahun 1993 hingga 2020 pada tingkat kota/kabupaten. Secara empiris, hasil studi menunjukkan transisi lapangan kerja antara formal dan informal terbukti sangat responsif terhadap fluktuasi perekonomian. Sebelum krisis, respons kesempatan kerja informal menunjukkan tren kontra-siklus, dimana pertumbuhan ekonomi secara bertahap mengurangi tingkat informalitas di Indonesia. Namun, krisis ekonomi telah memperlambat transisi dari lapangan kerja informal ke lapangan kerja formal, khususnya di wilayah-wilayah dengan intensitas tenaga kerja formal yang tinggi. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa krisis ekonomi telah meningkatkan prevalensi kesempatan kerja informal di Indonesia. Namun dengan respon yang bersifat kontra siklus tersebut kesempatan kerja informal di Indonesia mampu berperan sebagai penyangga perekonomian pada saat mengalami krisis dalam jangka pendek.


This essay on informal labor in Indonesia consists of two studies. The first study focused on wage differentials between formal and informal workers by cohort in Indonesia. Meanwhile, the second study focuses on the impact of the economic crisis on the transition of employment opportunities between formal and informal.

The labor market in Indonesia has long been characterized by dualism between formal and informal. This labor market dualism has caused a persistent wage gap between formal and informal workers. This study aimed to decompose the wage difference between formal and informal workers based on cohorts in Indonesia and further analyze the factors that influence this gap. This allowed us to identify the structure of the labor market and whether it tends to be segmented or competitive. By controlling the cohort, the estimation result was compatible with the human capital accumulation argument. The data sourced from the 2010 and 2019 National Labor Surveys comprised 581,312 and 503,313 workers, respectively. This study used the threefold Heckman selection-biased corrected Blinder–Oaxaca decomposition technique. The results showed that the wage gap between formal and informal workers is decreasing, especially among the younger cohort. Among this cohort, the labor market is still segmented, although the degree of segmentation is lower. In contrast, the older cohort labor market is more competitive but at a decreasing rate. A further decomposition showed that education has affected the wage gap between young and old cohorts. However, this effect is diminishing. In addition, differences in institutional labor market settings such as the wage system and occupational health and safety systems have increased the wage gap. The findings imply that equitable access to education for the younger cohort and the improvement of labor market institutions can reduce the gap between formal and informal wages.

Although the dualism of the labor market causes a wage between formal and informal workers, this dualism is a blessing in disguise for the Indonesian economy in times of crisis. The transition between formal and informal employment is a crucial labor market adjustment mechanism in response to economic shocks. This study investigates the nonlinear impact of the economic crisis on the employment transition between the formal and informal sectors in Indonesia. The authors employ two distinct Markov-regime switching methodologies to explore this phenomenon: the Markov multi-state model and Markov switching dynamic regression. The former seeks to verify the responsiveness of formal and informal employment transitions to economic fluctuations, while the latter aims to justify the direct influence of an economic crisis on the transition between formal and informal employment. The study encompasses the period from 1993 to 2020, focusing on Indonesia's city/municipal level. Empirically, the transition in employment between formal and informal proves highly responsive to economic fluctuations. Prior to the crisis, the response to informal employment displayed a counter-cyclical trend, wherein economic growth gradually diminished the informality rate in Indonesia. However, the economic crisis has notably decelerated the transition from informal to formal employment, particularly in regions with a high concentration of formal employment prospects. This inclination suggests that the economic crisis has heightened the prevalence of informal employment in Indonesia. This counter-cyclical response, to some extent, serves as a short-term economic buffer.

Kata Kunci : Informal, Kesenjangan Upah, Cohort, Krisis, Pro Siklus, Kontra Siklus

  1. S3-2023-435316-abstract.pdf  
  2. S3-2023-435316-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-435316-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2023-435316-title.pdf