Simbol status Sultan dan Aparat Kesultanan dalam rumah bangsawan di Buton Sulawesi Tenggara
RAMADAN, Sachrul, Dr.Ir. Arya Ronald
2003 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturButon adalah salah satu pulau di Indonesia yang berada dalam wilayah Sulawesi bagian Tenggara. Pada abad ke-15 di wilayah ini pernah berdaulat kerajaan dan kesultanan. hingga kini masih dapat dijumpai beberapa peninggalan arsitekturnya. Sebelum Islam masuk dibuton Kerajaan itu bernama kerajaan Wolio yang diperintah oleh raja ke-1 hingga ke-5. Ketika masa pemerintahan Raja ke-6 tahun 1941 Islam masuk di Buton dan Islam diterima sebagai agama kerajaan, maka kerajaan Wolio pada masa itu berubah menjadi Kesultanan Buton. Bentuk Kesultanan disesuaikan dengan ajaran Islam yang rajanya bergelar Sultan dan Raja ke-6 pada saat itu menjadi Sultan Buton pertama. Ketika masa pemerintahan Sultan Buton Ke 4 (Laelangi, 1578 – 1615), ia, menetapkan lapisan-lapisan dalam masyarakat menjadi empat lapisan yaitu ; kaomu, papara, walaka dan batua. Golongan kaomu dan papara disebut golongan Bangsawan yaitu Sultan dan aparat kesultanan Buton. Golongan walaka dan batua disebut golongan rakyat biasa. Disamping menetapkan stratifikasi, Laelangi juga menetapkan Undang-undang kesultanan bernama Undang-Undang Martabat Tujuh yang berlandaskan syariat Islam. Sejak undang-undang ditetapkan, syariat Islam menyentuh kehidupan sosial dan cara membangun rumah seluruh lapisan masyarakat ketika itu dan manifestasi nilai-nilai Islam sangat kuat diwujudkan dalam rumah Sultan dan aparat kesultanan. Sultan dan aparat adalah golongan bangsawan, namun perbedaan status sosial terletak pada kostum dan bentuk Hunian mereka. Masyarakat Buton meyebut rumah Sultan adalah Kamali dan Banua tada kambero sedangkan rumah Aparat hanya disebut Banua tada kambero Bukan Kamali. Berdasarkan perubahan bentuk pemerintahan yang diikuti oleh bentuk hunian serta adanya penyebutan yang berbeda antara rumah Sultan dan Aparat kesultanan padahal keduanya adalah golongan bangsawan maka kenyataan ini menarik untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan makna simbol pada unsur-unsur arsitektur yang terdapat pada rumah-rumah Sultan dan rumah-rumah aparat kesultanan Buton yang berkaitan dengan status sosial dan sejauh mana penerapan nilai-nilai Islam pada Hunian mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan teori-teori yang dikembangkan dari teori ; (a) spatial system, physical system, Stylistik system (Habraken) (b) teori yang berkaitan dengan Budaya yaitu teori tentang simbol, teori tentang bentuk rumah, teori sifat (Jong. SD) dan (c) teori kosmologi yang berkaitan dengan orientasi (kosmologi Islam dan kosmologi lokal) dengan unit analisis adalah 4 sampel rumah Sultan dan 8 sampel rumah aparat. Hasil Penelitian ini telah menemukan klasifikasi simbol yang sama dalam rumah Sultan dan Aparat dengan dominasi urutan yaitu simbol yang muncul karena agama dan kepercayaan , simbol yang berkaitan dengan nilai-nilai moral, simbol yang berhubungan dengan pengungkapan perasaan dan simbol yang muncul karena ilmu pengetahuan. Perbedaan yang ditemukan terletak pada simbol yang berhubungan dengan kepercayaan yaitu rumah Sultan mempunyai orieantasi sama dengan mesjid keraton Buton, yang ditunjukkan dengan letak tangga utama selalu pada bagian Timur. Posisi ruang Sultan (ruang tidur dan shalat) selalu berada pada bagian Barat . Rumah Aparat tidak ada yang berorientasi ke Timur. Temuan lainnya adalah; rumah Sultan lebih monumental, sedang rumah aparat tampak lebih kemanusiaan. Temuan-temuan ini jika dikaji berdasarkan pendekatan teori sifat dari Jong.S.D. ditemukan bahwa simbol rumah Sultan lebih menekankan kepada makna Kharismatik sedangkan rumah aparat lebih menekankan kepada makna kekuatan.
Buton Is one of the Islands in Indonesia that is located In south east or Sulawesi. In fifteenth century. there were established empire and Kastiltanan age and till now there left some of their architect. 1-lentance. Before Islam came lo Butori, this empire named WaWo Kingdom that commanded by the first king till fifth king, When the sixth king commanded this empire in 1941. Islam came to Buton and accepted as kingdom religion, then Walilo kingdom to be Kasuttanan Buton. The fomi or Kesultanan was appropriated with Islamic view that the kings title is Sultan and the sixth king to be Sultan Buton first. When the period of Sultan Buton forth (Laelangi. 1578 — 1615), He decided to categorize I-ils society to be four class: Ñaomu, papare, walaka and battîa. The kaomu and papara class was called noble class Included Sultan and his appliances In the Buton palace. Walaka and batua was called ordinary populace. Beside to decide stratification. Leelangi also decide Kesultarian law that was called Martabat Tujuh law that based on Islamic Syria. Since the law was decided, Islam concept touched social rive and the way to build all people houses at that time and the manifest of Islam values strongly stick by forming the house of Sultan and his appliances. Sultan and his apphances was noble class, but the differences of social status seem al the custom and their house. Buton people called Sultan Home as ¡(amali and Banua lada Kambem, while Sultan appliances called as Banua tada kambem not KamaIL Based on the alteration of The administration form in which followed by house form and the different name of Sultan House and Sultan Appliances, nieanwtlde both of them in the same class, This fact was interest to be observed. The aims of this research Is to identify the symbol architect elements exist on the Sultan houses and his appliances in Buton related to socIal status and how far the application of Islam concept to their houses. This research used rationalistic approaches with theory that developed from: (a) spatial system, physical system, stylistic system (Habraken) , (b) theory related to the culture that is theory about symbol, theory of house form, nature theory (Jong. SD) and (C) cosmology theory related lo orientation (Islamic cosmology arid local cosmology) with analysis unit was 4 samples of Sultan houses and B samples of appliance houses. The result of this research had found the same symbol classification In Sultan and his appliances houses respectively dominant symbol that emerge because religion and their beheve, symbol that emerge beiause moral values, symbol that related to knowledge. The differences founded was in the symbol that emerge because of their believe that Sultan houses had oriented that similar with the mosque of Buton palace., That shown with the location of main stair in the east. Position of Sultan rooms (bedroom and shalat room) always in tile wesi None of appliance that oriented to the casi Other finding were that Sultan houses were more monumental while appliance houses more humanity. If these finding was exammed by nature theory from Jong. S.D found that the symbol of Sultan houses is moi-e emphasized on charismatic meaning while appliances houses emphasized on sturdy meaning.
Kata Kunci : Rumah Bangsawan Buton,Simbol Status, Kesultanan Symbol, Noble house, Butori House