KARAKTERISTIK MINERALOGI, EVOLUSI FLUIDA HIDROTERMAL DAN MODEL GENETIK PROSPEK PORFIRI Cu-Au HUMPA LEU EAST, DISTRIK HU'U, PULAU SUMBAWA, INDONESIA
Okki Verdiansyah, Dr. rer nat. Ir. Arifudin Idrus, ST., MT., IPU; Dr. Eng. Ir. Lucas Donny Setijadji, ST., M.Sc., IPU; Bronto Sutopo, ST., Dipl. Eng. Geoth., Ph.D.
2023 | Disertasi | S3 Teknik Geologi
Lokasi penelitian berada pada prospek Humpa Leu East (HLE) pada distrik mineralisasi Hu’u, yang berada pada blok Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Sumbawa Timur Mining (PT. STM), yang terletak pada Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Permalasahan yang hadir adalah belum diketahui karakter litologi batuan intrusif, alterasi, mineralisasi, mineralogi, fluida hidrotermal yang terbentuk dan model genetiknya. Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik batuan intrusif, karakteristik mineralogi bijih dan alterasi, geokimia batuan, kimia mineral alterasi dan bijih, isotop sulfida, karakteristik fluida hidrotermal, model genetik dan evolusinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini didominasi oleh metode deskriptif dan kualitatif, yang dilakukan dengan tahapan desktop study, pengambilan data lapangan, pekerjaan laboratorium, analisis dan interpretasi, dan penyusunan disertasi. Analisis laboratorium yang dilakukan adalah petrografi dan mikroskopi bijih, freezing & heating stages inklusi fluida, kimia batuan dengan XRF-ICP OES), mineralogi XRD, SEM – EDS, pemetaan unsur dengan mikro-XRF, dan Isotop sulfur mineral sulfida.
Litologi HLE tersusun atas andesit, tuf, breksi freatomagmatik, dan diorit. Batuan diorit tersingkap setempat di permukaan, dan terlihat meluas di bawah permukaan, yang kemudian terintrusi oleh diorit kuarsa porfiri, mikrodiorit, dan breksi hidrotermal. Alterasi hidrotermal permukaan tersebar luas, membentuk pola haloes dengan bagian tengah berupa alterasi serisitik dan setempat potasik, dikelilingi oleh alterasi argilik, argilik lanjut, dan propilitik. Pada bawah permukaan terlihat adanya alterasi potasik yang mengikuti pola diorit kuarsa porfiri dan dibatasi propilitik pada bagian luarnya dan serisitik, argilik dan argilik lanjut pada bagian mendekati permukaan sampai permukaan. Mineralisasi prospek HLE terkontrol sebaran urat kuarsa yang terbagi menjadi tipe A, tipe EDM, tipe M, tipe AB, tipe B, tipe C, dan tipe D serta tipe epitermal. Paragenesa mineralisasi porfiri HLE dapat dibagi menjadi tahapan magmatik akhir (magnetit-hematit-biotit-korundum-rutil-kalkopirit±emas paladium), awal-porfiri (urat A dan M, biotit-magnetit-feldspar-kalkopirit-bornit±kovelit±digenit), tengah-porfiri (urat B dan C, urat anhidrit, karbonat, kalkopirit, bornit-kalkopirit±kovelit±sfalerit±pirit), akhir-porfiri (urat D, anhidrit-karbonat-kalkopirit), breksi hidrotermal (anhidrit-gipsum-kuarsa-karbonat-feldspar-serisit-klorit-kalkopirit-magnetit-bornit-±sfalerit-pirit), dan epitermal (kalkopirit-pirit±sfalerit).
Fluida hidrotermal HLE memiliki tiga kelompok data yaitu suhu dan salinitas tinggi (430°C, >35 wt% NaCl eq.) dengan kedalaman pembentukan sekitar 3.200 – 4.000 meter, suhu dan salinitas menengah (360-450°C, 10-35 wt% naCl eq.) dengan kedalaman pembentukan 1.500 – 2300 m, dan kelompok suhu dan salinitas rendah (200 - 350°C, 5-30 wt% NaCl eq.) dengan pembentukan pada kedalaman 400 – 1400 m. Pada sistem porfiri HLE, isotop sulfur berkisar antara -2,9‰ sampai -5,2‰ namun terdapat nilai isotop -12,8‰ pada sisi terluar sistem. Nilai tersebut memiliki kisaran yang serupa dengan pada sistem porfiri umumnya berkisar -0,3‰ sampai – 10,1‰.
Evolusi endapan porfiri HLE berasosiasi dengan pembentukan batuan beku yang merupakan bagian dari sistem magmatisme Calc Alkaline, dengan sifat adakitic like. Jenis litologi yang terbentuk pada sistem ini adalah kelompok batuan intermediet yaitu andesitik. Kehadiran intrusi dibawah permukaan yang teramati berupa diorit hornblenda, diorit kuarsa porfiri sebagai intrusi pembawa mineralisasi, dan mikrodiorit, dan. Sistem hidrotemal dimulai dengan pembentukan alterasi potasik di sekitar tubuh diorit kuarsa porfiri dan kontaknya dengan diorit, serta mengikuti jalur struktur. Sistem awal diinterpretasi terbentuk oleh magmatisme yang berasal dari kedalaman 3,1 sampai >4 km dengan fluida hidrotermal bersifat brine atau kaya garam dan membawa logam dengan suhu >550°C, terjadi perubahan menjadi kedalaman 1,6 – 2,2 km dan 0,2 – 1,4 km dengan karakteristik adanya boiling membentuk fluida kaya bifase dan salinitas menurun. Pada sistem tersebut juga ditandai dengan adanya perubahan alterasi dan pengkayaan kalsium membentuk karbonat dan anhidrit dekat permukaan.
Sistem hidrotemal dimulai dengan pembentukan alterasi potasik di sekitar tubuh diorit kuarsa porfiri dan kontaknya dengan diorit, serta mengikuti jalur struktur. Sistem awal diinterpretasi terbentuk oleh magmatisme yang berasal dari kedalaman 3,1 sampai >4 km dengan fluida hidrotermal bersifat brine atau kaya garam dan membawa logam dengan suhu >550°C, terjadi perubahan menjadi kedalaman 1,6 – 2,2 km dan 0,2 – 1,4 km dengan karakteristik adanya boiling membentuk fluida kaya bifase dan salinitas menurun. Pada sistem tersebut juga ditandai dengan adanya perubahan alterasi dan pengkayaan kalsium membentuk karbonat dan anhidrit dekat permukaan.
Implikasi terhadap eksplorasi adalah bahwa sistem porfiri sederhana dapat terbentuk oleh intrusi pembawa mineralisasi kemungkinan hanya dua jenis yaitu diorit dan diorit kuarsa porfiri, yang lebih juga terkontrol tektonik aktif. Mineralisasi sistem HLE ditandai dengan dominan kalkopirit pada setiap tahapannya dengan urat A dan M adalah pembawa mineralisasi utama pada sistem porfiri HLE. Porfiri HLE memiliki dimensi kecil dan ditemukan pada kedalaman 100-200 m di bawah permukaan saat ini, dan diketahui berada pada 2,5 km secara lateral dari deposit tembaga raksasa Wadubura-Onto. Hal tersebut, dapat meningkatkan keyakinan pada eksplorasi logam bahwa tipe porfiri umumnya selalu berukuran besar, sehingga penemuan porfiri dengan karakteristik HLE dapat menjadikan acuan menemukan deposit besar di sekitarnya.
Kata Kunci : emas, tembaga, mineral, porfiri, fluida hidrotermal, indonesia