Feasibility and Acceptability of Tuberculosis Screening for Stunted Children Under Five Years of Age in Kulon Progo District: An Implementation Research
Deandra Ardya Regitasari Sutoyo, Prof. dr. Ari Natalia Probandari, MPH, PhD; Tony Arjuna, S.Gz, M.NutDiet, AN, APD, PhD
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang:
Tuberkulosis dan stunting pada anak merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang menjadi prioritas penanganan. Untuk itu, diperlukan integrasi
layanan tuberkulosis (TBC) dengan program kesehatan dan gizi anak. Proyek
percontohan skrining TB untuk balita stunting telah dilaksanakan. Namun, terdapat
pertanyaan apakah program skrining ini dapat diterima dan layak untuk menangani
TB dan stunting pada balita sebagai intervensi kesehatan tahap awal di tingkat
masyarakat, pelaksana dan pemangku kepentingan.
Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menilai acceptability
dan feasibility skrining TB untuk
balita stunting.
Metode:
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode campuran untuk
menilai dan mengeksplorasi acceptability
dan feasibility skrining TB pada
balita stunting. Kerangka teori acceptability
(TFA) dan kerangka teori FRAME-IT digunakan untuk survei kuantitatif dan
panduan wawancara mendalam.
Hasil:
Di antara para orang tua, penerimaan skrining TB untuk balita stunting secara
umum tinggi, dimana para peserta melaporkan efektivitas yang dirasakan tinggi,
koherensi intervensi, self-efficacy dan
sikap afektif yang positif, burden
dan opportunity cost yang dapat
diterima, serta melaporkan bahwa intervensi tersebut etis. Pemangku kepentingan
dan pelaksana menganggap intervensi ini layak dilakukan dengan dukungan
kolaborasi dengan lintas pemangku kepentingan dan peningkatan penyediaan
layanan.
Kesimpulan:
Skrining tuberkulosis dilaporkan dapat diterima secara moderat. Namun, acceptability pelaksana masih terhambat
oleh adanya beban yang berlebihan dan kurangnya pelatihan. Meskipun
komponen-komponen pendukung feasibility
dan acceptability berjalan dengan
baik, namun perlu ada beberapa penyesuaian untuk meningkatkan dan mempertahankan
pemberian layanan.
Background:
Childhood
tuberculosis and stunting are public health issues in Indonesia which have
become the priorities to be tackled. This asks for an integration of
tuberculosis (TB) care with child health and nutrition programs. The TB
screening for stunted children pilot project has been implemented. However, the
question arose whether this screening program will be proven as acceptable and
feasible to manage both childhood TB and stunting as an early-stage health
interventions in the community, implementer, and the stakeholder level.
Objective:
This study aimed to assess acceptability and feasibility of TB screening for
stunted children under 5 years of age.
Method:
This was a mixed-methods observational study to assess and explore the
acceptability and feasibility of TB screening for stunted children under five
years of age. Theoretical framework of acceptability (TFA) and FRAME-IT
framework were used for the quantitative survey and in-depth interview guides.
Results:
Among the parents, acceptability of the TB screening for stunted children was
generally high with participants reporting high perceived effectiveness,
intervention coherence, positive self-efficacy and affective attitude,
acceptable degree of burden and opportunity cost, as well as reporting the intervention
as ethical. The stakeholders and implementers perceived a conditional
feasibility with support of multi-stakeholder collaboration and improvement of
service delivery.
Conclusions: The
tuberculosis screening was reported to be moderately acceptable. However, the
implementers' acceptability is still hindered by the presence of overwhelming
burden and lack of training. Even though the components for supporting
feasibility and acceptability work well together, there needs to be some
adjustments to improve and maintain the service delivery.
Kata Kunci : tuberculosis, stunting, acceptability, feasibility, implementation research