Hubungan antara Persepsi Penyakit, Layanan Kesehatan dan Pemilihan Fasilitas Kesehatan terhadap Pengeluaran Biaya Out Of Pocket pada Pasien Hemodialisa
Nurul Adzkia Ghearizky, Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS ; Dr. apt. Dwi Endarti, M.Sc.
2023 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi
Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyakit katastropik yang membutuhkan waktu dan biaya pengobatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi, persepsi penyakit, persepsi sistem layanan kesehatan, pemilihan fasilitas kesehatan dan pengeluaran biaya kesehatan berupa biaya Out Of Pocket (OOP) dan menganalisis hubungan sosiodemografi, persepsi penyakit, persepsi sistem layanan kesehatan terhadap pemilihan fasilitas kesehatan serta perbedaan rata-rata biaya OOP berdasarkan pemilihan fasilitas kesehatan pada pasien hemodialisa
Penelitian ini menggunakan metode Observasional analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien ginjal kronis dengan hemodialisa yang berada di RSUD Yogyakarta dengan kriteria terdiagnosis penyakit ginjal kronis dengan henodialisa selama 3 bulan dengan usia >18 tahun. Responden berjumlah 102 orang dengan teknik pengumpulan sample menggunakan Convenience Sampling. Data diperoleh dari kuesioner hasil wawancara langsung pada pasien ginjal kronis yang menjalani hemodialisa pada periode Januari-Februari 2023. Data kuesioner berupa data sosiodemografi, persepsi penyakit, persepsi sistem layanan kesehatan, pemilihan fasilitas kesehatan, dan pengeluaran biaya OOP. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, Fisher’s Excat Test dan Mann Whitney Test.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki persepsi penyakit dan sistem layanan kesehatan yang baik. Sebesar 63,72% responden memilih kunjungan ke rumah sakit dan 36,27% responden memilih kunjungan ke rumah sakit kombinasi fasilitas kesehatan lain. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan dengan pemilihan fasilitas kesehatan adalah status pekerjaan (p value <0>p value >0,05). Pengeluaran biaya OOP pada pasien ginjal kronis dengan hemodialisa selama 3 bulan yaitu Total pengeluaran biaya OOP jika di hitung berdasarkan pendapatan sebesar Rp 329.250.962 dengan rata-rata biaya per responden sebesar Rp 3.227.951±2.727.790 dan total pengeluaran biaya OOP jika di hitung berdasarkan PDB sebesar Rp 673.853.082 dengan rata-rata biaya per responden sebesar Rp 6.606.403±2.135.626. Komponen biaya paling besar ada pada biaya tidak langsung. Terdapat perbedaan rata-rata antara biaya medis langsung dan biaya tidak langsung terhadap pemilihan fasilitas kesehatan pada pasien ginjal kronis dengan hemodialisis. Adanya kombinasi kunjungan rumah sakit dan fasilitas kesehatan dapat meningkatkan besarnya pengeluaran biaya OOP yang harus dikeluarkan oleh pasien dan keluarga.
Chronic kidney disease is a catastrophic disease that requires high treatment time and costs. This study aims to determine sociodemographic characteristics, perceptions of the disease, perceptions of the health care sistem, selection of health facilities and health expenditures in the form of out of pocket (OOP) costs and analyze the relationship between sociodemographics, perceptions of the disease, perceptions of the health care sistem to the selection of health facilities and differences in average OOP costs based on the selection of health facilities in hemodialysis patients.
This observational analytic research applied a cross sectional approach. The population in this study were chronic kidney patients with hemodialysis who were at Dr. Sardjito Hospital. There were 102 respondents with a sampling technique using convenience sampling. Data were obtained from questionnaires from direct interviews with chronic kidney patients undergoing hemodialysis in the January-February 2023 period. Questionnaire data included sociodemographic data, perceptions of disease, perceptions of the health care sistem, selection of health facilities, and OOP costs. Data analysis used Kolmogorov-Smirnov test, Fisher's exact test and Mann Whitney test.
The results showed that the majority of respondents had good perceptions. 63.72% of respondents chose hospital visits and 36.27% of respondents chose hospital visits in combination with other health facilities. Sociodemographic factors that have a relationship with the selection of health facilities is employment status (p value <0>p value >0.05). OOP cost expenditure in chronic kidney patients with hemodialysis for 3 months, namely total OOP cost expenditure if calculated based on income of Rp 329,250,962 with an average cost per respondent of Rp 3,227,951 ± 2,727,790 and total OOP cost expenditure if calculated based on GDP of Rp 673,853,082 with an average cost per respondent of Rp 6,606,403 ± 2,135,626. the largest cost component is in indirect costs. There is an average difference between direct medical costs and indirect costs on the selection of health facilities in chronic kidney patients with hemodialysis. The combination of hospital visits and health facilities can increase the amount of OOP costs that must be incurred by patients and families.
Kata Kunci : Kata kunci : penyakit ginjal kronis dengan hemodialisa, pengeluaran biaya Out Of Pocket, pemilihan fasilitas kesehatan