FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PERAN DINAS KESEHATAN KOTA SUNGAI PENUH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
Deri Sentosa, Dr.Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A ; Dr.dr. Dwi Handono Sulistyo, M.Kes
2023 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Latar belakang : Epidemik tembakau merupakan salah satu
ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia dan telah membunuh sekitar 8 juta orang setiap
tahun, 1,2 juta kematian diakibatkan oleh paparan asap rokok orang lain
(secondhand smoke) yang disebabkan karena penyakit kardiovaskular dan gangguan
pernapasan. Persentase penduduk Kota Sungai Penuh pada tahun 2019 yang merokok
tembakau dalam 1 bulan terakhir tiap hari sebesar 24,08?rada pada urutan ke-
1 tertinggi menurut di Provinsi Jambi. Salah satu upaya mengurangi paparan asap
rokok, Pemerintah Kota Sungai Penuh mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Persentase Pengeluaran rokok per Kapita
Sebulan 2019-2021 penduduk Kota Sungai Penuh mengalami peningkatan dari tahun
2020-2021 dari 7,92% menjadi 8,84%, walaupun sempat mengalami penurunan pada
tahun 2019-2020. Meski Kota Sungai Penuh sudah memiliki peraturan daerah
tentang kawasan tanpa rokok, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih
ditemukannya beberpa puntung rokok dan bungkus rokok di kawasan yang sudah
ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
Tujuan : Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang paling
mempengaruhi efektivitas peranan Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh dalam mengimplementasi upaya penegakan
Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
case study. Pendekatan case study dipilih karena peneliti ingin menggali
informasi apa yang bisa dipelajari atau ditarik dari sebuah kasus, seperti
kasus kecendrungan meninggkatnya konsumsi rokok di wilayah Kota Sungai Penuh.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan belum maksimal
dan efektifnya pelaksanaan kebijakan KTR yang dilakukan oleh pelaksana
kebijakan sehingga dapat menyebabkan ketidaktahuan dan mengakibatkan masih
adanya temuan pelanggaran di kawasan tanpa rokok. Terkait masalah anggaran yang
terbilang rendah, perlu adanya penambahan anggaran sehinnga dapat membangun
ruang khusus merokok di semua delapan tatanan kawasan tanpa rokok. Selain itu
masyarakat telah menerima adanya implementasi kebijakan KTR, namun belum semua
masyarakat mengetahui keijakan tersebut dan memiliki kesadaran untuk tidak
merokok di kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok.
Kesimpulan : Efektivitas dari implementasi Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok di Kota Sungai Penuh sejauh ini masih belum berjalan secara
maksimal dengan berbagai kendala dalam konteks implementasinya.
Kata Kunci : Efektivitas, Implementasi, Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
ABSTRACT
Background:
The tobacco epidemic is one of the biggest public health threats in the world
and has killed around 8 million people every year, 1.2 million deaths caused by
exposure to secondhand smoke caused by cardiovascular disease and respiratory
disorders. The percentage of residents of Sungai Penuh City in 2019 who smoked
tobacco in the last 1 month every day was 24.08%, ranking 1st highest according
to Jambi Province. As an effort to reduce exposure to secondhand smoke, the
City Government of Sungai Penuh issued Regional Regulation No. 1 of 2015
concerning Smoke Free Areas. The percentage of cigarette expenditure per capita
per month for 2019-2021 for the people of Sungai Penuh City has increased from
2020-2021 from 7.92% to 8.84%, although it had experienced a decline in
2019-2020.
Objective:
To find out and analyze the factors that most influence the effectiveness of
the role of the Health Office of the City of Sungai Penuh in implementing
efforts to enforce the Regional Regulation of the City of Sungai Penuh Number 1
of 2015 Concerning Smoke-Free Areas.
Method:
This study uses a qualitative research method with a case study approach. The
case study approach was chosen because the researcher wanted to find out what
information could be learned or drawn from a case, such as the case of the
tendency of increasing cigarette consumption in the Sungai Penuh City area.
Research
result: The results of the study show that the
implementation of the KTR policy has not been maximized and effective by policy
implementers so that it can lead to ignorance and result in findings of
violations in non-smoking areas. Related to the problem of the relatively low
budget, it is necessary to increase the budget so that we can build special
smoking rooms in all eight non-smoking area settings. In addition, the
community has accepted the implementation of the KTR policy, but not all people
know about this policy and have awareness not to smoke in areas that have been
designated as smoke-free areas.
Conclusion:
The effectiveness of the implementation of Regional Regulation No. 1 of 2015
concerning Non-Smoking Areas in the City of Sungai Penuh has so far not been
running optimally with various obstacles in the context of its implementation.
Keywords:
Effectiveness, Implementation, Non-Smoking Area Policy
Kata Kunci : Efektivitas, Implementasi, Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok