Laporkan Masalah

Keluar dari Stigma Sosial: Studi tentang Perjuangan Melawan Stigma Kampung Prostitusi di Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta

Ahnaf Ulin Nuha Putri, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si.

2023 | Skripsi | Sosiologi

Kampung Mrican memiliki citra buruk di mata masyarakat luar karena pernah dijadikan sebagai tempat lokalisasi. Adanya praktik prostitusi menunjukkan bahwa masyarakat melanggar nilai dan norma yang berlaku. Lokasi praktik prostitusi yang menyatu dengan pemukiman warga menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat setempat karena adanya stigma buruk maupun masalah sosial lain. Meskipun Prostitusi Sanggrahan telah ditutup oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, stigma negatif masih melekat pada masyarakat Kampung Mrican. Penelitian ini membahas mengenai perjuangan masyarakat Kampung Mrican dalam melawan stigma negatif serta pandangan masyarakat luar dalam mengkonstruksi bekas kawasan prostitusi.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dan observasi. Informan penelitian ini merupakan tokoh masyarakat, mantan pelaku muncikari, dan masyarakat yang tinggal di sekitar Kampung Mrican. Penelitian ini didasari dengan dua teori yaitu teori stigma yang dikemukakan oleh Erving Goffman dan teori praktik sosial yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Mrican selama bertahun-tahun hidup dengan stigma negatif yang melekat pada mereka. Adanya inisiasi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat untuk membersihkan kegiatan prostitusi liar di Kampung Mrican berhasil mengubah citra kampung menjadi lebih baik. Keberadaan dari Forum Komunikasi Masyarakat Mrican (FKM) membantu mantan pelaku prostitusi dalam memulai kehidupan baru. FKM memiliki program penguatan keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan ekonomi demi mengubah kehidupan masyarakat ke arah yang positif dan lebih baik daripada sebelumnya. Kehadiran Bendhung Lepen di Kampung Mrican menjadi daya tarik bagi wisatawan dan berkontribusi dalam memperbaiki citra kampung. Meskipun stigma negatif masih ada, masyarakat Mrican mulai mendapatkan citra baru yang lebih baik melalui perubahan yang mereka lakukan serta deklarasi sebagai Kampung Taqwa.

Mrican Village has a negative reputation among the external community due to its past use as a localization area. The existence of prostitution practices indicates a violation of prevailing values and norms within society. The integration of prostitution sites within residential areas has caused discomfort for the local community, resulting in negative stigmas and other social issues. Despite the closure of Sanggrahan Prostitution Site by the Yogyakarta City Government, the negative stigma still persists among the people of Mrican Village. This research discusses the struggles of the Mrican Village community in combating negative stigmas, as well as the perspectives of the external community in constructing the former prostitution area.

This study used a qualitative method with a ethnographic approach. Data collection techniques used in this study are semi-structured interviews and observations. The research participants include community leaders, former brothel operators, and residents living around Mrican Village. The theoretical frameworks of Erving Goffman's stigma theory and Pierre Bourdieu's theory of social practice underpin this study.

The research findings indicate that the people of Mrican Village have lived with the enduring negative stigma for many years. The community leaders' initiative to eradicate street prostitution in Mrican Village has successfully transformed its image for the better. The establishment of the Mrican Village Community Communication Forum (FKM) has provided support for former sex workers to start a new life. FKM implements programs to strengthen religious practices, socio-community engagement, and economic opportunities to steer the community towards a more positive and improved way of life. The presence of Bendhung Lepen in Mrican Village has attracted tourists and contributed to the improvement of the village's image. Although the negative stigma persists, the people of Mrican Village are gradually gaining a new and better image through the changes they have made and their declaration as a "Kampung Taqwa".

Kata Kunci : praktik prostitusi, stigma negatif, perubahan citra, Forum Komunikasi Masyarakat Mrican (FKM)

  1. S1-2023-439464-abstract.pdf  
  2. S1-2023-439464-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-439464-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-439464-title.pdf