Laporkan Masalah

PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI KAYU LAPIS (STUDI KASUS DI PT. KORINDO ARIABIMA SARI)

YULIA ARIFIANTY, Ir. H. Siswantoyo Dipodinigrat, M.S.

2006 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

INTISARI Penelitian m1 dilatarbelakangi oleh pentingnya pengendalian persediaan bahan baku untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi industri kayu lapis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perkiraan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal, menentukan persediaan pengaman dan menentukan hubungan kuantitatif antara bahan baku lestari dengan pabrik. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu perusahaan dalam menentukan biaya persediaan bahan baku minimal, menentukan jumlah bahan baku yang perlu disediakan digudang sebagai bahan baku cadangan dan menentukan penyediaan bahan baku yang lestari. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Pengolahan data menggunakan perhitungan kuantitas pembelian optimal (EOQ), perhitungan persediaan penyelamat dan perhitungan penyediaan bahan baku yang lestari. Asurnsi yang digunakan adalah kebutuhan bahan baku untuk satu periode tetap, selain itu data bahan baku yang digunakan dalam perhitungan EOQ adalah bahan baku yang berasal dari HPH group sendiri di Kalimantan Tengah. Perkiraan kuantitas pembelian optimal untuk kayu Meranti sebesar 1.602,42 m3 dengan frekuensi pemesanan sebanyak 55 kali dalarn setahun, Kayu Rimba Carrtpuran sebesar 405,20 m3 dengan frekuensi pernesanan sebanyak 13 kali dalarn setahun. Persediaan penyelamat untuk Kayu Meranti sebesar 6.010,04 rn3 /tahun, Kayu Rimba Campuran sebesar 3.311,43 rn3 /tahun. Hubungan bahan baku lestari (etat) dengan pabrik sebesar 241.565,69 rn3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan EOQ tidak dapat ditetapkan karena adanya fluktuasi suplai bahan baku yang disebabkan oleh faktor musim dan jauhnya lokasi pabrik dengan sumber bahan baku sehingga menyebabkan perolehan kayu untuk setiap bulannya selalu berubah-ubah. Sedikitnya persediaan bahan baku untuk kayu Rimba Carnpuran disebabkan karena sulitnya rnemperoleh bahan baku kayu ini dari HPH group sendiri maupun HPH luar.

The research has been relied on the importance of raw material supply control to increase the efficiency and effectiveness of plywood industry. This research aimed to : I). defining quantity estimation of optimal raw material purchase; 2). defining safeguard supply; 3). defining quantitative relationship among long-lasting raw material with the plant. It useful to facilitate the company on defining cost of minimal raw material supply, defining a number of raw material need to supply in warehouse as reserve raw material and defining long lasting raw material supply. Data used consist of primary and secondary data. Data processing is carried out by using Estimation of Quantity ( EOQ), safeguard supply calculation, and long­lasting raw material supply calculation. The assumption used is raw material from HPH group in Central Kalimantan. The optimal purchase quantity estimation to Meranti wood is 1,602.42 m3 wih ordering frequency 55 times/year. Mixing Forest wood as much as 405,20 m3 with ordering frequency 13 times/year. The safeguard supply to Meranti wood is about 6,0 I 0.04 m3 /year. The long lasting raw material relationship with the plant as much as 241,565.69 m3 • The result show that EOQ calculation can not be defined since the presence of raw material supply fluctuation caused by season factor and the distant of plant location with raw material source that leads wood procurement each month is always changing. The least of material supply to Mixing Forest Wood is caused by the difficulty of getting this wood raw material from HPH group itself or outside HPH.

Kata Kunci : Persediaan, kayu lapis

  1. Abstract.pdf  
  2. Bibliography.pdf  
  3. Table_of_Content.pdf  
  4. Title.pdf