Laporkan Masalah

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penemuan Kasus Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2022

Bangun Hot Pandapotan Lumban Gaol, dr. Anggoro Budi Hartopo, M.Sc., PhD, Sp. PD, Sp. JP; dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph. D

2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penemuan kasus hipertensi di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2022 melalui studi evaluasi sistem surveilans penyakit hipertensi, evaluasi program skrining penyakit hipertensi di Posbindu PTM dan studi analitik faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pencarian perawatan kesehatan terkait penyakit hipertensi.

Metode: Penelitian ini memiliki tiga sub studi yaitu sub studi analitik, sub studi evaluasi program skrining penyakit hipertensi, serta sub studi evaluasi sistem surveilans penyakit hipertensi. Sub studi analitik menggunakan metode penelitian potong lintang melalui pemeriksaan tekanan darah dan pengisian kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 274 responden yang dipilih dengan metode cluster random sampling. Sub studi evaluasi program menggunakan studi deskriptif kuantitatif dengan 46 responden, serta sub studi evaluasi sistem surveilans menggunakan studi deskriptif kuantitatif dengan 34 responden. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat menggunakan software STATA versi 15.

Hasil: Prevalensi penderita hipertensi berdasarkan diagnosis pada tahun 2022 adalah sebesar 17,25?ri 476.533 penduduk >15 tahun. Kaskade perawatan menunjukkan ada kesenjangan >50?ri setiap langkah perawatan dengan kesenjangan yang paling besar terlihat antara komponen diobati dan kontrol rutin. Variabel yang berhubungan signifikan dengan perilaku mencari perawatan kesehatan yaitu usia ?60 tahun (aPR 1,56 95%CI 1,264-1,914), persepsi hambatan (aPR 1,45 95%CI 1,113-1,884), isyarat untuk bertindak (aPR 1,37 95%CI 1,063-1,775), dan persepsi kerentanan (aPR 1,19 95%CI 1,034-1,366). Total jumlah Posbindu sebanyak 550, namun yang aktif hanya 59,1%, sedangkan capaian skrining sebesar 42%. Sistem surveilans masih lemah dalam hal jejaring, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data serta kualitas atribut surveilans.

Kesimpulan: Terdapat kesenjangan dalam kaskade perawatan hipertensi di Kabupaten Gunungkidul. Penemuan kasus hipertensi dapat ditingkatkan dengan melibatkan faskes dan praktisi swasta, program skrining yang rutin dan teratur, serta perbaikan pencatatan dan pelaporan kasus hipertensi berdasarkan hasil skrining.

Background: This study aims to identify factors influencing hypertension case finding in Gunungkidul District in 2022 through an evaluation study of the hypertension disease surveillance system, an evaluation of the hypertension disease screening program at Posbindu PTM and an analytical study of factors influencing community behavior in seeking health care related to hypertension disease.

Methods: This study has 3 sub-studies, namely analytical sub-study, evaluation sub-study of hypertension screening program, and evaluation sub-study of hypertension surveillance system. The analytic sub-study used a cross-sectional research method through blood pressure examination and questionnaire filling with a total sample of 274 respondents selected by cluster random sampling method. The program evaluation sub-study used a quantitative descriptive study with 46 respondents, and the surveillance system evaluation sub-study used a quantitative descriptive study with 34 respondents. Data analysis in this study consisted of univariate analysis, bivariate analysis and multivariate analysis using STATA version 15 software. 

Results: The prevalence of diagnosed hypertension in 2022 is 17.25% of the 476,533 population >15 years. The cascade of care showed a gap of >50% for each treatment step with the largest gap seen between the treated and routine control components. Variables significantly associated with health care seeking behavior were age ?60 years (aPR 1.56 95%CI 1.264-1.914), perceived barriers (aPR 1.45 95%CI 1.113-1.884), cues to action (aPR 1.37 95%CI 1.063-1.775), and perceived vulnerability (aPR 1.19 95%CI 1.034-1.366). The total number of Posbindu is 550, but only 59.1% are active, while the screening achievement is 42%. The surveillance system is still weak in terms of networking, data collection, data processing and analysis and the quality of surveillance attributes.

Conclusion: There are gaps in the hypertension care cascade in Gunungkidul District. Hypertension case finding can be improved with the involvement of private practitioners, routine and regularity of screening programs and improvements in recording and reporting hypertension cases based on screening results.

Kata Kunci : hipertensi, kaskade perawatan, evaluasi, skrining, surveilans/ hypertension, cascade of care, evaluation, screening, surveillance

  1. S2-2023-485295-abstract.pdf  
  2. S2-2023-485295-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-485295-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-485295-title.pdf