Laporkan Masalah

Konsumsi dan Nilai Sosial Ekonomi Ikan di Situs Kuta Baginda, Dumaring, Berau, Kalimantan Timur Pada Abad 14 Masehi

MUHAMMAD ABIZAR ALGIFARY, Dr. Mahirta, M.A.

2023 | Tesis | S2 Arkeologi

Situs Kuta Baginda yang terletak di Kalimantan Timur merupakan situs yang dapat dijadikan contoh bahwa penggunaan ayakan dengan ukuran saringan kecil pada proses ekskavasi berhasil memperoleh temuan yang dapat mengungkap karakter pemukiman secara lebih detail. Situs Kuta Baginda awalnya dilaporkan Balai Arkeologi Kalimantan Selatan pada 2002, merupakan situs masa akhir kolonial pemerintah Belanda, berdasarkan hasil survei dan ekskavasi pada tahun 2019 dan 2021 yang menerapkan metode ayakan kering dan basah, dihasilkan data baru bahwa area di situs Kuta Baginda telah dimanfaatkan sebagai area pemukiman abad ke-14 Masehi yang memanfaatkan sumber lokal berupa babi dan unggas, kerang, ikan laut dan payau. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang ditemukan di situs Kuta Baginda didominasi oleh jenis Serranidae, Lethrinidae, Labridae dan Ariidae yang merupakan family yang memiliki karakteristik Karnivora dan Omnivora. Jumlah seluruh MNI family ikan tersebut 459 MNI, dengan 15 family yang berhasil teridentifikasi. Family ikan yang ditemukan pada masa pendudukan situs tersebut sejak lama sebagian besar dijadikan komoditas ikan asin, diperkuat dengan data etnografi. Data fisik temuan dari Kuta Baginda ikan Aridae banyak ditemukan bagian kranial yang mungkin menjawab kemungkinan pemrosesn lebih lanjut ikan Aridae. Terdapat perubahan tren penangkapan ikan dengan masa modern yang tidak mengkomsusi ikan Batu (Lethrinidae), serta ditemukannya ikan Buntal (Diodontidae) yang pada banyak kebudayaan memiliki penggunaan sebagai racun perangkap ikan. Habitat ikan yang ditemukan di Kuta Baginda ikan terumbu karang bersubstrat pasir. Temuan bandul jaring jala memperkuat penghuni situs bergantung besar terhadap konsumsi protein dari hewan air laut dan air payau.


The Kuta Baginda site located in East Kalimantan is a site that can be used as an example that the use of a sieve with a small sieve size in the excavation process has succeeded in obtaining findings that can reveal the character of the settlement in more detail. The Kuta Baginda site was originally reported by the South Kalimantan Archaeological Center in 2002, as a site of the late colonial period of the Dutch government, based on survey and excavation results in 2019 and 2021 which applied the dry and wet sieve method, new data was generated that the area on the Kuta Baginda site had been used as a residential area of the 14th century AD that utilizes local sources in the form of pigs and poultry, shellfish, marine and brackish fish.

The results showed that the fish found at the Kuta Baginda site were dominated by the types of Serranidae, Lethrinidae, Labridae and Ariidae which are families that have Carnivorous and Omnivorous characteristics. The total number of MNI fish families is 459 MNI, with 15 families that have been identified. The fish families found during the occupation of the site for a long time were mostly used as salted fish commodities, supported by ethnographic data. The physical data found from Kuta Baginda of Aridae fish found many cranial parts which might answer the possibility of further processing of Aridae fish. There has been a change in fishing trends with modern times which do not consume Batu fish (Lethrinidae), as well as the discovery of Pufferfish (Diodontidae) which in many cultures have been used as fish trap poisons. The fish habitat found in Kuta Baginda is coral reef fish with a sand substrate. The finding of the net pendulum confirms that the inhabitants of the site depend heavily on protein consumption from marine and brackish water animals.


Kata Kunci : Kuta Baginda, Berau, ekofak, tulang hewan, pemanfaatan, etnografi

  1. S2-2023-467027-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467027-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467027-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467027-title.pdf