Taktik gerakan pembangkangan sipil kubu pro choice terhadap memorandum aborsi Donald Trump
Susiati, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum, DEA ., Dr. Nur Saktiningrum, M.Hum
2023 | Disertasi | DOKTOR PENGKAJIAN AMERIKA
Penelitian ini mengkaji
taktik pembangkangan sipil kubu Pro Choice terhadap memorandum aborsi Donald Trump atau kebijakan
Mexico City. Kebijakan
tersebut pertamakali dilembagakan oleh Ronald Reagan pada 1984, dengan memadukan antara kebijakan sosial yaitu persoalan
aborsi dengan kebijakan ekonomi yaitu terkait dengan
dana bantuan kesehatan global Amerika Serikat.
Dalam kebijakan tersebut memuat aturan bahwa semua pihak penerima dana bantuan global
AS harus steril
dari tindak aborsi,
yaitu tidak boleh mendukung atau mengkampanyekan liberalisasi aborsi,
memberikan saran atau rujukan aborsi sebagai
solusi keluarga berencana. Konsekuensinya, apabila tidak memenuhi
aturan tersebut maka dana bantuan kesehatan global Amerika Serikat akan diblokir.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
dilakukan dengan pendekatan analisis
isi kualitatif (qualitative content
analysis). Dengan memanfaatkan data berupa teks di sejumlah
media online berupa pendapat, pernyataan, penelitian dan berita. Data-data
tersebut kemudian dianalisis berdasarkan prinsip interdisipliner sesuai tradisi dalam
Pengkajian Amerika yang merujuk pada
teori Post-nasionalist John Carlos Rowe, yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan beberapa teori sosial diantaranya teori strategi dan taktik Michel
de Certeau, strukturasi Giddens dan Civil
Disobidience David Thoreou. Dengan kerangka teori yang dibangun penelitian ini menganalisis dan menginterpretasi data untuk kemudian menggeneralisasikan maknanya dan
menuliskan hasil dalam bentuk deskripsi esensi.
Temuan dari penelitian ini adalah jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam tujuan penelitian. Taktik
pembangkangan sipil kubu Pro
Choice merupakan respon kekecewaan atas kebijakan Donald Trump yang memulihkan kembali
kebijakan Mexico City. Kebijakan itu dinilai inkonstitusional karena aborsi sudah
dilegalkan oleh Mahkamah Agung AS pada 1973. Seiring
dengan keberhasilan Trump menunjuk tiga hakim agung di masa jabatannya,
yang menjadikan kubu Pro Life lebih
dominan di Mahkamah Agung AS dengan perbandingan 6 banding 3, pembangkangan sipil ini kemudian
dijadikan peluang oleh kubu Pro
Life supaya hukum legal aborsi kembali naik banding. Dalam konteks
ini hanya Mahkamah
Agung AS yang berhak memutuskan apakah hukum yang dinilai
kontroversial tersebut dibatalkan atau dikukuhkan.
This study examines the civil disobedience tactics of the Pro-Choice side against Donald Trump’s abortion memorandum or the Mexico City policy. The policy was first instituted by Ronald Reagan in 1984, by combining social policies, the issue of abortion, and economic policies, related to the United States’ global health aid fund. The policy contains rules that all recipients of US global aid must be sterile from acts of abortion, that is, they may not support or campaign for abortion liberalization, provide advice or refer to abortion as a family planning solution. Therefore, if these rules are not met, the US global health aid fund will be blocked.
This research is qualitative and conducted using a qualitative content analysis approach by utilizing data in the form of text in a number of online media, including opinions, statements, research, and news. These data were then analyzed based on interdisciplinary principles according to the tradition in American Studies which refers to the post-nationalist theory of John Carlos Rowe, which was then analyzed using several social theories including Michel de Certeau's strategy and tactics theory, Giddens structuration and David Thoreou's Civil Disobidience. With the theoretical framework built, this research analyzes and interprets the data to then generalize its meaning and serve the results in the form of an essence description.
The findings from this study are the answers to the research questions formulated in the research objectives. The Pro-Choice civil disobedience tactic is a response to disappointment over Donald Trump's policy of reinstating the Mexico City policy. This policy was considered unconstitutional as abortion was legalized by the US Supreme Court in 1973. Along with Trump's success in appointing three justices in his term of office, which made the Pro-Life side more dominant in the US Supreme Court by a ratio of 6 to 3, this civil disobedience was then used as an opportunity by the Pro-Life side to appeal the legal abortion law. In this context, only the US Supreme Court has the right to decide whether the controversial law is annulled or confirmed.
Kata Kunci : Kebijakan Mexico City Trump, Roe v Wade, Pro Life, Pro Choice , Pembangkangan sipil