PEMBENTUKAN TUNAS AIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) (Studi Kasus di RPH Mangkang, BKPH Mangkang, KPH Kendal)
TUHARNO , Dr. Ir. Eny Faridah, M.Sc. dan Bapak Dr. Sapto Indrioko, S.Hut., M.P.
2006 | Skripsi | S1 KEHUTANANTunas air merupakan tunas liar yang muncul secara mendadak dan berasal dari mata tunas yang donnan. Munculnya tunas air dipengaruhi oleh adanya perubahan lingkungan yang dapat berupa kekeringan, pembukaan tajuk (penjarangan) yang berlebihan atau akibat mati pucuk. Adanya tunas air pada tanaman jati diduga akan berpengarub negatif terhadap pertumbuhan tanaman jati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui famili yang mempunyai kecenderungan memunculkan tunas air dan pengaruh tunas air terhadap pertumbuhan tanaman jati. Pengamatan kecenderungan munculnya tunas air dan pengaruh tunas air dilakukan pada pertanaman jati prospektif di Petak 37b, 38c, 38d RPH Mangkang, BKPH Mangkang, KPH Kendal. Bahan tanaman yang digunakan merupakan tanaman jati prospektif yang berumur enam bulan. Penelitian ini dilakukan denga..'1 metode Rancangan Acak Lengkap Blok, yang terdiri dari 28 famili, 3 treeplot, 3 blok sebagai ulangan, dan 2 tindakan silvikultur yaitu tunas air dipotong dan tunas air dibiarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa famili yang mempunyai kecenderungan memunculkan tunas air terbanyak pada pertanaman jati prospektif adalah nomor 5, 18, dan 25. Adanya tunas air berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman baik pada parameter tinggi dan diameter batang tanaman. Dalam waktu dua bulan, rerata tinggi dan diameter batang utama tanaman tanpa tunas air adalah 81 ,00 cm dan 1,29 cm, sedangkan tanaman dengan tunas air yang dibiarkan tumbul1 adalah 69, 15 cm dan l, 13 cm. Dua famili yang mempunyai pertumbuhan tinggi dan diameter terbaik adalah famili 14 (95,61 cm dan 1,50 cm) serta famili 22 (94,17 cm dan 1,47 cm).
The epicormic shoot is an adventitious shoot arising spontaneously from dormant buds. It's appearance is influenced by environmental changes such as drought, axcessive thinning or dei back disease. It's occurence on teak is predicted to negatively affect on the plant growth. This research aims to identity families with a high tendencyin developing epicormic shoots and to assess the effect of epicormic shoot on the growth of teak plants. The study was conducted in compartments 37b, 38c, and 38d of RPH Mangkang, BKPH Mangkang, KPH Kendal (iati prospective plantation). The object of research was teak plantation of 6 moths. This research was done by using RCBD (Random Complete Block Design) consisted of 28 families, 3 treeplots, 3 block as replications, and 2 silviculture treatments were applied, i.e. cut the epiormic shoots and leave them grow. The results showed that families with a high tendency to develop epiconnic shoot on teak are families number 5, 18, and 25. The occurence of epicormic shoots significantly gave negative effect on plant growth, both on height and stem diameter of plants. In the period of two months, the mean height and stem diameter growters of plants without epicormic shoots were 81.00 cm and 1.29 cm, while those of plants with epicormic shoots were 69.15 cm and l.13 cm. Two families with best growth performances (height and diameter growth) were family 14 (95.61 cm and l.50 cm) and family 22 (94.17 cm and l.47 cm).
Kata Kunci : Tunas Air, Famili, Pertumbuhan Tanaman Jati.