Demineralisasi Batubara Berkadar Abu Tinggi dengan Leaching menggunakan Alkali
Mifta Aulia Ikhsana, Ir. Muhammad Mufti Azis, ST., M.Sc., Ph.D., IPM; Prof. Ir. Suryo Purwono, MA.Sc., Ph.D., IPM, IPU, ASEAN, Eng., ACPE
2023 | Tesis | S2 Teknik Kimia
Batubara merupakan bahan bakar fosil
melimpah, namun umumnya yang tersedia adalah batubara berkualitas rendah.
Batubara dinyatakan memiliki kualitas rendah diantaranya karena memiliki nilai
kalor rendah, kadar air tinggi, dan kadar abu yang tinggi. Abu batubara
terbentuk dari mineral yang bersifat organik dan anorganik. Batubara berkadar
abu tinggi kaya akan mineral seperti SiO2, Fe2O3,
Al2O3, dan K2O. Penggunaan batubara kualitas
rendah dalam skala besar menyebabkan pencemaran lingkungan karena timbulan
limbah padat dan polutan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas
batubara peringkat rendah sebelum digunakan. Peningkatan kualitas batubara
kadar rendah dapat dilakukan dengan demineralisasi kimia menggunakan pelarut
kimia untuk menghilangkan bahan mineral.
Demineralisasi batubara Jambi berkadar abu
tinggi dilakukan menggunakan pelarut NaOH dengan variasi konsentrasi 20, 25,
dan 30%, dengan variasi suhu operasi 50, 70, dan 90oC, variasi
ukuran partikel 80 dan 100 mesh, serta variasi waktu kontak 5, 15, 30,
45, dan 60 menit. Selanjutnya kadar abu dievaluasi untuk memperoleh kondisi
operasi maksimum. Kandungan silika dalam batubara juga dievaluasi pada kondisi operasi
tersebut. Analisis spektrofotometri serapan atom digunakan untuk mengetahui
kadar silika yang terlarut dalam pelarut NaOH. Dari perbandingan silika yang
terambil dari batubara dengan kadar silika mula-mula, kinetika leaching
silika dalam pelarut NaOH kemudian dievaluasi. Kinetika leaching
dievaluasi pada mekanisme difusi internal dan reaksi kimia.
Berdasarkan
penelitian, konsentrasi NaOH, suhu, ukuran partikel, dan waktu berpengaruh
terhadap demineralisasi batubara. Persen demineralisasi batubara tertinggi
dicapai pada konsentrasi NaOH 30%, suhu 909C, ukuran partikel 100 mesh,
dan waktu kontak 60 menit. Persen silika maksimum yang terambil pada kondisi operasi
maksimum adalah 22,79%. Pada studi kinetika leaching
silika dalam pelarut NaOH reaksi kimia merupakan mekanisme yang mengontrol.
Coal is an abundant fossil fuel, but generally, low quality is available. Low calorific value, high moisture, and high ash content characterize low-quality coal. Both organic and inorganic minerals form coal ash. High-ash coal contains minerals such as SiO2, Fe2O3, Al2O3, and K2O. Using low-quality coal on a large scale causes environmental pollution due to the generation of solid waste and pollutants. Therefore, improving the quality of low-rank coal before using it is essential. Low-rank coal can be enhanced through chemical demineralization, using chemical solvents to remove mineral matter.
The ash content is evaluated to determine the optimum operating conditions. The silica content in the coal is also evaluated under these operating conditions. Atomic absorption spectroscopy analysis determines the dissolved silica content in the NaOH solvent. The kinetics of silica leaching in NaOH solvent are then evaluated by comparing the extracted silica with the initial silica content. The leaching kinetics are evaluated based on internal diffusion and chemical reaction mechanisms.
Based on research, NaOH concentration, temperature, particle size, and time affect the demineralization of coal. The highest percentage of coal demineralization was achieved at 30% NaOH, temperature of 90oC, particle size of 100 mesh, and contact time of 60 minutes. The maximum percentage of extracted silica under the optimum conditions is 22.79%. In the study of the kinetics of leaching of silica in the NaOH solvent, the chemical reaction is the controlling mechanism.
Kata Kunci : demineralisasi, leaching, NaOH, silika, kinetika leaching