Laporkan Masalah

DIVERSIFIKASI PENGHIDUPAN DAN RESILIENSI PETANI AGROFORESTRI PADA WILAYAH RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN KULON PROGO

Mutiarra Ridyo Arum, Arini Wahyu Utami, Ph.D; Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc

2023 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu kabupaten di Pulau Jawa yang tergolong dalam kategori wilayah super prioritas rentan bencana alam. Perbukitan Menoreh sebagai pegunungan vulkanik tua mendorong peningkatan terjadinya bencana tanah longsor. Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri menjadi praktik penting dalam mengelola sumber penghidupan petani. Namun adanya risiko bencana tidak menutup kemungkinan petani menerapkan strategi penghidupan diluar lahan agroforestri untuk dapat bertahan. Sehingga tujuan dalam penelitian ini 1) membandingkan diversifikasi penghidupan serta faktor-faktor yang memengaruhinya pada petani agroforestri di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat tinggi dan sangat rendah, 2) mengetahui faktor penyusun dan tingkat resiliensi pada petani agroforestri di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat tinggi dan sangat rendah, 3) mengetahui hubungan antara diversifikasi penghidupan dan resiliensi pada petani agroforestri di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat tinggi dan sangat rendah. Penelitian dilakukan di dua lokasi yang merepresentasikan wilayah risiko bencana sangat tinggi (Dusun Nglambur) dan sangat rendah (Dusun Mejing), dengan metode penetuan sampel secara sensus. Tujuan pertama digunakan metode simphson diversification index (SDI) untuk mengetahui diversifikasi penghidupan, dilanjutkan uji independent t test pada kedua lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan model regresi logistik biner untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi diversifikasi penghidupan, pada variabel dependen dilakukan transformasi menggunakan metode median split untuk mengkategorikan dalam rumah tangga melakukan diversifikasi atau spesialisasi penghidupan. Tujuan kedua digunakan metode SEM-PLS untuk mengetahui faktor penyusun resiliensi. Indeks resiliensi dihitung menggunakan metode composite asset index, serta dilanjutkan uji independent t test dan cluster analysis pada kedua lokasi penelitian. Tujuan ketiga digunakan metode spearman corelation untuk mengetahui hubungan diversifikasi penghidupan dan resiliensi. Hasil penelitian menunjukan 1.1) petani agroforestri di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat tinggi melakukan praktik diversifikasi penghidupan lebih tinggi dibandingkan petani yang berada di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat rendah,1.2) Variabel yang berpengaruh terhadap diversifikasi penghidupan petani agroforestri di wilayah risiko bencana tanah longsor, antara lain tingkat pendidikan, luas lahan agroforestri, kepemilikan lahan non-agroforestri, dan lokasi lahan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin luas lahan kepemilikan lahan agroforestri, kepemilikan lahan non agroforestri, dan lokasi lahan berada pada wilayah risiko bencana tanah longsor tinggi cenderung membuat petani menjalankan praktik diversifikasi penghidupan, 2.1) semakin tinggi financial, human, dan natural capital meningkatkan resiliensi petani agroforestri dalam menghadapi bencana tanah longsor, sedangkan semakin tinggi social capital menurunkan resiliensi petani agroforestri dalam menghadapi bencana tanah longsor, 2.2) petani agroforestri di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat tinggi lebih resilien dibandingkan petani di wilayah risiko bencana tanah longsor sangat rendah, 3). Terdapat hubungan positif antara diversifikasi penghidupan dan resiliensi petani agroforestri di wilayah bencana tanah longsor, dengan tingkat keeratan sedang.

Kulon Progo Regency is one of the regencies in Java that is categorized as a super priority area prone to natural disasters. The Menoreh Hills as an old volcanic mountain range encourages an increase in landslides. Land management with agroforestry systems is an important practice in managing farmers' livelihoods. However, the risk of disasters does not rule out the possibility of farmers implementing livelihood strategies outside agroforestry land to survive. Therefore, the objectives of this study were 1) to compare livelihood diversification and its influencing factors among agroforestry farmers in very high and very low landslide disaster risk areas, 2) to determine the constituent factors and level of resilience among agroforestry farmers in very high and very low landslide disaster risk areas, 3) to determine the relationship between livelihood diversification and resilience among agroforestry farmers in very high and very low landslide disaster risk areas. The research was conducted in two locations representing very high (Nglambur Hamlet) and very low (Mejing Hamlet) disaster risk areas, with a census sampling method. The first objective used the Simpson diversification index (SDI) method to determine livelihood diversification, followed by the independent t test in both research locations. This study used a binary logistic regression model to determine the factors influencing livelihood diversification. The dependent variable was transformed using the median split method to categorize households as diversifying or specializing in livelihoods. The second objective used the SEM-PLS method to determine the factors that make up resilience. The resilience index was calculated using the composite asset index method, followed by independent t test and cluster analysis in both research locations. The third objective used the Spearman correlation method to determine the relationship between livelihood diversification and resilience. The results showed that 1.1) agroforestry farmers in very high landslide risk areas practiced livelihood diversification at a higher rate than farmers in very low landslide risk areas, 1.2) Variables that influence the livelihood diversification of agroforestry farmers in landslide risk areas include education level, agroforestry land area, non-agroforestry land ownership, and land location. The higher the level of education, the larger the land area of agroforestry land ownership, non-agroforestry land ownership, and the location of land in high landslide risk areas tend to make farmers carry out livelihood diversification practices, 2.1) the higher the financial, human, and natural capital increases the resilience of agroforestry farmers in facing landslides, while the higher the social capital decreases the resilience of agroforestry farmers in facing landslides, 2.2) agroforestry farmers in very high landslide risk areas are more resilient than farmers in very low landslide risk areas, 3). There is a positive relationship between livelihood diversification and resilience of agroforestry farmers in landslide disaster areas, with a medium level of closeness.

Kata Kunci : Diversifikasi, resiliensi, bencana tanah longsor, Simpson diversification index (SDI), SEM-PLS, composite asset index, independen t test, regresi logistik biner, spearman corelation.

  1. S2-2023-486163-abstract.pdf  
  2. S2-2023-486163-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-486163-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-486163-title.pdf