DINAMIKA SELF-ESTEEM PADA INDIVIDU KELAHIRAN WUKU WAYANG (ANAK LEGED) YANG TELAH MELAKSANAKAN UPACARA RUWATAN SAPUH LEGER
Cokorda Istri Mega Wulandari, Haryanto, Drs., M.Si., Psikolog
2023 | Skripsi | PSIKOLOGI
Indonesia kaya akan seni, budaya, dan kepercayaan. Salah satu provinsi yang kental akan kepercayaannya adalah Bali. Masyarakat umum di Bali memiliki kepercayaan pada mitos tentang kelahiran individu pada Wuku Wayang (nama pekan menurut perhitungan kalender Bali). Individu kelahiran Wuku Wayang ini dianggap memiliki sifat pemarah dan berperilaku agresif sehingga perlu dilakukan upacara Ruwatan Sapuh Leger untuk menetralisir hal tersebut. Anggapan umum ini menjadi bentuk-bentuk ekspektasi yang didapatkan oleh individu kelahiran Wuku Wayang dari orang lain. Sementara, adanya bentuk ekspektasi dari orang lain berhubungan dengan self-esteem seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dinamika self-esteem individu kelahiran Wuku Wayang (anak leged) yang telah melaksanakan upacara Ruwatan Sapuh Leger di tengah ekspektasi tentang kelahiran yang diterima dari orang lain. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Jumlah partisipan penelitian ini sebanyak tiga orang dengan dua orang significant other dan satu informan dari unsur pemuka agama. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode wawancara semi-terstruktur kemudian dianalisis menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan (1) adanya pengalaman terkait dengan ekspektasi hari kelahiran dan perkembangan diri, (2) tanda tipe-tipe self-esteem pada konteks umum, (3) pemaknaan sebagai kelahiran Wuku Wayang dan penggambaran sosok diri secara umum, dan (4) faktor-faktor pengaruh dinamika self-esteem. Karakteristik self-esteem yang terkesan positif pada partisipan berperan dalam membentuk pemaknaan dalam menjalani hidup sebagai kelahiran Wuku Wayang.
Indonesia is rich in arts, culture, and beliefs. One of the provinces that is strong in its beliefs is Bali. The people in Bali generally have a belief in the myth about the birth of an individual on Wuku Wayang (the name of a week according to the Balinese calendar). The individual who was born on Wuku Wayang is considered to have a high temper and aggressive behavior, so it is necessary to carry out the Ruwatan Sapuh Leger ceremony to neutralize this. This general assumption is a form of expectation from others for these individuals. Meanwhile, the presence of expectations from others is related to a person’s self-esteem. The purpose of this research is to explore the dynamics of self-esteem in individuals that were born on Wuku Wayang (anak leged) who have carried out the Ruwatan Sapuh Leger ceremony and have faced expectations from others. This is qualitative research with a phenomenological approach. This study has three participants, two significant others, and one informant from a religious leader. Research data were collected using semi-structured interviews and then analyzed using interpretive phenomenological analysis (IPA). Findings of this study show there are (1) experiences about getting expectations and experiences of development, (2) signs of self-esteem type, (3) the meaning as a Wuku Wayang born and general self-description, and (4) factors of self-esteem’s dynamics. The characteristic of self-esteem that seems positive to participants plays a role in forming the meaning of living life as someone who was born in Wuku Wayang.
Kata Kunci : self-esteem, ekspektasi, Wuku Wayang, upacara Ruwatan Sapuh Leger/self-esteem, expectation, Wuku Wayang, Ruwatan Sapuh Leger ceremony