Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pekalongan dengan menggunakan Indikator Mutu Pengelolaan Obat
Uswatun Khasanah, Dr. apt. Nanang Munif Yasin, M.Pharm.;Prof. Dr. Satibi, M.Si.
2023 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi
Pengelolaan obat sebagai bagian dari pelayanan kefarmasian di puskesmas berperan dalam penjaminan mutu, manfaat, keamanan serta khasiat sediaan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian pengelolaan obat pada puskesmas di Kota Pekalongan dengan menggunakan 26 indikator mutu pengelolaan obat, mengidentifikasi pengaruh faktor organisasi dan kebijakan, SDM, anggaran dan SIM dalam pengelolaan obat serta merumuskan upaya untuk meningkatkan mutu pengelolaan obat.
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif evaluatif. Data kuantitatif diperoleh dari evaluasi dan observasi terhadap dokumen kefarmasian tahun 2021 yang dibandingkan dengan indikator mutu pengelolaan obat di puskesmas. Data kualitatif berupa wawancara mendalam dengan pengelola obat di puskesmas, Penanggung jawab di Instalasi Farmasi, dan Sub Koordinator Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi pengelolaan obat di puskesmas dan merumuskan upaya perbaikan menggunakan Basic Priority Rating System (BPRS).
Hasil penelitian menunjukkan dari 26 indikator, terdapat 13 indikator yang belum memenuhi standar, yaitu : kesesuaian item dengan Fornas 73,35%+0,02; kesesuaian item dengan pola penyakit 89,80%+0,02; ketepatan perencanaan 211,35+0,56; kesesuaian jumlah permintaan 87,73%+0,14; kesesuaian jumlah penerimaan 94,73%+0,03; penyimpanan obat high alert 84,29%+0,08; penyimpanan obat LASA 79,22+0,07; item stok kosong 1,26%+0,36, item stok aman 79,12+0,06; item stok berlebih 16,18+0,05; obat tidak diresepkan 4,44%+0,01, nilai obat ED 0,16%+0,04; dan kesesuaian jumlah fisik obat 98,93%+0,01. Management support memengaruhi mutu pengelolaan obat di Puskesmas Kota Pekalongan, seperti : adanya tugas tambahan diluar kefarmasian bagi pengelola obat di puskesmas menyebabkan kinerja pengelolaan obat kurang optimal, ketersediaan anggaran yang berlebih dari dana BLUD kebutuhan sistem informasi manajemen diperlukan untuk meningkatkan keakuratan data administrasi obat.
Upaya perbaikan seperti : evaluasi perencanaan, permintaan dan pemakaian obat; adanya aplikasi administrasi obat yang terintegrasi; sosialisasi dan evaluasi pedoman standar pengobatan; pelatihan bagi pengelola obat tentang standar pengelolaan obat di puskesmas; pembinaan SDM; komunikasi efektif antara penulis resep dengan pengelola obat; analisis beban kerja dan job discription yang lebih jelas dan terukur.
Drug management as part of pharmaceutical services at the Primary Health Centers (PHCs) is important to ensure the quality, safety, and efficacy of pharmaceuticals. The study was conducted to evaluate drug management at PHCs in Pekalongan using 26 indicators of drug management, identify organizational and regulation, HR, financial and SIM are influenced it, formulate solutions to improve the quality of services, and drug management at Pekalongan PHCs.
The research is a descriptive-evaluative study. Quantitative data was obtained from evaluated and observed pharmacy documents in 2021. Qualitative data conducted by interviews with drug officers at PHCs, Heads of District Pharmacy Installation, and sub coordinator of Pharmaceuticals from the Pekalongan Health Office to identify influencing factors and formulate improvement efforts using the Basic Priority Rating System (BPRS).
The results showed that of the 26 indicators, 14 indicators did not meet the standards, including conformity of items with Fornas 73.35%+0.02; item suitability with disease pattern 89.80%+0.02; planning accuracy 211.35+0.56; accuracy of the number requested 87.73%+0.14; accuracy of the number receipts 94.73%+0.03; drug storage of high alert drugs 84.29%+0.08; drug storage of LASA drugs 79.22+0.07; drug availability rate 16.76 months+2.56; stock-out items 1.26%+0.36, safe drug items 79.12+0.06; excess stock items 16.18+0.05; drugs not prescribed > 3 months 4.44%+0.01, drug value ED 0.16%+0.04; and suitability of the physical amount of the drug 98.93%+0.01. Management support influencing drug management at the Pekalongan City PHCs included additional non pharmaceutical task for drug officers caused drug management less than optimal, financial from BLUD budget and SIM application can improve quality of drug management and accuracy data.
Improvement efforts of drug management such as evaluation of drug planning, demand, and use; an integrated drug administration software; socialization and evaluation of therapeutics guidelines; drug management training for drug officers at PHCs; HR development; effective communication between prescribers with drug officers; workload analysis and job descriptions.
Kata Kunci : pengelolaan obat, puskesmas, standar pelayanan kefarmasian/drug management, Primary Health Center, pharmaceuticals service standards