Persepsi Apoteker Terhadap Telefarmasi Untuk Pengembangan Pelayanan Kefarmasian: Studi Kualitatif
Welly Febri Irwanda, apt. Anna Wahyuni Widayanti, M.P.H., Ph.D; Prof. Dr. apt. Susi Ari Kristina, M.Kes
2023 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi
Latar belakang: Indonesia menempati urutan ke-113 dari 188 negara dalam hal indeks pembangunan manusia (IPM). Aplikasi mobile kesehatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai IPM, dengan melihat penggunaan internet mobile phone yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 100 juta pengguna, yaitu 80?ri populasi masyarakat Indonesia
Tujuan: Mengetahui pengetahuan, pengalaman, persepsi terhadap manfaat, keterbatasan, peran, perilaku, faktor pendukung, faktor penghambat, pengembangan dan regulasi Telefarmasi
Metode: Penelitian desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Informan adalah apoteker praktik klinis dan non klinis dengan kriteria maximum variation. Pengambilan data dengan cara interview face-to-face dengan pertanyaan semistructured open-ended questions kepada informan, hingga dicapai saturasi data.
Hasil dan Pembahasan: Total 18 informan yang berasal dari 5 kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diwawancara memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik tentang telefarmasi, persepsi informan terkait manfaat telefarmasi yang besar dibidang kesehatan dengan keterbatasan yang ada, peran apoteker sebagai profesional pemberi asuhan kefarmasian, perilaku apoteker terbuka dan suportif terhadap telefarmasi, faktor pendukung berperan penting berjalannya telefarmasi dengan faktor penghambat yang diminimalisir. Regulasi mengatur agar telefarmasi berjalan dengan optimal.
Kesimpulan: Telefarmasi memiliki potensi besar untuk pengembangan pelayanan kefarmasian.
Background: Indonesia has ranked 113 out of 188 countries on the Human Development Index (HDI). Health mobile application has a great potency to intensify the value, based on a high rate of internet mobile phone utilization, reaching more than 100 million users, 80% of the Indonesian population.
Objectives: To assess knowledge, experiences, and perceptions about the benefits, limitations, roles, behaviors, supporting factors, obstacle factors, development, and regulation of telepharmacy
Method: Phenomenology qualitative research. Participants were pharmacists, clinical and non-clinical, recruited to participate with maximum variation criteria. Data collection was performed through face-to-face interviews with semistructured open-ended questions until a saturation point was achieved.
Results and Discussion: In total, 18 participants recruited from 5 regions in Yogyakarta interviewed have a good knowledge and experience of telepharmacy, perception of great telepharmacy benefits in the healthcare sector despite the limitation faced, the role of pharmacists as a professional giving pharmaceutical care, pharmacists’ behaviors open and supportive for telepharmacy implementation, supporting factors have an important role for telepharmacy as well as minimize the obstacle factors. The regulations organize for t telepharmacy optimization.
Conclusion: Telepharmacy has a great potency in pharmacy service development
Kata Kunci : Telefarmasi; Kualitatif; Fenomenologis, Persepsi Apoteker; Pengembangan Kefarmasian