Pemodelan Spasial Kekritisan Lahan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Universitas Gadjah Mada
Alvira Dwi Novyana, Dr. Ir. Emma Soraya, S.Hut., M.For.
2023 | Skripsi | KEHUTANAN
Pengelola KHDTK UGM memiliki keterbatasan data dan informasi terbaru terkait kekritisan lahan. Perlunya pembaharuan peta kekritisan lahan secara berkala, penggunaan model dalam pembuatan peta kekritisan lahan KHDTK UGM akan menjadi penting untuk mempermudah proses analisis secara berkala. Analisis ketidakpastian perlu dilakukan untuk menggambarkan tingkat kepercayaan hasil yang disajikan. Tujuan penelitian ini menyajikan model analisis kekritisan lahan yang dapat memudahkan dalam pembuatan peta kekritisan lahan, memodelkan sebaran spasial tingkat kekritisan lahan di KHDTK UGM, dan menyajikan nilai ketidakpastian dari hasil analisis kekritisan lahan untuk menggambarkan tingkat kepercayaan dari hasil yang disajikan. Metode yang digunakan dalam membangun model ialah menggunakan ModelBuilder dengan mengacu pada P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018 dalam penentuan pembobotan, dalam penentuan TBE menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE) sebagai salah satu parameter kekritisan lahan. Proses analisis kekritisan lahan menggunakan model ditempuh selama 60 detik, jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara manual selama 60 menit. Distribusi spasial kekritisan lahan di KHDTK UGM kelas agak kritis memiliki luasan terbesar seluas 3.939 ha dan kelas kritis memiliki luasan terkecil seluas 535 ha. Kelas kritis menjadi pertimbangan dalam prioritas lokasi kegiatan rehabilitasi. Nilai ketidakpastian dari analisis kekritisan lahan ialah 16%, dimana nilai tersebut berdasarkan eror dari parameter penutupan lahan dan kelerengan yang masih cukup tinggi.
The KHDTK UGM management has limitations in data and the latest information concerning land criticality. There is a need for regular updates to the land criticality map, and the use of a model in creating this map for KHDTK UGM will be crucial to facilitate periodic analysis. Uncertainty analysis must be conducted to represent the reliability of the results presented. This research aims to present a land criticality analysis model that can simplify the making of a land criticality map, model the spatial distribution of land criticality levels at KHDTK UGM, and present the uncertainty value from the land criticality analysis results to represent the reliability of the results presented. The method used to develop the model uses ModelBuilder, referring to P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018 for weight determination. The TBE determination uses the Universal Soil Loss Equation (USLE) as one of the parameters for land criticality. The land criticality analysis process using the model is completed in 60 seconds, much faster than the manual method that takes 60 minutes. The spatial distribution of land criticality in KHDTK UGM shows the 'moderately critical' class has the largest area of 3,939 ha and the 'critical' class has the smallest area of 535 ha. The critical class becomes a consideration in prioritizing rehabilitation location activities. The uncertainty value from the land criticality analysis is 16%, based on errors from land cover parameters and slope, which are still quite high.
Kata Kunci : Lahan kritis, ModelBuilder, USLE, metode skoring, analisis ketidakpastian ; Critical land, ModelBuilder, USLE, scoring method, uncertainty analysis.