Resistensi antimikroba merupakan permasalahan kesehatan global yang serius. Fenomena ini juga terjadi di Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian pada populasi Indonesia. Sebagai upaya dalam mengendalikan permasalahan ini, maka pemerintah mengembangkan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di rumah sakit yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 8 tahun 2015. Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak dioptimalkan melalui kegiatan Penatagunaan Antimikroba (PGA). Penelitian ini dilakukan di rumah sakit di RS Bethesda Yogyakarta dengan tujuan yaitu untuk: (1) Mengevaluasi pelaksanaan PPRA di RS Bethesda Yogyakarta, (2) Mengevaluasi profil antibiogram di RS Bethesda Yogyakarta pada periode Januari – Desember 2020 dan Januari - Juni 2021, dan (3) Mengevaluasi perubahan pola mikroba, sensitivitas dan resistensi antimikroba di RS Bethesda Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain deskriptif. Implementasi PPRA dievaluasi secara kuantitatif menggunakan angket yang diadopsi dari daftar pertanyaan untuk analisis situasi dan evaluasi kegiatan penatagunaan antibiotik (PGA) dalam pedoman PGA di rumah sakit oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021. Indikator mutu PPRA yang dievaluasi yaitu pola bakteri, sensitivitas dan resistensi antibiotik dengan hasil yang disajikan dalam bentuk antibiogram. Perubahan pola bakteri, sensitivitas dan resistensi antibiotik dinilai dengan membandingkan antibiogram periode Januari - Juni 2021 dibandingkan dengan antibiogram yang tersedia di RS Bethesda Yogyakarta pada periode terdekat.
Hasil evaluasi implementasi PPRA di RS Bethesda menunjukkan bahwa seluruh responden menilai implementasi tersebut berada pada kategori sedang. Secara keseluruhan, terdapat 41 bakteri gram negatif dan 19 bakteri gram positif. Sebesar 34 antibiotik (18,48%) mengalami peningkatan sensitivitas, 20 antibiotik (10,87%) mengalami penurunan sensitivitas dan 130 antibiotik (70,65%) tidak mengalami peningkatan maupun penurunan sensitivitas dengan jumlah paling tinggi yaitu pada tingkat sensitif. Tim PPRA dapat meningkatkan dan mempertahankan sensitivitas antibiotik.
Antibiotic resistance is a serious global health problem. This phenomenon also occurs in Indonesia, as shown by various studies about antibiotic resistance on the Indonesian population. As an effort to control this problem, Indonesian government developed an Antimicrobial Resistance Control Program (ARCP) in hospitals which is regulated in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia no. 8 year 2015. Prudent use of antibiotic is optimized through Antimicrobial Stewardship Program (ASP) by the ARCP team. This research was conducted at Bethesda Hospital Yogyakarta. The aims of this study were to: (1) evaluate the implementation of ARCP in Bethesda Hospital Yogyakarta, (2) evaluate the antibiogram profile in Bethesda Hospital Yogyakarta in the period January – December 2020 and January - June 2021 and (3) evaluate changes in bacterial pattern, antibiotic sensitivity and resistance pattern in Bethesda Hospital Yogyakarta.
This research was an observational study with a descriptive design. The implementation of ARCP was evaluated quantitatively using a questionnaire adopted from a list of questions for situation analysis and evaluation of ASP in the ASP guidelines in hospitals by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2021. The bacterial pattern, antibiotic sensitivity pattern, and resistance pattern were presented as an antibiogram. Improvements in the pattern of antibiotic sensitivity, decreased antibiotic resistance were assessed by comparing the antibiogram period from January to June 2021 compared to the antibiogram available at Bethesda Hospital Yogyakarta in the nearest period.
The results of the evaluation of PPRA implementation at Bethesda Hospital showed that all respondents considered the implementation to be in the moderate category. Overall, there were 41 gram negative bacteria and 19 gram positive bacteria. There are 34 antibiotics (18.48%) that increased in sensitivity, 20 antibiotics (10.87%) decreased in sensitivity and 130 antibiotics (70.65%) did not increase or decrease in sensitivity with the highest number at the sensitive level. The ARCP team can improve and maintain antibiotic sensitivity.
Kata Kunci : PPRA, pola bakteri, pola sensitivitas antibiotik, pola resistensi antibiotik, ARCP, bacterial pattern, antibiotic sensitivity pattern, antibiotic resistance pattern