Evaluasi Pengelolaan Obat Program Tuberkulosis Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Riyani Kusumaningsih, Prof. Dr. Satibi, M.Si., Apt; Dr. apt. Nanang Munif Yasin, M.Pharm.
2023 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi
Tuberkulosis saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun internasional yang menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs), oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan obat yang baik. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran proses pengelolaan OAT, mengetahui tingkat kesesuaian proses pengelolaan OAT dibandingkan indikator mutu pengelolaan obat, dan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhinya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober–November 2022 di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Metode penelitian bersifat observational deskriptif, dengan melakukan observasi secara langsung menggunakan daftar tilik. Data kuantitatif diperoleh secara retrospektif yaitu dokumen pengelolaan OAT tahun 2020-2021, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara kepada responden yang dipilih secara purposive sampling. Analisis data kuantitatif diukur dengan menggunakan standar indikator yang telah ditentukan, data kualitatif dianalisis isi wawancara, disajikan dalam bentuk naratif.
Hasil evaluasi pengelolaan OAT di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu belum memenuhi standar indikator, yang ditunjukkan dengan 8 indikator tidak sesuai dengan standar pengelolaan obat yaitu ketepatan perencanaan; tingkat ketersediaan OAT; ITOR; stok kosong; stok kurang; stok aman; stok berlebih; dan OAT kedaluwarsa. Indikator yang memenuhi standar ada 5 yaitu ketepatan distribusi; organisasi; pendanaan; sistem informasi; dan jumlah SDM. Faktor-faktor yang memengarui pengelolaan OAT adalah jumlah yang direncanakan sedikit, berlebih dan tidak direncanakan, jumlah pemakaian lebih banyak dari sisa stok, jumlah stok sedikit, jumlah stok berlebih, koordinasi tim perencanaan serta pencatatan dan pelaporan belum optimal; kurangnya dana operasional dan alat tranportasi untuk distribusi OAT.
Tuberculosis is currently still a public health problem both in Indonesia and internationally which is one of the Sustainable Development Goals (SDGs) sustainable health development goals, therefore good drug management is needed. The purpose of this study is to determine the description of the OAT management process, determine the level of suitability of the OAT management process compared to drug management quality indicators, and find out the factors that influence it.
This study was conducted in October–November 2022 at the Bengkulu Provincial Health Office. The research method is descriptive observational , by making direct observations using a list of views. Quantitative data were obtained retrospectively, namely OAT management documents for 2020-2021, while qualitative data were obtained through interviews with respondents selected by purposive sampling. Quantitative data analysis is measured using predetermined indicator standards, qualitative data are analyzed interview content, presented in narrative form.
The results of the evaluation of OAT management at the Bengkulu Provincial Health Office have not met the indicator standards, which are shown by 8 indicators that are not in accordance with drug management standards, namely planning accuracy; OAT availability level; ITOR; empty stok; stok less; safe stock; excess stock; and OAT kedaluwarsa. There are 5 indicators that meet the standards , namely the accuracy of distribution; organization; funding; information systems; and the number of human resources. Factors affecting OAT management are small, excessive and unplanned amounts, more use than remaining stock, small stock, excess stock, coordination of planning teams and suboptimal recording and reporting; lack of operational funds and transportation tools for OAT distribution.
Kata Kunci : Evaluasi, pengelolaan obat, obat program tuberkulosis, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.